Hanya membalas senyum candaan para kerabatnya, Riga dan Rila yang sehabis mengadakan resepsi di Lampung, yakni pada kediaman mempelai pria, bergandengan tangan meninggalkan tempat. Mereka menuju ke sebuah hotel yang telah di reservasi untuk sang pengantin baru.
Kamar VIP berserta dekorasi menyambut ke-dua insan pengantin baru untuk memadu kasih.
Rila meninggalkan Riga memerhatikan kamar mewah yang terlihat sangat indah, persis seperti di sebuah film yang pernah dia tonton.
"Sayang,." panggil Riga sembari mendekat, dia memeluk Rila sesaat mereka berhadapan.
"Iya mas" Rila membalas mengalungkan ke-dua tangan ke leher sang suami.
Riga menurunkan wajah mengecup lembut kening Rila istrinya lalu mengecup bibirnya sebagai pemanasan.
"Saya mandi dulu yah mas"
"Iya"
Rila meninggalkan Riga untuk membersihkan diri sebelum mereka bercampur. Setelahnya berganti Riga pun melakukan hal yang sama. Rila yang usai lebih dulu menunggu sembari memoles sedikit wajahnya dengan make-up, lalu mengeringkan rambutnya untuk di ikat agar tak menyusahkan percampuran mereka nantinya.
Dia telah siap melakukan ini, karena hanya pada suaminya lah dia ingin melakukannya.
"Sayang,."
Rila mengedarkan pandangan ke arah pintu kamar mandi. Sosok si pemanggil menjulang di hadapan. Saat itu Rila menikmati tontonan tubuh tegap nan kekar prianya yang mendekat.
Jika sebelumnya dia biasa saja dalam membangunkan Riga yang bertelanjang dada, kini dia tak bisa berhenti mengagumi bisep di ke-dua lengan sang pria, dan pahatan otot di tubuh prianya. Suaminya benar-benar memancarkan kharisma yang kian jadi semenjak mereka memiliki hubungan lebih dekat.
Rila berdiri saat sosok itu tiba di hadapannya.
Tak seperti beberapa saat yang lalu, Rila mendapati percikan emosi lain di mata sang pria ketika menatap dirinya. Percikan itu terasa membakar. Hanya melalui tatapan mampu menggetarkan jiwa sang wanita.
Riga mengusap lembut rambut wanitanya yang menengadah, lalu menurunkan wajah mengecup bibir ranum istrinya sebelum pada akhirnya memagutnya pelan hingga melumatnya cukup rakus akibat gairah yang kian membuncah.
Rila membalas ciuman panas mereka, tak menahan diri sedikitpun merasakan gairah yang kian membakar bersama gerakan sensual suaminya yang meremas gumpalan kembar miliknya.
"Sakit mas" keluh Rila, Riga tak sadar jari jemarinya yang panjang dan kekar meraup penuh buah dada sang istri dari luar handuknya.
Riga menunjukkan sesal telah membuat istrinya sempat merasa tak nyaman dengan meninggalkan buah dada itu berpindah pada bibir wanitanya, lalu berhenti sesaat membiarkannya menghirup oksigen.
Riga menarik pelan rambut Rila untuk menengadah dan menikmati leher jenjangnya tanpa hambatan, sehingga kepalanya leluasa bergerak ke kiri dan ke kanan dengan tak sabaran. Menciumi dan menjilat bahkan memberikan beberapa gigitan kecil di leher jenjang wanitanya, hingga Rila tersenyum karena kegelian juga menikmati.
Dia tersenyum di sela perbuatannya mendengar istrinya mulai terangsang, itu terdengar jelas melalui deru nafas dan desahannya yang berat.
Tangan Riga turun terarah pada kewanitaan istrinya. Jari tengahnya lolos cukup mudah karena jalannya tidaklah lagi kering. Rila berpegang erat pada ke-dua pundak Riga ketika bagian sensitif miliknya menerima ulah dari salah satu jari tangan prianya.
"Shht,... Ouch, sakit mash" keluh Rila, merasakan Riga menambah satu jari lagi.
"Sakit sayang?" tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan
RomanceApa jadinya jika sahabat karib meminta sebuah permintaan tak masuk akal sebagai permintaan terakhirnya. "Aku mohon La, menikah lah dengan ayahku" Itulah kalimat tak masuk akal dari sang kawan yang sudah seperti saudari sendiri. Rila bingung, teramat...