01. Awal Kisah di Tahun Ketiga

81 12 0
                                    

Vote + Like + Komen

***

Diana Malfoy duduk dengan anggun di dalam gerbong kereta yang menuju Hogwarts, jari-jarinya yang ramping mengetuk-ngetuk lututnya dengan canggung.

Tidak seperti Draco, yang senang berteriak-teriak soal betapa hebatnya dirinya, Diana lebih memilih pendekatan yang halus-tapi tidak kalah menyebalkan.

Ia lebih pendiam, namun setiap kata yang keluar dari mulutnya sering kali disertai dengan nada dingin dan sindiran tajam, terutama ketika berhadapan dengan seseorang seperti Hermione Granger.

"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa tahan," kata Diana kepada Draco, yang saat itu sedang berbicara tentang Harry Potter lagi.

"Potter ini memang tidak terlalu menarik. Aku lebih tertarik pada Granger, si Muggle sok tahu itu. Selalu merasa lebih pintar dari semua orang."

"Ya, Granger menjengkelkan," kata Draco, menyeringai. "Tapi Potter-"

Diana mendesah, memotong Draco. "Potter, Potter, Potter... Hentikan sejenak soal Potter, Dray. Granger-lah yang lebih berbahaya. Bayangkan, seorang Muggle yang berpikir dia bisa lebih baik dari kita semua."

Draco terdiam sejenak, tampak berpikir. "Kau mungkin benar. Granger selalu mencuri perhatian dengan semua jawaban sok pintarnya di kelas."

Diana mendengus. "Itu yang membuatku muak. Dia tidak paham tempatnya. Aku yakin para guru juga berpikir begitu, hanya saja mereka terlalu pengecut untuk mengatakannya. Kelas-kelas yang lebih sulit tahun ini akan menunjukkan siapa yang sebenarnya berbakat." Diana menyilangkan tangannya, merasa sedikit puas dengan dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, pintu gerbong mereka terbuka dengan suara berderit, dan siapa yang muncul kalau bukan orang yang paling Diana benci-Hermione Granger, bersama Harry Potter dan Ron Weasley.

Hermione melangkah masuk duluan, kepalanya tegak, seperti biasa penuh percaya diri. Diana langsung merasakan kebenciannya meluap. Dia tidak bisa menahan diri.

"Oh, lihat, Granger," Diana berkata dengan nada licik. "Kau tidak membawa buku tambahan? Pasti sulit bagimu untuk bertahan tanpa mereka."

Hermione melirik Diana dengan tatapan dingin. "Aku tidak punya waktu untuk ini, Malfoy."

Diana tersenyum manis, tapi matanya berkilat penuh ejekan. "Tentu saja, kau sibuk, kan? Aku tidak tahu bagaimana kau sempat belajar semua hal itu. Oh, tunggu, kau pasti tidur di perpustakaan, ya? Tidak ada yang suka melihat seorang Muggle terlalu berusaha, kau tahu."

Namun, Draco yang tidak bisa menahan diri, memotong ucapan saudarinya.

"Potter, aku harap kau sudah siap untuk mengalah di tahun ini. Karena kami tidak akan membiarkanmu mengambil panggung lagi."

Harry hanya menatap Draco dengan tatapan malas, sementara Ron menggertakkan giginya, namun Hermione menahan tangannya agar tidak menimbulkan masalah.

"Ayo pergi, Ron," katanya tajam, dan tanpa menunggu, mereka bertiga berjalan keluar dari gerbong.

Setelah mereka pergi, Diana menyilangkan kakinya dan menyandarkan tubuhnya, merasa puas.

"Sungguh menjengkelkan, bagaimana Granger selalu mencoba menunjukkan bahwa dia lebih pintar dari kita. Padahal, jelas-jelas dia hanya beruntung bisa masuk Hogwarts."

Draco menatap pintu yang baru saja ditutup, lalu mengangguk. "Dia akan mendapatkan balasannya nanti. Tapi Potter-"

"Oh, berhentilah soal Potter sejenak, Draco," potong Diana dengan suara manis yang lembut.

"Kita punya banyak waktu untuk membuat hidup mereka tidak nyaman, terutama Granger. Bagiku, dia adalah target yang sempurna. Tidak ada yang lebih memuakkan daripada Muggle yang lupa tempatnya."

Diana memang cenderung lebih halus dibanding Draco, tapi tidak berarti dia kurang jahat.

Dia menikmati permainan psikologis, perlahan-lahan meruntuhkan rasa percaya diri orang-orang yang tidak disukainya, terutama mereka yang, menurutnya, tidak pantas berada di dunia sihir.

Dan bagi Diana, Hermione Granger adalah lambang dari semua yang salah-seorang Muggle yang berpikir dia bisa bersaing dengan para penyihir berdarah murni.

Saat kereta terus melaju menuju Hogwarts, Diana tersenyum tipis, matanya bersinar dengan ambisi. Tahun ketiga ini, dia akan memastikan bahwa Hermione tahu persis di mana tempatnya

Dia pasti akan berada jauh. Jauh di bawah para Malfoy.

***

Sacrifier | 𝐆𝐨𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐭𝐫𝐢𝐨 𝐞𝐫𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang