24

1 1 0
                                    

Setelah memetik teh yang ada di perkebunan tadi sekarang mereka kembali kerumah tapi di perjalanan ada seseorang yang buat onar.

Bughh!

Satu pukulan mendarat tepat di wajah seorang lelaki.

Bughh!.

Lalaki itu membalas pukulan nya, ia tak terima di pukuli begitu saja tanpa ada perlawanan.

Bughh!.

Lelaki yang ia pukuli memukulinya lagi.

Bughh!
Bughh!.

Seorang gadis menendang perut kedua lelaki itu dengan keras membuat keduanya agak berjauhan sekarang.

"Kampung orang bangke! Mau sok jadi pahlawan?", tanya Amel sambil melihat dua lelaki di samping.

"Dia dulu yang mulai Mel!", ucap Cellou membela dirinya.

"Gw ga peduli siapa yang mulai dulu! Kalo mau berantem jangan di sini! Di hutan aja sana! Lo ga liat orang-orang di sini pada ketakutan liat kalian berantem?! Otak tuh di pake!".

Cellou melihat sekeliling ternyata banyak orang yang melihat mereka berkelahi tadi, ia tak sadar tapi.

"Kalian berdua ikut gw".

"Tapi-", bantah si lelaki.

"Mau ikut gw atau mati di tangan gw?", lelaki itu bungkam dan tak berani menjawab.

Saat Amel tendang tadi perutnya terasa sangat sakit, ia tak mau mati sekarang hanya gara-gara seorang gadis.

Mereka berdua mengikuti langkah Amelia yang pergi menuju mobil.

"Masuk".

Mereka berdua memenuhi ucapan Amelia dan masuk ke dalam mobil, Cellou berada di kursi samping pengemudi dan si lelaki tadi di belakang.

"Biar gw yang bawa", ucap Cellou melihat Amel duduk di kursi pengemudi.

"Ga usah".

"Gw cwo Mel, gw ga bisa biarin cwe yang boncengin gw".

"Diem"

🍂

"Pak kades saya ga salah dong! Dia yang duluan mukulin saya", ucap seorang lelaki pada pak kades.

Amelia hanya memperhatikan mereka dari kejauhan di dalam mobilnya dan tak lama Gilang dan yang lain datang ke kantor pak kades.

"Mel, Cellou mana?", tanya Gilang.

Amelia menunjuk ke arah Cellou membuat Gilang menghampiri nya.

"Kok bisa sih mereka? Gimana ceritanya?", tanya Jesi.

"Ga tau, gw aja di kasih tau sama orang desa".

"Udah di bilangin juga, jangan bikin onar!".

"Maklum sok berkuasa".

"Kenapa kamu mukulin Aryo?" Tanya pak kades pada Cellou.

"Dia mau berbuat mesum sama perempuan pak".

"Lo jangan sembarang ngomong ya!".

"Gw bener kok! Gw liat Sendiri kalo Lo diem-diem raba-raba paha pertemuan itu".

"Apa itu benar Aryo?" Tanya pak kades mendapatkan gelengan kepala dari Aryo.

"Ga bener pak! Saya tadi cuma bantuin dia bersihin rok nya".

"Pak, kalo bapak ga percaya bapak bisa tanya sama perempuan itu apa yang ni cwo lakuin ke dia", potong Cellou.

cantik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang