Perasaan marah yang sempat bercokol di hati Riga dan Rila kini telah sirna bersama dengan perginya yang menyebabkan. Mereka yang menyakiti tak tahu ikatan ke-dua insan itu bukan hanya berlandaskan nafsu ataupun cinta buta semata, tapi lebih dari itu.
Omongan jahat hanya berlaku sesaat di sisi Rila, sebab Riga tak akan membiarkan siapapun menyakiti istrinya itu. Dia telah berjanji pada dirinya juga pada ke-dua orang tua Rila, akan menjaga sang wanita dalam keadaan apapun, karena rasa cintanya pun tak akan membiarkan wanitanya bersedih apa lagi sampai terluka.
Hati Rila yang semula bahagia, perasaan dongkol masih tersisa, sehingga dia memutuskan pulang ke rumah lebih dulu dengan di antar oleh sang suami. Di sana sebuah mobil pribadi terparkir, lalu tak lamanya seorang wanita paruh baya yang mereka kenal turun dari dalam mobil.
"Bik Nur...!" panggil Rila seraya menghampiri.
"Bagaimana perjalanannya bik?" tanya Riga
"Aman Tuan" sahut beliau
"Nggak apa-apa kan bik, bibik menetap di sini bersama kita?" tanya Rila
"Nggak apa-apa Nya, di sini justru lebih enak, seperti di kampung sendiri"
Riga memanggil bang Maman untuk membawa barang-barang milik bik Nur ke kamar yang telah di sediakan.
"Sayang, mas kembali yah"
"Iya mas. Oh iya nanti malam mau di masakin apa?"
Riga mendekatkan wajah.
"Mas mau kamu hidangannya di atas tempat tidur" bisiknya nakal, Rila membalas memukul manja dada bidang suaminya.
"Mesum, suami ku mesum" ujarnya
Riga terkekeh lalu pamit kembali mengemban tugasnya sebagai seorang pemimpin, sedang Rila memasuki rumah menghampiri bik Nur, dia kini memiliki teman di rumah saat Riga tengah sibuk bekerja.
Ketika seorang diri tanpa kesibukan, Rila mengisi waktu dengan menonton juga melakukan perawatan di rumah dan hobi menulis diary kedalam vc portabel. Tepatnya saat dia tak memiliki teman dekat untuk bercerita selepas kepergian Karen, dia meluahkan keluh kesah hingga kebahagiaannya ke-dalam aplikasi diary miliknya.
Hal tersebut dia lakoni lagi setelah dirinya menikah dan bebas dari pekerjaan. Karena pekerjaannya kini hanya pada sang suami.
Sudah cukup lama dia tak mengetik apapun, tepatnya beberapa hari semenjak dirinya akan menikah, dan kali ini banyak sekali yang ingin dia tuang melalui ketikan yang hanya dirinya yang baca. Di mulai saat dia akan dipersunting Riga.
Dia tersenyum-senyum sendiri manakala mengingatnya, juga tertawa ketika teringat hal-hal konyol di antara mereka, hingga bersedih karena kejadian hari ini oleh lisan-lisan yang tak berperasaan.
Dirasa cukup untuk bercerita hari ini, Rila menutup laptopnya dan membuang pandangan keluar jendela, menatap pemandangan perusahaan dan perkebunan luas milik suaminya. Rila meninggalkan tempat mendekat kearah jendela, melihat lebih jelas usah suaminya di seberang jalan. Hingga kini dia tak menyangka dia menempati posisi seseorang yang dia sebut bibi.
"Aku sudah melakukan keinginan mu Ren, sekarang apa? Bagaimana rumah tangga ku dan ayahmu kedepannya, jika hingga saat ini aku belum bisa mencintainya, hatiku masih terpaut pada dia Ren"
Curahan hati Rila pada sang kawan yang telah tenang bersama dengan seseorang yang dia gantikan posisinya.
Kendati demikian dia tetap berusaha untuk mencintai Riga, melupakan seseorang yang tak seharusnya masih dia ingat. Cinta pertamanya yang terjalin selama 3 tahun, berbagi suka maupun duka selama bersekolah, tapi harus kandas karena keterpaksaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan
عاطفيةApa jadinya jika sahabat karib meminta sebuah permintaan tak masuk akal sebagai permintaan terakhirnya. "Aku mohon La, menikah lah dengan ayahku" Itulah kalimat tak masuk akal dari sang kawan yang sudah seperti saudari sendiri. Rila bingung, teramat...