⚠️WARNING⚠️
Kisah ini mengandung unsur kekerasan, romansa dewasa, seksual, dan sejenisnya. Pastikan para pembaca telah berusia 21 tahun keatas dan bijak dalam membaca.
Setelah selesai mengisi semua formulir dan test, Wulan dipersilahkan meninggalkan ruangan.
Berikutnya Srita kemudian Berli, semuanya benar-benar hanya interview melalui isi formulir dan test saja. Nona Tara menginformasikan bahwa lolos dan diberikan posisi akan diberitahukan melalui email dalam waktu 1x24 jam.
(07.00 Plum Coffee)
Tara menelpon seseorang, yang mana percakapannya tampak serius, sembari ia mempersiapkan cafe untuk memulai operasionalnya nanti di jam 8 pagi. Sesekali Tara mencoba untuk membersihkan bar dan meja tamu.
Ia dengan telaten menyiapkan semua keperluan cafe namun tidak sekalipun menyalakan mesin kopi dan mesin lainnya yang memang diperlukan.
"Posisi Barista berikan pada Srita, ia lah yang paling pandai membuat segala macam kopi" Ucap seorang wanita pada telepon.
"Baiklah, kau bosnya" Sahut Tara sigap.
Tak lama kemudian, Wulan, Srita dan Berli datang bersamaan. Tara mempersilahkan mereka masuk, lalu menjelaskan berbagai macam tentang profil cafe, peraturan, budaya kerja, jam operasional dan gaji yang akan mereka peroleh besarannya.
Berli mencatat segala informasi yang disampaikan oleh Nona Tara berupa poin penting, kurang lebih isi catatannya seperti ini:
Jam operasional: 09.00 - 16.00 sore
Prosedur bekerja: 1 jam persiapan, 4 jam kerja, 1 jam istirahat, 1 jam closing
Prosedur prepare dan opening: siapkan seluruh keperluan, mulai dari mesin kopi, blender, listrik, juicer, utensil, dsb.
Prosedur closing: cuci semua peralatan, bersihkan setiap sudut cafe, buang sampah, berikan tanda pada setiap kemasan produk yang sudah terbuka dengan tanggal dibuka.
Cafe dibuka hanya setiap hari rabu - minggu, tidak tersedia shift kerja, pekerjaan hanya dibagi per preparing, opening dan closing.
"Nona, apakah aku boleh bertanya?" Ucap Wulan penasaran.
"Ya tanyakan saja"
"Siapa yang mendapatkan posisi sebagai Barista?" Tanyanya lagi.
"Ah untuk itu, tunggu sebentar ya, aku masih harus menjelaskan sistem kerja, mohon bersabar"
Mendengar pernyataan Nona Tara, Wulan langsung terdiam, sementara Srita dan Berli masih sibuk mencatat informasi terkait sistem kerja dan resep yang dibagikan pada mereka.
Srita merasa resep itu sedikit familiar, semua resep itu benar-benar sama dengan yang ada di International Country, meski sedikit perbedaan dibagian brand yang digunakan.
"Resepnya benar-benar mirip, apa pemiliknya ternyata masih berhubungan dengan International Country ya?" Tanya Srita di dalam hatinya.
Tara menjelaskan bahwa gaji yang akan diterima sebesar 5.000.000 per staff, jika staff berhasil menaikan jumlah penjualan maka staff tersebut akan mendapat bonus, serta setiap tipping akan dibagi rata, pemberian gaji setiap bulannya akan disesuaikan dengan tanggal mereka mulai bekerja.
"Berarti setiap tanggal 14 ya?" Gumam Berli dalam hatinya.
Lalu, sampailah pada informasi yang sejak tadi sudah ditunggu-tunggu oleh Wulan dengan penuh kesabaran.
"Baiklah, untuk posisi, setelah aku berdiskusi dengan pemilik Plum Coffee, maka akan diputuskan seperti ini:
Posisi Barista dimiliki oleh Srita Yantari.
Posisi Kasir dimiliki oleh Berli Anna.
Posisi Waitress dimiliki oleh Wulan Bii Luna.
Ada yang ingin ditanyakan?" Jelas Tara.
Mendengar hal itu Wulan terkejut karena bahkan dirinya justru ditempatkan sebagai Waitress. Ia ingin sekali menjadi Barista hanya agar tidak terlalu mengemban pekerjaan dan tugas yang berat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Purple Rose
Mystery / Thriller"Sudah kubilang, aku hanya menunggu sampai orang itu melakukan dosa terburuknya" ucap seorang wanita berambut ungu dengan sorot mata tajamnya, sambil terus menerus menghisap rokoknya. Dosa apa yang dimaksud? Siapa dia sebenarnya?