.
Baru belasan chapter aku udah bingung aja mau gimana ngelanjutinnya haha...
.
Klo masih minat sama ni cerita langsung baca aja ya...
.
Btw chapter kli ini agak panjangan...
.Biasanya tiap pagi pukul 7:30 para penghuni kos Pak Bambang sudh berkumpul di meja makan untuk sarapan. Tapi sampai pukul 08:00 belum ada yg terlihat batang hidung para penghuni kos Pak Bambang. Apakah karena weekend? Mungkin lebih tepatnya karena mereka semua begadang tadi malam. Terlihat dari ruang TV yg masih berhamburan stick game dan beberapa snack yg belum sempat dibersihkan. 30 menit berlalu akhirnya ada tanda-tanda kehidupan di kos Pak Bambang.
Satu orang dengan malas menuruni tangga menuju dapur, mengambil gelas dan menuangkan beberapa sendok susu. Kemudian ia berlalu mengisi teko listrik dengan air dan menyalakannya. Masih dengan rasa kantuk yg menyerangnya membuatnya memilih menenggelamkan kepala dengan tumpuan tangan di meja makan.
"Lo ngapain Yon?" tanya Bahri yg keluar dari kamar mandi. Lyon dengan malas menengok siapa yg memanggilnya dan hanya menunjuk teko listrik yg menyala menjawab pertanyaan Bahri.
"Yg lain?" tanya Bahri lagi. Namun tidak dijawab Lyon karna ia memilih untuk kembali membenamkan wajahnya di meja.
Bahri hanya menggelengkan kepala gemas melihat kelakuan bontot kosnya itu. Gemes deh klo lagi gk tantrum, batin Bahri. Ia kemudian berlalu masuk kamarnya.
Beberapa menit kemudian muncul Aksa dengan muka bantalnya keluar dari kamar menuju ke dapur yg ternyata mengambil air minum.
"Siapa nih yg masak air?" gumam Aksa yg melihat teko listrik nyala tapi belum menyadari ada orang lain di meja makan.
"SIAPAA YG MASAK AIR DITINGGAL WOIII...!!!" teriak Aksa. Yg berhasil membangunkan penghuni kos lainnya.
Haidar, Iwan, Zain, Gyan dan Delvin keluar dari kamar mereka masing-masing mendengar teriakan Aksa dengan keadaan masih memakai baju tidur.
"Apaan Sa?" tanya Zain yg masih berusaha membuka matanya menghampiri Aksa, begitupun yg lain.
"Nih, siapa yg masak air gk dimati-matiin?' tanya Aksa menunjuk teko yg dari tadi yg sudah berbunyi.
Yg lain hanya menggeleng pasrah tidak tahu menahu siapa itu.
"Lyon itu Bang" celetuk Bahri yg berjalan kea rah ruang Tv.
"Lyon?"
"Mana tuh anak? Kok masak air ditinggal ngilang baek" omel Haidar yg nyawanya sudah kumpul. Sedangkan Iwan, Zain, dan Delvin memilih untuk bergabung dengan Bahri karna masih proses ngumpulin nyawa.
"Lah tadi Lyon masih di dapur Bang, nunggu air sambil tiduran" ucap Bahri.
"Kagak ada Lyon di dapur Ri"
"Klo gelasnya ada" ucap Gyan.
"Lah tadi perasaan ada deh orangnya" ucap Bahri beranjak ke dapur memastikan, tapi memang di meja dapur tidak ada keberadaan orang pun, apalagi Lyon, gk ada kelihatan dimana human satu itu.
"LYOOONNNN, lu masak air main tinggal aja" teriak Aksa, menurutnya Lyon mungkin balik lagi ke kamarnya tuh anak.
Jedukkkk!!!
Suara sesuatu yg kepentok, renyah betul suaranya asli. Mereka pun mengarah ke sumber suara, dengan tercengang.
"Hah, sudah mateng airnya Bang" ucap Lyon dengan suara khas bangun tidurnya.
"Lyonn?!" teriak yg ada di dapur kaget.
"Lo ngapain disitu?" tanya Haidar tak percaya.
"Bukannya lo tadi ada di atas meja kok jadi muncul dari bawah meja gitu sih?" ucap Bahri yg ikut kaget juga melihat Lyon keluar dari bawah meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bambang's Boarding House
RandomKos Pak Bambang kini terisi sembilan orang pemuda yang sedang menempuh pendidikan jauh dari keluarga mereka. Mereka adalah mahasiswa yang tentunya kesibukannya adalah kuliah setiap hari. Sebagaimana kehidupan anak kos di luar sana, begitulah yang te...