BAB 25 Istirahat

56 7 4
                                    

.
Yo...!!! Jumpa lagi...!!!
Mau up tdi mlm eh malah kelupaan hehe...
.
Langsung baca aja deh...
.
Tapi, sblmya mau minta maaf dlu btw, keknya chapter ini agak mengandung unsur² lain.
Kek mana tuh? Gtw juga, lngsung baca aja ya😩
.




"Lyon...!!!" panggil Bahri berlari menghampiri Lyon yg duduk di kursi tunggu depan ruang UGD. Di belakangnya ada Delvin, Gyan, dan Ivan yg membuntutinya

Mereka datang setelah berhasil menelpon Lyon beberapa kali, dan mereka mendapatkan kabar klo penghuni kos kecelakaan.

"Keadaan lo gimana?" tanya Gyan.

"Bang..." panggil lyon lirih melihat abang-abangnya yg lain datang, keadaannya sungguh memprihatinkan.

Lyon masih mengenakan baju yg penuh darah, bukan darahnya tapi darah dari menolong abang-abangnya tadi. Meski ia tidak menangis tapi raut wajahnya penuh dengan kesedihan, juga kecemasan dan ketakutan yg tergambar dengan jelas. Mereka ikut sedih dengan apa yg terjadi.

Bahri yg tak tega dengan keadaan Lyon memeluknya. Lo hebat Yon, biasanya lo udah nangis dari awal pastinya, tapi lo hari ini hebat banget, batin Bahri. Saat Bahri dan abang yg lainnya memeluknya tangis Lyon pecah, seketika rasa ketakutan tadi tiba-tiba menyerangnya kembali.

Mereka membiaran Lyon menumpahkan segalanya, karna pasti itu bukan hal yg menyenangkan untuk dialaminya.

.

.

.

Cekkleekkk...

Pintu UGD terbuka, menampakkan dokter yg keluar dari ruangan. Mereka bergegas menanyai keadaan para penghuni kos yg selesai di periksa.

"Bagaimana keadaan teman kita Dok?" tanya Ivan.

"Keadaan keempat pasien saat ini sudah baik-baik saja. Meski ada beberapa luka goresan yg perlu diperhatikan selama beberapa hari. Agar lebih cepat membaik" ucap dokter. "Klo begitu saya permisi dulu" lanjutnya.

"Silahkan, terimakasih banyak Dok" ucap mereka.

Mereka memasuki kamar pasien dimana para penghuni kos dirawat. Lebih tepatnya kamar tempat Haidar dirawat, karena yg tiga lainnya sudah diobati dan diperbolehkan pulang, mereka sudah sadar.

Zain terkilir pergelangan tangannya, Aksa terkilir pergelangan tangannya juga kepalanya tergores pecahan kaca mobil, Satria kepalanya terbentur jendela mobil dan tergores pecahan kaca. Mereka bertiga tidak sadar diri sesaat setelah kecelakaan karena shock dan akibat benturan di kepala.

Sedangkan Haidar ia yg lumayan parah, tulang tangannya patah sehingga ia harus di gips untuk beberapa minggu tergantung seberapa cepat pemulihannya. Selain itu, kepalanya adalah bagian yg terbentur sangat keras, terdapat goresan di pipinya karena terkena pecahan kaca, akan tetatapi kata dokter itu bisa sembuh.

Haidar belum bangun untuk sementara, namun dokter sudah mengatakan jika pasien sudah baik-baik saja, mungkin pasien sedang istirahat.

Jadilah mereka berkumpul di ruang rawat inap Haidar.

"Ly lo ganti baju dulu sana" ucap Zain.

Lyon yg tengah duduk di samping ranjang Haidar menggeleng.

"Ntar Bang Hai gk mau bangun klo lo yg bau gitu duduk di sampingnya" ucap Satria, niatnya supaya Lyon mau membersihkan diri dulu.

"Iya Yon, lagian ntar Bang Haidar ada kita yg jagain kok" ucap Aksa.

"Lo bersihin diri lo dulu, ganti baju, terus bawa boneka singa lo, pasti Bang Hai seneng" ucap Gyan.

Bambang's Boarding HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang