13

6 2 0
                                    

Vote!!

🍂


Flashback on

"Kamu suruh aku buat kasih rasa perhatian aku ke anak haram kamu itu?!".

"Dia ga bersalah ma! Dia itu ga bersalah!".

Seorang lelaki paruh baya dan istrinya sedang beradu mulut di dalam kamar.. pembahasannya yaaa tak jauh-jauh dari Amel.

"Please ma.. kasian Amel dia itu butuh kasih sayang dari seorang ibu.. mama juga dulu pengen banget kan punya anak perempuan?".

"Tapi dari rahim mama sendiri bukan dari rahimnya Natasya!".

"Apa salahnya kamu kasih perhatian dan kasih sayang yang sama kayak kamu kasih ke Rafael? Coba terima Amel kayak orang tua mama terima mama dulu".

"Apa Maksud kamu?!".

"Kamu dulu juga bukan anak kandung orang tua mu kan?".

"Kok kamu jadi ungkit-ungkit masa lalu aku?"

"supaya kamu bisa mencontoh ibu kamu ma.. dia bisa terima kamu walaupun kau bukan berasal dari rahimnya sendiri.. ".

"Aku mohon..".

Wilda kemudian mengangguk.. mungkin menyerah beradu mulut tiap hari karena masalah ini?.

"Makasih ma", ucap hartawan yang memeluknya erat sambil tersenyum.

"Aku ga janji ya pa.. tapi aku coba untuk terima dia"

Flashback off .

Ini baru pertama kalinya bagi Amel merasakan hangatnya pelukan ibu yang tulus memeluknya, hangat rasanya.. tapi tak ada gunanya lagi bagi Amel.. hatinya sudah sangat sakit dengan semua ini..

"Lepas!".

Tubuh Wilda di dorong oleh Amel hingga membuat wanita itu hampir terjatuh tapi di tahan oleh Rafa.

"Amel! Kamu ini kenapa sih?! Kenapa kamu dorong mama kamu?", bentak hartawan membuat Amel menatapnya Dengan senyuman sinis.

"Kenapa?! Papa ga suka kalo aku perlakuan istri papa kayak gitu?!".

"Berani ya kamu sekarang sama papa!".

"Iya dong of course! Ini Amel yang sekarang.. ga ada lagi Amel yang bodoh!", ucap nya dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Hartawan menghela nafasnya berat menyadari bahwa dirinya telah membentak Amel.

"Kamu lebih baik istirahat..".

"Ga mau! Ga usah paksa aku!!".

"Ini demi kesembuhan kamu Amelia! Kamu tuh baru banget buka perban! Kalo kamu banyak gerak nanti ginjalnya sakit.."

"Ginjal.. Ginjal.. Ginjal.. itu terus yang di bahas!! Asalkan papa tau aku ga butuh ginjal ini pa! Hiks..".

Gadis itu kembali menangis dengan keras.

cantik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang