24. Awal Kisah di Tahun Keempat

62 15 0
                                    

Vote + Komen + Jangan Lupa Follow
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***


Hari masih gelap ketika Hermione membangunkan Harry dan Ron di kamar tidur sempit di atas rumah keluarga Weasley. Ketukan di pintu dan suara Hermione terdengar tegas.

“Bangun, kalian berdua!” katanya, setengah membentak.

Harry membuka matanya perlahan, mendapati Hermione berdiri di ambang pintu dengan mantel tebalnya. Ron hanya bergumam dari balik selimutnya, tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Hermione mendesah keras, berjalan masuk, dan tanpa ragu menarik selimut Ron.

“Ron, ayo bangun!” serunya.

Ron mengerang sambil menggeliat, matanya masih terpejam. “Kenapa kita harus bangun pagi sekali?”

“Kita akan terlambat kalau tidak segera pergi. Bangun sekarang!” Hermione menjawab, suaranya terdengar penuh kesabaran yang mulai menipis.

Harry bangkit perlahan dari tempat tidurnya, memasang kacamatanya, dan menguap panjang. “Baiklah, baiklah, Hermione, kami bangun.”

Setelah bersiap-siap, mereka turun ke dapur, di mana keluarga Weasley sudah menunggu. Mrs. Weasley tengah sibuk di depan kompor, memasak sarapan sederhana, sementara Mr. Weasley berdiri di dekat pintu, sesekali memeriksa jam saku peraknya.

“Kalian akhirnya bangun,” kata Mrs. Weasley sambil menyiapkan piring untuk mereka. “Cepat makan, waktunya tidak banyak!”

Harry dan Ron langsung duduk di meja, mengambil roti panggang dan telur orak-arik yang sudah disiapkan. Fred dan George tampak lebih segar dibandingkan mereka, bercanda sambil menyesap teh hangat. Percy, seperti biasa, tampak serius membaca Daily Prophet.

“Kita akan bertemu Amos Diggory dan putranya, Cedric,” ujar Mr. Weasley dengan bersemangat. “Mereka akan menemani kita menggunakan Portkey.”

“Portkey?” tanya Harry dengan bingung.

“Itu alat sihir untuk perjalanan jarak jauh,” Hermione menjelaskan. “Benda biasa yang disihir untuk membawa kita langsung ke lokasi tertentu.”

“Dan rasanya seperti dipelintir dari dalam,” tambah Fred dengan nada dramatis, membuat Harry mengernyit.

“Sudah cukup bicaranya,” ujar Mrs. Weasley sambil merapikan rambut Ginny. “Ayo berangkat!”

Sacrifier | 𝐆𝐨𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐭𝐫𝐢𝐨 𝐞𝐫𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang