Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ilustrasi
🐰🐰🐰🐰
One hurts, all will hurt One sad, all sad ...
KembaliBaca Chapter 22. Biar nyambung lagi,karena author ga update 2 hari Tkut nya kalian lupa sama cerita yang sebelumnya Terjadi di chapter 22✨
Happy Reading Everyone 💕
23. HAMPA KEMBALI
Mereka semua bergerak ke lokasi tempat Zall kecelakaan,kecuali Osvaldo dan Fiko yang masih menunggu operasi Zall selesai,Ryu meminta semua bantuan dari anak geng motor untuk mengumpulkan Bukti atau jejak yang di tinggalkan.
Ryu menggaruk leher belakang nya karena sudah lelah mencari bukti di lokasi tapi sama sekali tidak ia dapatkan.
" Yang nabrak bukan Cuman sekedar nabrak,ini semua ulah orang yang sudah berpengalaman " Kata David. Ia juga sudah lelah mencari bukti.
" Feri udah selesai? " Tanya Hengky ke Ryu,karena cctv adalah hal paling penting sekarang.
Ryu menggeleng. " Kata feri cctv udah di sabotase, maka dari itu dia mutar otak buat dapatin rekaman cctv itu lagi,tapi kata feri Mustahil " Ryu dengan wajah datarnya.
Bastian mendengar itu langsung berdecak kesal. " Gimanapun caranya,kita harus Nemu bukti! " Bastian mengeraskan rahangnya.
Mereka kembali mencari bukti sampai tengah malam,tapi hasilnya tetap nihil. Mereka duduk lesehan di aspal,jalanan kecelakaan Zall ini termasuk jalanan sepi lalu lintas,ntah kenapa Zall melewati jalan ini.
" Apa kita langsung datangi Aron?! " Kesal Hengky.
Ryu mendengar itu langsung melotot ke arah Hengky. " Cara otot ga bakal nyelesain masalah ini untuk sekarang!! " Ryu dengan ekspresi kesal.
" Terus kita harus apa sekarang! " Kata Capri.
Bastian mendekatkan dirinya ke arah David. " Lo dekat sama ceca kan? " Bastian dengan posisi merangkul pundak David.
David mengangguk pelan menatap ke Bastian aneh. " Kenapa? " Tanya David.
" Ajak dia ketemu, " Kata Bastian.
Sontak itu membuat semua mata tertuju ke arah Bastian. " Gue bakal tanggung jawab tentang Ceca " Sambung Bastian.
" Apa hubungannya sama dia?! " David Mengerutkan keningnya bingung ke arah Bastian.
