—Halaman ini dipublikasikan pada 30.09.2024
Jin Daoying, seorang sarjana berpendidikan tinggi yang kini mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak bangsawan. Pria tergolong muda itu mengampu mata pelajaran khusus Ilmu Budaya dan Sosial, mengingat biografinya yang telah melalang buana sampai ke Yunani Raya.
Selain itu, Jin Daoying juga dikenal dengan kemampuan berbahasanya, pria itu mampu berbicara bahasa Yunani, dan Anglosaxon—yang kini malah menjebak dirinya untuk mengajar bocah badung penyebab migrain berkepanjangan seperti Heraestus. Pangeran Macedonia yang sedang menjalani studinya di Dinasti Tang.
Terkadang, Daoying ingin menyerah menghadapi pemuda berdarah Yunani itu.
"Pangeran Heraestus, apa menurutmu pemikiran filsuf Yunani seperti Aristoteles dapat diterapkan pada sistem pemerintahan kita?" Daoying bertanya dengan sabar, meski wajahnya tidak berkata demikian.
Heraestus mencuri pandang pada Huang Anwen di sebelahnya, yang mana anak itu langsung mendelik dan memukul pahanya. "Jangan bilang kau tidak mengerti?"
"Memang?" Kedua alis Heraestus terangkat.
"Wah, Aristoteles mungkin sedang menangis melihat keturunannya berkualitas rendah sepertimu."
Heraestus mendengkus, Anwen tidak membantu dan malah mencercanya habis-habisan dengan kalimat pedas. Kemudian matanya menjelajah ke setiap sudut ruangan, sampai tatapannya jatuh pada Putra Mahkota yang duduk di hadapannya.
"Pangeran Heraestus?" Daoying bertanya sebab tak kunjung mendapat jawaban.
Dengan wajah serius, Heraestus menoleh. "Pangeran Mahkota mungkin bisa menjelaskannya." Gelak tawa terdengar setelahnya, karena Heraestus tidak membalas pertanyaan Daoying dan malah melemparnya mentah-mentah pada Pangeran Yuanxi—Yanxi.
Yanxi yang tiba-tiba dilempari pertanyaan oleh pemuda Macedonia itu tersentak. "A-aku...?"
Daoying menepuk jidatnya sendiri, rasanya ingin melempar bocah badung itu dengan balok tinta jika tak mengingat identitasnya sebagai Pangeran. "Pangeran Heraestus..." geramnya.
Heraestus meringis. "Saya tidak mengerti, karena itu saya serahkan pada Pangeran Yuanxi," balasnya jujur mengundang tawa lagi, sedangkan Anwen hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah teman Yunani-nya itu.
"Kau keterlaluan, Heraestus. Sebentar lagi kau akan—"
"Pangeran Heraestus, buat esai seribu kata tentang hubungan politik Macedonia dan Dinasti Tang, serahkan kepadaku besok pagi." Keadaan berubah menjadi hening, suara tawa lenyap seketika, meninggalkan ketegangan yang tersisa dengan ekspresi Daoying yang tak bersahabat.
"1000 kata?! Yang benar saja?!" Protesnya seolah dia dijatuhi hukuman mati tanpa alasan yang jelas. "Guru, bolehkah aku memberi penawaran?" Anak itu malah mencoba untuk bernegoisasi.
"Bagaimana dengan tugas menyalin saja?" Heraestus menatap Daoying penuh harap.
Daoying menggeleng tegas. "Terakhir kali kau bukannya menyalin buku sejarah, kau malah menyalin isi novel dewasa, Pangeran Heraestus."
Sontak para anak bangsawan mengatup mulut mereka rapat-rapat, menahan tawa mendengar tindakan Pangeran Macedonia yang buat geleng-geleng kepala. Pantas Raja Macedonia mengirim putranya jauh dari rumah, mungkin sudah menyerah menghadapi tingkah diliat nalar Heraestus.
Pemuda berkulit tan itu meringis tanpa merasa bersalah.
"Permisi, Guru Jin." Yanxi mengangkat tangan. "Bolehkah saya menggantikan Pangeran Hanwei untuk menjawab pertanyaan barusan?" Tatapan mata lugunya terarah pada Heraestus yang kini menatapnya berbinar-binar. Seolah baru saja menemukan harta karun terpendam di bawah laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Falls For The Sun [KUNYANG]
Fanfiction"Aku bersumpah akan mencintaimu di seluruh kehidupanku, Pangeran." "Maka jiwa dan ragaku hanya akan menjadi milikmu, Jenderal." ©Greysuns