VOTE DAN KOMEN!
....
Seanne sudah sedikit berdamai dengan Jendral, sedikit demi sedikit gadis itu tidak menolak afeksi Jendral lagi, Seanne juga sekarang sudah mulai kembali pada rutinitas sebelum nya.
Walau jika Jendral berniat menemani Seanne tidur, Gadis itu selalu menolak, namun Jendral tetap paham bahwa mungkin Seanne masih terbayang akan malam itu.
Tapi siapa sangka, tujuan utama Seanne menolak di temani tidur adalah dirinya tidak mau ketahuan bahwa obat yang di konsumsi Seanne sebelum tidur selalu Seanne buang, karena memang dirinya selalu meminum obat sebelum tidur.
Pernah sempat Seanne menolak tidak ingin meminum obat karena sudah merasa sehat, namun Jendral tetap maksa, yang langsung membuat Seanne merasa sakit hati karena Jendral segigih itu tidak ingin Seanne hamil.
"Besok gak usah minum obat lagi ya An, aku udah sembuh tau." Ucap Seanne.
"Obat nya masih ada sayang, seenggaknya abisin dulu ya obat antibiotik nya aja, okey?"
Seanne berdecih dalam hati, antibiotik apanya, Seanne jelas sangat mengetahui bahwa obat yang Jendral maksud itu obat pencegah kehamilan.
"Aku gak mau An, lidah aku pait."
"Antibiotik nya aja sayang, kamu kan tau kalo antibiotik itu harus habis." Ucap Jendral dengan tersenyum yang membuat Seanne mengangguk pasrah.
"Oh iya kamu jadi malem ini mau temuin Papi kamu?" Tanya Seanne yang membuat Jendral menghela nafas.
"Aku gak mau ninggalin kamu, tapi papi terus maksa aku sayang."
Seanne tersenyum, lalu memegang tangan Jendral. "Pergi aja, gak papa aku sendiri, lagian aman kok, dari pada papi kamu makin marah."
"Maaf ya sayang kalo aku belum bisa lawan papi sepenuhnya, maafin aku kita harus ada di keadaan sulit kayak gini, maaf juga atas apa yang papi lakuin ke kamu."
Jendral tahu, papi nya itu bahkan memutuskan beasiswa yang Seanne dapat karena permintaan nya tidak di gubris Seanne, lalu membuat Jendral semakin kesulitan.
Sangat kejam, beruntung Jendral mempunyai uang tabungan yang bisa membayar uang semester Seanne untuk beberapa kali.
"Gak papa, ini kan resiko aku karena aku mau pertahanin hubungan aku sama kamu, yang terpenting kamu ada di samping aku dan tanggung jawab sama aku, An."
Jendral tersenyum lalu mengangguk, lelaki itu memeluk Seanne sebentar, lalu mengecup kening Seanne sedikit lama, kecupan itu menyalurkan perasaan bersalah Jendral pada gadis di pelukan nya ini.
"Maaf udah buat kamu susah terus Se, tolong maafin aku kalo suatu hari nanti kamu tau fakta tentang hal bajingan yang aku lakuin dan soal perjodohan yang bakal aku laksanain." Batin Jendral.
"Aku pergi ya sayang, secepatnya aku bakal pulang."
Setelah itu Jendral keluar dari kamar Seanne, setelah memastikan Jendral sudah keluar dari apartemen, Seanne langsung beranjak dengan cepat menuju kamar mandi.
Gadis itu langsung memuntahkan pil yang berada di mulut nya, lalu berkumur kumur dan membuang air yang membersihkan mulut nya.
Seanne terduduk di lantai kamar mandi, menyenderkan kepala nya pada closet dengan lesu, perlahan air mata kembali menurun pada pipi nya.
Bohong sekali dirinya mengatakan tidak apa apa di tinggal pergi, bohong sekali juga ia mengatakan bahwa dirinya menerima semua resiko ini.
Nyatanya, dalam hati terdalam nya Seanne merasa sangat sakit hati atas apa yang menimpa nya sekarang, mahkotanya yang di renggut, di beri obat pencegah kehamilan.
Beasiswa yang di perjuangkan nya di cabut dengan mudah nya, Jendral yang harus tanggung jawab padanya terancam pergi karena tekanan pria berstatus ayah nya itu.
Seanne merasa frustasi, akhir akhir ini hidup nya benar benar tidak tenang, karena ketakutan terbesar nya sekarang adalah di tinggalkan oleh Jendral, karena mau bagaimanapun juga, hal yang paling ia pertahankan dalam dirinya telah di renggut oleh lelaki itu.
