O1. Our First Met

142 8 0
                                    

Batavia, 1942

"Kalau uang kamu sudah habis, kita pulang saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau uang kamu sudah habis, kita pulang saja. Sakit Ibu juga tidak parah, bisa istirahat di rumah," ucap Ibu sambil terbaring di ranjang rumah sakit, melihat anaknya yang sibuk menghitung uang.

"Enggak parah gimana, Bu? Di rumah saja Ibu pingsan berkali-kali. Anak mana yang gak khawatir?" jawabnya sambil terus menghitung segala uang yang masih tersisa.

Sang Ibu menghembuskan napasnya dengan berat. Ia tak tega dan merasa bersalah karena terus merepotkan putranya. Kondisi kesehatannya yang menurun membuatnya harus ke rumah sakit berkali-kali, apalagi biayanya tidak murah.

"Rawat inap itu mahal, belum lagi obatnya. Kamu harus simpan uang untuk ongkos dan kebutuhan sehari-hari. Tolong bilang ke perawatnya, Ibu mau pulang," Ibu berusaha bangkit meski tubuhnya lemas.

"Selamat sore, Bu. Ibu mau ke mana?" Seorang dokter datang di waktu yang tepat untuk membantu sang Ibu duduk.

"Dokter, saya mau pulang saja. Saya mau istirahat di rumah, tidak perlu pakai obat," ucap sang Ibu.

Mendengar itu, kedua mata sang putra terbelalak.

"Apa? Bu? Ibu ini sakit. Ibu harus ada di sini supaya bisa dirawat dan dapat obat."

"Yohanes, Ibu tidak butuh rawat inap dan obat mahal itu. Cukup pulangkan Ibu ke rumah, besok juga Ibu sembuh."

Mendengar percakapan itu, sang dokter mengerti bahwa mereka menghadapi kendala biaya. Sesuai prosedur rumah sakit, jika tidak ada biaya, mereka tidak bisa mendapatkan perawatan maksimal di sini.

"Tolong dokter, pulangkan saya sekarang," sang Ibu memohon dengan tatapan iba. Ia tidak ingin berdebat lagi dengan anaknya mengenai uang.

Dokter itu melihat raut wajah sang putra, Yohanes, yang sedih melihat Ibunya, karena uang yang kurang, ibunya sampai mengorbankan kesehatannya agar anaknya tetap memiliki uang yang utuh.

"Saya akan panggil perawat setelah ini, akan saya pulangkan Ibu. Tapi izinkan saya untuk memeriksa Ibu terlebih dahulu," sang dokter pun memeriksa Ibu tadi.

Yohan hanya diam tak bergeming, merasa sedih karena tak bisa membantu ibunya. Ia sudah mengeluarkan uang banyak demi pengobatan ibunya,  tidak bisa membayangkan harus melihat ibunya sakit seperti ini.

Setelah selesai memeriksa, dokter itu keluar dari bangsal perawatan menuju ruangannya.

"Dokter!" panggil Yohan yang menyusulnya keluar.

"Iya?"

"Saya mohon dokter, tolong izinkan ibu saya dapat rawat inap dan obat di sini. Saya memang belum ada uang karena belum gajihan. Tapi saya janji, saya akan bayar fasilitasnya, tolong," pinta Yohan yang terdengar bergetar karena ketakutan kehilangan ibunya.

"Maaf, saya tidak bisa bantu. Peraturan tetap peraturan. Sebagai seorang dokter, saya tidak mau melanggar aturan tersebut. Saya permisi."

"Kalau begitu, sebagai seorang manusia. Tolong bantu saya."

Second Life | Jaehyun X Karina X JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang