⚠️PERINGATAN!⚠️
Kisah ini mengandung unsur kekerasan, romansa dewasa, seksual, dan sejenisnya. Pastikan para pembaca telah berusia 21 tahun keatas dan bijak dalam membaca.Sementara itu, di Kantin khusus karyawan, Berli dan Srita sudah mulai berkumpul bersama dengan orang yang sangat membuat mereka kesal setiap harinya.
Wulan Adrima,
Seorang perempuan berusia 18 tahun yang berpindah profesi berkat Tuan Blue yang baru saja dipromosikan sebagai Beverage Manager. Tentu saja demi putri kesayangannya, seorang Ayah mampu melakukan segala hal untuk mewujudkannya, bukan?
Berli dan Srita mulai menerima kehadiran Wulan sebagai rekan kerjanya selama di bar. Mereka bahkan menjadi tiga sekawan yang tidak dapat dipisahkan.
"Ah aku masih kesal dengan Ria, mengapa dia begitu mudah mendapat kekasih? Seolah semua pria hanya tunduk padanya" Ucap Srita.
"Hei hei tahan kekesalan mu itu, apa kau masih menyukai senior itu?" Tanya Berli sembari memberikan tatapan penasaran.
"Tentu saja masih, senior sangat tampan dan senyumnya juga sangat manis" Jawab Srita tanpa ragu.
Berada ditengah-tengah kedua orang tersebut, Wulan kemudian memotong pembicaraan dengan topik yang baru agar tidak awkward.
"Hei, bagaimana kalau kita jebak saja Ria?" Ucap Wulan spontan.
"Jebak seperti apa yang kau maksud? AKu tidak ingin melakukan hal berbahaya yang dapat membuat ku membekam dipenjara"
Wulan memberikan kode. "Sssts... Kecilkan suaramu Berli".
Sementara mereka berdiskusi terkait sebuah rencana yang cukup matang. Bersamaan dengan hal tersebut, Bobby dan Waru masuk ke kantin, segera mereka duduk tidak begitu jauh dari tempat junior-juniornya menikmati makanan mereka.
Selesai mengambil jatah makan siang, Waru dengan ceria menyapa kumpulan juniornya di seberang meja tepat sebelah kiri mereka. Namun, percakapan serius yang penuh bisik itu tidak menghiraukan sapaan Waru.
Bahkan seorang Srita yang begitu menyukai Waru pun tidak sedikit pun tergerak untuk membalas sapaannya. Melihat hal tersebut, Bobby kemudian memasang kedua telinganya dengan baik untuk mendengar apa yang mereka bahas dengan kepala yang berasap seperti itu.
Perlahan Bobby mendengar beberapa kalimat yang tentunya semakin samar didengar.
"Pertama, kita cukup buatkan minuman kesukaan Kepala Butler, Tuan Rama... Lalu kita atur kembali...." Ucap Wulan pada Srita dan Berli dengan tatapan serius.
Bobby terus bertanya-tanya dalam benaknya, "sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan? Sampai harus berbisik seperti itu?"
Melihat Waru yang memberikan kode pada bobby, dalam kodenya ia mengatakan, "Mereka lagi ngapain sih?"
Bobby menjawab dengan menaikkan kedua bahunya, tanda bahwa ia juga tidak tau apa yang sedang dibahas oleh para junior mencurigakan itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Purple Rose
Mysterie / Thriller"Sudah kubilang, aku hanya menunggu sampai orang itu melakukan dosa terburuknya" ucap seorang wanita berambut ungu dengan sorot mata tajamnya, sambil terus menerus menghisap rokoknya. Dosa apa yang dimaksud? Siapa dia sebenarnya?