"Aku harap kamu gak akan pernah ninggalin aku An, aku harap kamu terus milih aku, aku mohon." Lirih Seanne.
....
Jendral mengepalkan tangan nya di kedua paha nya, menggertakan gigi nya kuat, Jendral benar benar marah sekarang, Jendral kira mendatangi ayah nya kali ini akan membahas hal yang sama, perihal dirinya yang pasti akan di paksa meninggalkan Seanne.
Namun tidak Jendral duga, ternyata malam ini dirinya akan bertemu dengan seseorang yang di jodohkan dengan nya, Jendral benar benar tidak habis pikir bahwa kini kedua orang tua nya adalah manusia paling egois di muka bumi ini.
"Mih." Panggil Jendral pada Tamara yang membuat wanita itu menoleh pada Jendral.
"Jendral gak mau." Jendral berucap dengan nada memohon, Tamara hanya menatap putra nya itu sendu, wanita itu menggenggam tangan Jendral.
"Tolong ikuti perjodohan ini sesuai yang Papi kamu mau." Ucap Tamara yang langsung membuat Jendral membuang wajah dengan menghela nafas kasar.
Jendral benar benar merasa menjadi seseorang yang lemah sekarang, tapi memang itu kenyataan nya, karena saat ini dirinya tidak mempunyai kuasa apapun untuk menolah perintah Papi nya.
"Papi harap kamu berperilaku baik di hadapan calon tunangan mu, jangan kecewakan papi, kamu tau sendiri konsekuensi jika mengacaukan acara pertemuan ini." Damien berucap dengan dingin nya, yang tidak di gubris sama sekali oleh Jendral.
Ceklek
"Selamat malam Tuan dan Nyonya Pahlevi, astaga maaf sekali kamu membuat kalian menunggu, ada masalah di jalan, kendaran kami sempat tidak bisa di jalankan." Ucapan dari seorang pria yang datang dengan kedua perempuan di belakang nya itu langsung membuat ketiga Pahlevi itu berdiri.
"Malam Tuan, santai saja kami belum menunggu anda terlalu lama di sini, silahkan duduk." Ucap Damien dengan tersenyum sembari mempersilahkan duduk.
"Akhir nya kita bisa bertemu lagi ya Nyonya Tamara, saya sangat senang sekali nya bertemu lagi dalam acara perjodohan antara anak kita." Celutuk seorang wanita yang kini duduk di sebelah Tamara.
"Saya juga senang Nyonya Sela bertemu dengan anda kembali, ah astaga itu putri anda? Oh astaga calon menantu ku sangat cantik seperti anda." Ucap Tamara dengan tersenyum.
"Anda bisa saja nyonya, putra anda juga sangat tampan seperti tuan Damien." Ucap Wanita bernama Sela itu sembari terkekeh.
Sementara Jendral sedari tadi hanya diam, lelaki itu menatap kaku sekaligus tidak menyangka pada seorang perempuan yang hanya menundukkan kepala nya sedari tadi di samping ibu nya, Jendral sangat mengenal perempuan itu.
"Jendral, ini dia calon tunangan, cantik bukan?" Tanya Tamara.
"Gila." Lirih Jendral pelan dengan tak percaya.
"Sayang, ayo lihat calon tunangan kamu, bukan kah kamu bilang sangat menyukai Jendral, sekarang lihat keinginan kamu terwujud bukan untuk bersama Jendral, jadi ayo sapa calon tunangan mu." Ucap Pria yang di yakini ayah perempuan itu sembari mengelus Surai putri nya.
Gadis itu mengangkat kepala nya, seketika mata mereka berdua bertemu, gadis itu sedikit menunjukkan senyum tipis nya pada Jendral yang masih di balas dengan tatapan tidak percaya.
Bagaimana tidak percaya sekaligus tak terkejut, jika seseorang yang di jodohkan dengan Jendral, adalah sahabat karib dari Seanne sekaligus kekasih dari sahabat dekat nya.
Sellea Ruby Romanov.
....
Ada yang kaget?
Atau udah ada yang pernah nebak?
ANW THANK U FOR 800 FOLLOWERs nyaa!! Senang sekali xixixi 🖐️😖
Hari ini aku double up yaa, tunggu ajaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Fate
Fiksi Remaja⚠️ Toxic ‼️Jeno - Karina Takdir buruk selalu menimpa Seanne Kinan. Di Permainkan ? Di hina karena kasta? Di selingkuhi? Tidak di restui? Di renggut hal berharga dalam hidup nya? Di ancam? Semua Seanne Kinan rasakan, tapi memang pada dasar nya cin...