Bagian Keempat Belas

17 2 0
                                    

"Bagaimana kondisinya?." Tanya Axton.

Ia masih memperhatikan apa yang dilakukan tabib yang sejak beberapa saat lalu memeriksa keadaan Ezra secara menyeluruh, terkhusus bagian kepalanya yang menjadi anggota tubuh utama penyebab ia tidak sadarkan diri.

Ezra terlihat sangat tidak berminat dan tertekan, wajahnya keruh karena dipaksa dengan sesuatu yang tidak ia inginkan. Tapi bukankah itu semua untuk kebaikan Ezra juga?

Entahlah.. Axton sendiri juga sedikit terkejut kenapa Ezra seakan berubah dan seperti menjadi orang lain.
Tidak pernah ada sejarahnya panglima utama kerajaan Alterion itu menunjukkan berwajah seperti sekarang ini, dan sikap yang ditunjukkan Ezra benar-benar tidak seperti biasanya. Sedikit, menyeramkan?

"Kondisi panglima Ezra baik-baik saja panglima Axton, hanya saja jika untuk masalah hilang ingatan saya kurang yakin dengan hal itu."

Axton menaikkan sebelah alisnya setelah mendengar penjelasan tabib. Lagipula ia juga yakin, tidak mungkin juga jika hilang ingatan bisa mengubah kepribadian seseorang sampai seperti ini bahkan sampai mengarang sebuah cerita.

"Kau ingat siapa aku?." Tanya Axton mencoba memastikan.

"Kau pikir kau siapa sampai aku harus mengingatmu?." Tanya Ezra balik, sarkas.

"Axton Frederick. Kau tidak ingat dengan nama itu?." Tanya Axton lagi. Mencoba sabar.

Ezra memutar bola matanya malas. "Tidak. Jangankan dirimu, aku juga tidak tau kenapa aku bisa ada disini dan tubuh ini... Aku benar-benar sudah gila!. Aku benar-benar tidak percaya kehidupan damaiku bisa berubah begitu saja."

Ezra berkata penuh emosi dan frustasi, suaranya yang berat sembari beberapa kali menyugarkan rambutnya benar-benar menggambarkan sosok lain yang Axton tidak pernah lihat sebelumnya.

"Ku rasa kau memang gila. Lalu apa kau ingat siapa raja kita?." Tanya Axton, masih belum menyerah.

"Raja? Apa yang kau maksud adalah presiden? Tentu saja aku tau, namanya Nevan Alterya." Ezra menjawab dengan nada malas.

"Candaan mu sama sekali tidak lucu! Lagi pula siapa itu presiden?."

"Sayangnya aku juga tidak berminat melakukan itu. Kau sepertinya bukan warga negara yang baik, sampai nama pemimpinnya sendiri kau tidak tau."

"Kau ini sebenarnya kenapa?."

"Kau pikir aku tau? Aku juga tidak mengerti dengan semua ini! Bahkan aku tidak percaya bisa berkata kalimat sepanjang ini dalam hidupku." Ezra berujar lirih seraya menggeram marah.

"Kau ingat namamu?."

"Joshua William."

"Jangan mengarang!."

"Kau meragukan ingatan kuatku?."

"Kau yang mengarang tentang ingatanmu sendiri!."

"Willian Ezra Maverick. Kau tidak ingat?."

"Apa itu nama pemilik tubuh ini?."

"Akh! Kau membuat ku bingung. Aku benar-benar akan menghajar mu jika kau masih berpura-pura lupa ingatan seperti sekarang."

"Sialan! Kau ingin beradu kekuatan denganku? Biar ku buktikan seberapa bernafsunya aku sekarang ini untuk membunuhmu yang pembangkang dan terus berkata jika aku hanya mengarang cerita." Ujar Ezra tajam.

Sang tabib yang masih berdekatan dengan Ezra menelan ludahnya tanpa sadar. Meski Axton yang diancam, entah kenapa ia yang merasa gugup serta bergidik ngeri, sang tabib bisa merasakan aura Ezra yang begitu dominan disini.

Sang Panglima Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang