Bab 19. Tanggamus

255 43 5
                                    

Empat Bulan Kemudian..

Pekerjaan di pabrik hanya enam hari dalam seminggu. Para pekerja di liburkan selama sehari, hanya beberapa yang tetap bekerja bergantian memastikan keamanan.

Dua hari dalam seminggu, Riga dan Rila pulang ke ibu kota, dan di hari minggu Rila libur seperti pekerja pada umumnya.

Ketika di kota kegiatan mereka memeriksa data-data perkembangan juga pengeluaran di ruang kerja kediaman Riga.

Beruntung begitu kembali dari kabupaten Tanggamus, Riga telah memiliki seorang asisten rumah tangga, bernama bik Nur, wanita paruh baya berusia hampir 50 tahun. Sehingga lebih memudahkan Rila dalam bekerja karena dia hanya fokus pada pekerjaannya dan pada Riga tanpa harus mencuci wadah dan mengumpulkan pakaian kotor sang pria untuk di bawa ke laundry. Terlebih lagi kehadiran orang lain di sana dapat meredam gosip yang bukan-bukan jika dia dan Riga hanya berdua di rumah.


***

"Siap kembali ke kabupaten Tanggamus Ri?" tanya Riga begitu Rila muncul dari balik pintu kamarnya dengan sebuah koper yang di seret.

"Siap dong om"

Riga pamit pada kakek dan nenek dari Rila yang setia menemani di ruang tamu selagi Rila mengemasi keperluannya. Dan sebagai seseorang yang bertanggung jawab pada Rila, mereka berpesan pada Riga agar menjaga cucu mereka.

"Iya pak, buk, kalian nggak usah khawatir. Saya rasa saya memang sudah lama bertanggung jawab pada Rila"

Rila tak paham maksud Riga berkata demikian. Tapi secepatnya dia membuat kesimpulan jika dirinya memang sudah lama di perhatikan oleh Riga dan mendiang istri nya ketika dirinya masih bersekolah dulu.

Sekali lagi Rila takzim pada kakek dan neneknya sebelum pergi bersama Riga. Kopernya sendiri telah di bawa oleh Riga ke mobil.

Perjalanan di isi dengan bercakap-cakap maupun nyanyian. Bik Nur yang duduk di kursi belakang, hanya tersenyum-senyum melihat tingkah dua insan di kursi depan.

Perjalanan usai begitu Riga memutar kemudi memasuki halaman rumahnya.

Masing-masing membawa koper mereka dan memutuskan beristirahat sebelum mendatangi pabrik sebentar lagi. Bahkan bik Nur pun di minta beristirahat, masa kerjanya terbilang besok.

"Om, ayo ke pabrik" ajak Rila bersemangat, dia tak ingin tinggal diam.

"Kamu nggak capek Ri?"

"Nggak"

"Yah sudah, ayo"

Ke-duanya meninggalkan rumah hendak ke pabrik dengan berjalan kaki.

Pip! Pip!

Sigap Riga menolong Rila hingga mengorbankan dirinya terserempet kendaraan bermotor yang melaju cukup kencang.

"Om!!" pekik Rila segera membantu Riga yang tersungkur di atas aspal. "Hati-hati dong buk!!" tegurnya geram pada pengendara motor yang berboncengan.

Salah seorangnya yang mengemudi mengenakan baju dinas kesehatan, menghampiri. Seorang wanita dewasa berusia 37 tahun berparas cantik dengan body montok, di tambah make-up yang cukup mencolok, membuat tampilannya mengudang perhatian siapapun yang ada di sekitar.

"Ya ampun pak, saya minta maaf, saya nggak sengaja, saya nggak lihat tadi" paparnya merasa bersalah

"Iya nggak apa-apa" sahut Riga

"Nggak apa-apa gimana om! Sikut om jadi luka!" kesal Rila

"Atau begini saja, kita ke puskemas untuk mengobati luka anda"

Jodoh PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang