Sejak kedatangan karyawan baru, mereka menjalani training session selama 1 bulan penuh. Hari-hari berlalu cukup singkat, aku dipertemukan oleh orang-orang baru tersebut dan kami menjadi teman yang cukup akrab.
Srita dan Berli seringkali mengungkapkan bahwa mereka sangat tidak menyukai cara Wulan bersikap pada orang lain.
"Wanita itu sungguh kasar dan pemalas, aku sangat tidak suka dia" ucap Srita terang-terangan berkomentar mengenai Wulan.
Aku tidak pernah ikut campur atas ketidaksukaan mereka terhadap suatu hal sampai ada masa dimana aku seringkali di Whatsapp oleh Navy.
Percakapan kami tidak terlalu banyak, tentu karena aku menghindari pria genit tersebut. Ia kerap mengirimkan foto-foto aktivitasnya selama bekerja, tak jarang juga mengirimkan video saat ia mau tidur namun tentu saja aku tidak pernah membalas pesannya tersebut.
(11.00 – Rest Area Employees Only)
Tepat di jam istirahat, aku ikut kumpul bersama teman-teman dari departemen yang berbeda.
Saat itu ada sekitar 7 orang pria, 4 diantaranya dari departemen F&B Product atau yang sering dikenal sebagai departemen kitchen, 2 orang lainnya berasal dari departemen F&B Service atau Waiter, 1 lagi tentu saja teman ku Bobby.
Mereka terlihat sangat akrab menyapa ku yang notabene perempuan sendiri di ruang istirahat khusus karyawan. Aku menyalakan rokok dan mulai menghisapnya perlahan.
"Hei Ria, kau merokok? Memangnya sejak kapan?" ucap salah satu dari mereka, pria tinggi dan berbadan bongsor itu berbicara sambil mengeluarkan asap vape dari mulutnya.
"Roy, kau tak tau? Ria sudah merokok sejak ia di usia remaja" jawab Bobby sambil memajang wajah heran.
"Aku tak tau, tak begitu memperhatikannya" ucap Roy.
Aku hanya melanjutkan lamunan ku sambil terus menghisap rokok murahan ku itu. Ada satu orang yang menarik perhatian ku, pria bertubuh tinggi dengan struktur tubuhnya yang atletis sibuk membaca komik online.
Orang itu adalah karyawan bagian dari departemen F&B Product, ia selalu ditempatkan di bagian grilling.
Sifatnya yang pendiam selalu bikin penasaran orang lain, tapi dari sorot matanya terlihat sekali ia hanya sedang menyembunyikan sesuatu.
"Hai, namamu siapa? Sepertinya aku baru melihatmu?" tanya ku pada pria tersebut.
"Ah hai Ria, nama ku—"
"Namanya Zeus, sama seperti raja petir di kisah dewa-dewi Yunani" Sahut Bobby, lagi-lagi dengan wajah sedikit cemburu.
"Hei bob, biarkan Zeus yang menjawabnya, kau ini kenapa suka sekali menyela percakapan orang lain" ucap Roy tegas.
Sementara mereka bertengkar soal itu, aku kembali menyapa Zeus, kami berkenalan dan juga menjadi teman. Pria itu selalu memakai masker putih saat bekerja, aku jadi ingin tau seperti apa rupanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Purple Rose
Misterio / Suspenso"Sudah kubilang, aku hanya menunggu sampai orang itu melakukan dosa terburuknya" ucap seorang wanita berambut ungu dengan sorot mata tajamnya, sambil terus menerus menghisap rokoknya. Dosa apa yang dimaksud? Siapa dia sebenarnya?