—Halaman ini dipublikasikan pada tanggal 2024年12月18日
"Permaisuri..." Li Qianwu membungkukkan tubuhnya memberi penghormatan.
Liu Meiling yang sedang menikmati teh bunga telang paginya mengangkat tangan, menyuruh Jenderal Besar Dinasti Tang untuk duduk di kursi sebrangnya.
Li Qianwu mengangguk, lantas mendudukkan diri setelah dipersilahkan oleh tuan pemilik paviliun.
"Jenderal, aku ingin berterimakasih," ucanp sang Permaisuri tanpa basa-basi setelah menandaskan cangkir pertamanya. "Terimakasih telah menepati janjimu sebelumnya..." Liu Meiling menolehkan kepala sekilas untuk melihat ekspresi Li Qianwu meski sia-sia karena pria itu hanya diam menanti dengan sebelah alis terangkat. "...kau melatih A-Xi dengan baik."
"Permaisuri tidak perlu sungkan."
Liu Meiling tersenyum tipis, "Selanjutnya akan merepotkan Jenderal lagi..."
"Perintahkan sebanyak apapun yang Permaisuri inginkan, saya tidak akan menolak." Jenderal Li menyahut, seolah tahu kemana arah pembicaraan ini.
Permaisuri tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak tertawa kecil. Bagaimana ini? Jenderal Besar mereka jatuh cinta pada sosok yang seharusnya dia lindungi. Apa kata dunia nanti?Namun Liu Meiling tidak berani menyinggungnya, menyadari setiap ketulusan Li Qianwu, kasih sayang pria itu yang begitu nyata untuk Putra Bungsunya.
'Li Zhongwei bahkan tidak akan mampu mencintai A-Xi sebesar Pangeran Qianwu mencintainya...' Liu Meiling berkata miris dalam hati.
Mendengar tawa langka kakak iparnya, Li Qianwu tersenyum tipis. Sama sekali tidak merasa tersinggung, tetapi senang melihat kakak iparnya itu akhirnya bisa berekspresi sedikit manusiawi setelah menampilkan wajah sinis selama bertahun-tahun.
'Pernikahan yang tidak menyenangkan ya...' pikir Jenderal Li. Seumur hidup adalah waktu yang lama, jika tidak dihabiskan dengan saling mencintai, atau mencintai sepihak, juga sama dengan menempatkan diri dalam kesengsaraan.
Perasaan manusia adalah hal terumit yang pernah ada.
"Pangeran Qianwu—" Permaisuri mengganti panggilannya, ingin lebih familiar dengan adik iparnya "—aku tidak tahu seberapa besar kau mengasihi putraku." Masalah Li Qianwu menyuruh jongosnya berkelana sampai ke Xuancheng sudah dia dengar. Jenderal Besar Dinasti Tang tidak tanggung-tanggung mencari tabib terbaik hanya untuk sekedar membuatkan suplemen penambah stamina untuk si Bungsu.
'A-Xi, Ibu lega semua orang mengasihimu dengan pantas...'
"Tapi aku berharap kau akan terus melindunginya..." Kepala Li Qianwu dipenuhi tanda tanya. Kalimat ini seolah penanda dari sebuah...
"Aku akan pergi untuk beberapa waktu untuk menenangkan diri," sambung Liu Meiling sambil mengangkat teko untuk mengisi gelasnya, juga untuk adik iparnya meski tadi Li Qianwu sudah berniat melakukannya. Namun Liu melarang dan menyuruhnya untuk diam mendengarkan.
Jenderal Li menerima gelas yang disodorkan sang Permaisuri dengan kebingungan, "Permaisuri..."
"Sebuah pengasingan."
Kedua mata sang Jenderal melebar. Pengasingan? Apa ini sebuah hukuman? Apa yang dilakukan Liu Meiling sampai kakaknya mengirim Permaisuri kesayangannya itu memasuki sebuah pengasingan? Apa ini?
"Anda bercanda?"
"Tidak." Liu Meiling tersenyum simpul. "Aku hampir menggila yah kurasa..." Pandangannya tertuju pada kolam ikan di taman paviliunnya "Aku tidak bisa melihat A-Xi terluka dan—" volume suaranya mengecil "—aku hampir berniat menikam A-Yuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Falls For The Sun [KUNYANG]
Fanfiction"Aku bersumpah akan mencintaimu di seluruh kehidupanku, Pangeran." "Maka jiwa dan ragaku hanya akan menjadi milikmu, Jenderal." ©Greysuns