28. Triwizart Tournament

76 21 0
                                    

Vote + Komen + Jangan Lupa Follow
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***

Aula Besar Hogwarts malam itu begitu memukau, bahkan lebih megah dari biasanya. Diana duduk di meja Slytherin, tepat di antara saudaranya dan Theodore Nott. Lilin-lilin terapung bersinar terang, langit-langit aula memantulkan suasana malam berbintang yang cerah, dan bisikan antusias terdengar di seluruh penjuru ruangan.

"Kau pikir mereka akan langsung mulai?" tanya Draco, sambil melirik meja guru.

"Tenanglah, Drake. Kau seperti anak kecil yang menunggu hadiah Natal," ejek Theodore dengan datar, membuat Diana tersenyum tipis.

Tiba-tiba, pintu aula terbuka dengan bunyi gemuruh lembut. Semua kepala menoleh ke arah pintu, dan bisikan di aula langsung menghilang. Rombongan murid Beauxbatons mulai masuk, dipimpin oleh Madame Maxime, kepala sekolah mereka yang sangat tinggi dan anggun.

Para murid Beauxbatons berjalan dengan langkah ringan, hampir seperti menari. Jubah biru pucat mereka berkilauan di bawah cahaya lilin, memancarkan keanggunan yang sulit diabaikan. Beberapa siswa laki-laki Hogwarts terlihat terpukau, termasuk di meja Slytherin. Blaise Zabini bahkan bersiul pelan, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Pansy Parkinson.

"Memalukan," gumam Pansy sambil memutar matanya.

Diana, yang awalnya tidak terlalu memperhatikan, tanpa sengaja menoleh ke meja Gryffindor. Matanya langsung tertuju pada Harry Potter, yang tampak memandang seorang gadis Beauxbatons dengan senyum yang entah kenapa mengganggu si nona muda Malfoy.

"Apa yang salah dengannya?" gumam Diana pada dirinya sendiri, alisnya berkerut.

"Siapa?" tanya Theodore di sebelahnya, tetapi Diana hanya menggeleng dan kembali memusatkan perhatian pada rombongan Beauxbatons, mencoba mengabaikan rasa aneh yang tiba-tiba muncul.

Rombongan Beauxbatons akhirnya duduk di meja kosong yang telah disiapkan untuk mereka, dan sebelum suasana benar-benar tenang, pintu aula terbuka kembali. Kali ini, langkah-langkah berat terdengar, membuat perhatian semua orang kembali terfokus.

Rombongan murid Durmstrang memasuki aula, dipimpin oleh Igor Karkaroff. Mantel bulu tebal mereka terlihat kontras dengan suasana hangat Hogwarts. Para murid Durmstrang berjalan dengan langkah tegap, aura mereka memancarkan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan.

Sacrifier | 𝐆𝐨𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐭𝐫𝐢𝐨 𝐞𝐫𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang