Hari ini Rila melakukan shift 2, dia menggunakan kesempatan tersebut untuk mengunjungi Riga seorang diri, sebab tak mungkin untuk mengajak anak dari pria itu saat ke-duanya masih marah pada ayah mereka.
Rila pamit pada Karen setelah menitipkan pada Rayen, dia pergi tanpa memberitahukan tujuannya. Tak lupa dia mampir ke sebuah rumah makan memesan beberapa makanan untuk di bawa membesuk Riga nantinya.
Meski Rila sangat membenci yang namanya perselingkuhan, tapi ucapan Riga yang menggantung masih mengganjal di pikirannya, perihal mengatakan dirinya di jebak. Dan jika memang demikian, Rila harus mencari tahu.
"Selamat siang,." seru nya menyapa seorang polisi yang di temui di lahan parkiran kantor polisi.
"Siang, ada yang bisa kami bantu?"
"Saya ingin menjenguk pak Rigandi Gani, yang kemarin di tahan atas tuduhan perzinahan"
Pak polisi membawa Rila ke ruang tunggu.
"Pak, sebentar, saya mau tanya"
Polisi menghentikan langkah.
"Iya" sahutnya
"Pasangan pak Riga di kamar hotel juga di tahan?"
"Tersangka wanita masih buron, tapi pihak kepolisian terus mencarinya"
Bagi Rila hal ini tak adil hanya Riga yang di adili, sedangkan tersangka yang juga kuat menjadi penyebab rusaknya rumah tangga seseorang masih bebas berkeliaran.
"Rila,." sapa Riga bersama seorang polisi, dia mengenakan baju khas tahanan. Riga lalu duduk di hadapan Rila, menyambut tangan wanita itu yang menyalaminya takzim.
"Bagaimana keadaan om?"
Riga menggeleng pelan berusaha tersenyum, wajahnya terlihat muram juga kurang tidur.
"Om tidur nggak sih?"
"Bagaimana om bisa tidur, jika karena om bundanya Karen dan Rayen meninggal. Juga ke-dua anak om membenci om, semua keluarga membenci om"
Rila hanya bisa mendengar tanpa bisa memberi masukan. Dia tak tahu apa yang harus dia katakan.
"Oh iya, bagaimana keadaan Karen dan Rayen?" lanjut Riga
"Mereka masih mengurung diri di kamar"
Riga diam, lagi menyalahkan diri sendiri.
"Saya penasaran dengan ucapan om kemarin. Maksud om apa mengatakan om di jebak?"
Riga hendak membuka suara, tapi sebelum itu Rila menata makanan yang dia bawa dia atas meja, dia ingin Riga bercerita sambil mengganjal perutnya.
"Terima kasih nak, kamu sudah mau menjenguk om" ujar Riga terharu
"Sama-sama, sembari om makan, om cerita yah, siapa tahu saya bisa membantu"
Riga menyuapi dirinya sembari bercerita, tak ada satupun yang dia sembunyikan dari Rila, di mulai dari pertemuannya dengan wanita yang di tuduhkan berselingkuh dengannya, hingga bagaimana dirinya bisa berakhir di kamar hotel dan di dapati sang istri.
Rila menangkap dengan baik penuturan Riga, meskipun belum sepenuhnya percaya, tapi dia tak akan menghardik sebelum adanya bukti.
"Kata polisi, wanita itu masih buron" papar Rila. Rasanya tak mungkin dia bisa menemukan wanita itu jika polisi saja belum bisa menemukannya.
"Kamu ada kertas dan pulpen?"
Rila memberi apa yang Riga minta. Lalu Riga menulis sesuatu dia atas buku kecil milik Rila dan menyerahkannya pada si empunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan
Storie d'amoreApa jadinya jika sahabat karib meminta sebuah permintaan tak masuk akal sebagai permintaan terakhirnya. "Aku mohon La, menikah lah dengan ayahku" Itulah kalimat tak masuk akal dari sang kawan yang sudah seperti saudari sendiri. Rila bingung, teramat...