BF - 41 : Lembaran Baru

378 53 49
                                    

VOTE KOMEN!!

.....

Tahun demi tahun berganti, tidak terasa empat tahun sudah berlalu semenjak kepergian Seanne dan Hadden. Banyak yang berubah selama empat tahun ini, Jeremy dan Wilona yang sudah menikah bahkan sudah memiliki anak berumur tiga tahun.

Pasangan tanpa status Raymond dan Nelene sudah di karuniai anak seumuran dengan anak Wilona bahkan lebih tua, sebab siapa sangka bahwa pasangan tak pernah jadi lah orang pertama yang nikah, karena melakukan hal di luar kendali sampai membuat mereka di nikahkan secara cepat.

Sellea, gadis itu masih menyendiri menepati janji nya pada diri sendiri untuk menunggu Hadden pulang, Sellea kini sudah bekerja di sebuah kantor milik keluarga nya, dengan melanjutkan kuliah S2 di tanah air.

Jendral, lelaki itu satu satu nya yang paling sangat berubah, sifat nya bertambah datar dan dingin, hampir tidak pernah ada waktu kosong karena kegiatan nya di doktrin dengan pekerjaan nya, sebab kini Jendral sudah resmi menjadi seorang bos muda menggantikan ayah nya.

Lelaki itu jarang sekali kumpul dengan ketiga sahabat nya, bahkan hampir empat tahun ini dirinya tidak pernah pulang ke rumah, bahkan hubungan nya dengan kedua orang tua nya benar benar renggang, apalagi dengan papi nya.

Selama empat tahun ini Jendral berusaha keras mencari Seanne, nihil tidak pernah ada hasil, cukup membingungkan sebab Seanne seperti di telan bumi, tidak ada jejak satu pun yang bisa Jendral temukan

Hal ini lah selama empat tahun yang membuat Jendral depresi berat, bahkan Jendral selama dua tahun sampai bolak balik ke psikiater dan sampai sekarang lelaki itu masih mengonsumsi obat penenang Jika sudah kalut atas rasa rindu pada Seanne.

"Aku rindu sayang, kamu dimana." Suara lirih Jendral itu sangat menyayat, menatap bingkai foto seorang perempuan yang sangat cantik sedang tersenyum.

Walau hanya sebuah foto, namun ketika Jendral menatap foto itu rasa rindu nya semakin meluap, Jendral rindu suara Seanne, rindu pelukan dan panggilan khusus nya, segala nya dalam diri Seanne, Jendral sangat rindu.

Penyesalan terus menghantuinya, memikirkan bagaimana keadaan Seanne sekarang, hanya satu yang Jendral yakini bahwa Seanne pasti masih hidup, sebab Jendral tahu, mau seruntuh apapun dunia nya gadis itu adalah perempuan kuat yang Jendral kenal.

Tok

Tok

"Tuan ini saya Aska, Sekretaris anda."

Jendral tersentak kaget dan langsung menghapus air matanya yang meluncur, lelaki itu langsung memasang raut dingin dan datar nya sebagai topeng tebal nya, tidak boleh ada yang tahu serapuh apa dirinya.

"Masuk."

Ceklek

Aska langsung menunduk pada Jendral. "Tuan, Mamih anda datang berkunjung, kembali."

"Bilang padanya aku sibuk dan sedang tak ingin di ganggu." Selalu begini, Jendral seolah menolak kehadiran orang tua nya, dan itu semua bentuk kekecewaan dirinya pada orang tua nya.

"Tapi tuan nyo-"

"Menolak perintah saya Aska? Kau mau saya pecat atau saya pot--"

"Jendral, kali ini biarkan mami berbicara dengan mu, tolong sebentar saja."

Ucapan Jendral langsung terpotong ketika pintu ruangan nya di buka lebar oleh seorang wanita yang adalah Ibu nya sendiri, Tamara menampilkan raut memohon yang membuat Jendral menghela nafas.

"Kau keluar Aska, mami silahkan masuk."

Tamara tersenyum ketika Jendral mau berbicara dengan nya, Tamara tersenyum pada Aska dan di balas senyuman oleh Aska, lalu sekretaris itu keluar dari ruangan dan menyisakan ibu dan anak itu.

Bad Fate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang