Bab 2. Sulit Percaya

196 34 2
                                    

Lampung 2019.


Duduk Rila tak tenang menanti kedatangan Karen sang kawan yang meminta janjian di sana, tepatnya di Taman Gajah, pada jam makan siang saat matahari tengah terik-teriknya.

Rila merasa ada yang tak beres jika membaca pesan yang dikirimkan Karen. Sedangkan sang kawan tahu betul pekerjaan Rila sebagai kepala toko di sebuah minimarket memiliki shift yang tak bisa dia tinggal begitu saja. Sehingga mereka bisa bertemu di malam hari seperti biasa.

"Rila...."

Rila berdiri dari duduknya menatap heran Karen yang menghampiri dalam keadaan menangis. Lalu Karen memeluknya erat, melanjutkan tangisannya lebih hebat.

"Kamu kenapa Ren?" tanya Rila seraya menguraikan pelukan, menangkup ke-dua pipi Karen, lagi bertanya alasan yang membuatnya menangis.

"Ayah ku La"

"Om kenapa?"

"Ayah ku selingkuh"

"Hah!"

Sontak Rila terkejut tak menyangka, karena baginya seseorang yang Karen sebut sangatlah baik. Terlebih lagi dia melihat ke-dua orang tua sang kawan harmonis dan romantis, rasanya dia sulit untuk percaya.

"Kamu serius?"

Karen bertambah menangis dan mengangguk lesu mengakui.

"Rasanya itu nggak mungkin Ren, om itu sayang dan cinta sekali ke bunda mu"

"Aku serius La, bunda mendapati dengan mata kepalanya sendiri ayah bersama seorang wanita di kamar hotel"

Saat ini Rila memikirkan perasaan ibu dari Karen. Pasti sangat sakit hati dan perasaan beliau mendapati seseorang yang di cintai berselingkuh.

Cring...!!!

Ponsel Rila berdering, panggilan dari Rayen, adik sang kawan.

"Assalamualaikum Ray" sahut Rila

"Waalaikumsalam, kak La, kak Karen di situ?"

"Iya, ada apa Ray, kenapa kamu menangis?"

"Bilang ke kak Karen, bunda kena serangan jantung, sekarang di rumah sakit"

"Kirim alamat rumah sakitnya berserta ruangannya"

"Iya kak"

Rayen menutup panggilan, kemudian mengirim nama dan alamat berserta ruang rawat sang ibu.

Di hadapan Rila, Karen menatap penasaran atas pembahasan yang baru saja berlangsung.

"Ada apa La?" tanya Karen

"Tante kena serangan jantung"

Karen lagi menangis hebat, belum selesai masalah sang ayah, di tambah keadaan sang ibu kini.

"Tenang Ren, sebaiknya kita ke rumah sakit saja"


***

Rila dan Karen mendapati Rayen menunggu di depan ruang UGD, pria itu berkali-kali mengucek ke-dua matanya berusaha untuk tak menitikkan air mata. Lalu dia mengedarkan pandangan mendengar kasak-kusuk langkah kaki mengarah padanya, Rila dan Karen sang kakak menghampiri.

"Bagaimana keadaan bunda?" tanya Karen risau

"Sedang di tangani dokter kak"

Rila melihat sekeliling mencari keberadaan seorang kepala keluarga, yakni ayah dari Karen dan Rayen yang tak ada di sana.

"Om di mana?" tanyanya

Rayen hanya menggeleng tak peduli posisi sang ayah sekarang di mana.

"Om tahu keadaan tante?"

Jodoh PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang