18. Grim

101 17 2
                                    

Vote + Komen + Jangan Lupa Follow
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

***

Senja mulai turun saat Diana Malfoy berjalan sendirian di sekitar halaman kastil Hogwarts. Dengan sikap dingin dan angkuh, ia sengaja mengitari area tempat Ron, Harry, dan Hermione sering berkumpul, hanya untuk mencari bahan ejekan baru. Di kejauhan, Diana melihat Ron menjerit, dikejar oleh seekor anjing hitam besar yang menyeretnya ke arah pohon Dedalu Perkasa.

Senyum sinis muncul di wajahnya. "Apa lagi yang mereka lakukan sekarang?" gumamnya sambil mendekati tempat kejadian.

Namun, senyum itu perlahan memudar ketika ia menyadari bahwa Ron benar-benar dalam bahaya. Anjing besar itu menarik Ron semakin dekat ke pohon Dedalu, yang mulai mengayunkan dahan-dahan kuatnya dengan kecepatan yang mengerikan. Harry dan Hermione berlari tergopoh-gopoh untuk menyelamatkan Ron, meski dahan-dahan pohon itu menghalangi mereka setiap kali mereka mendekat.

Diana, yang awalnya datang untuk mengejek, kini berdiri terpaku menyaksikan kekacauan itu. "Oh, jadi sekarang kalian mau main-main dengan pohon Dedalu?" ejeknya lantang, walaupun ada sedikit getaran dalam suaranya.

"Ini bukan urusanmu, Malfoy!" balas Harry cepat, masih fokus menghindari pukulan dahan pohon Dedalu sambil mendekati Ron.

Diana tersenyum sinis, namun dalam hati ia sedikit ragu. Meskipun ia tidak menyukai trio itu, ia tahu betapa berbahayanya pohon Dedalu. Dalam sekejap, Diana mengeluarkan tongkatnya, berniat menolong dengan cara yang tidak terlalu kentara. Ia melancarkan mantra untuk memperlambat gerakan dahan pohon Dedalu, berharap itu memberi Harry dan Hermione sedikit kesempatan mendekati Ron.

Meski mantra tersebut hanya berhasil untuk beberapa detik, itu cukup membantu. Diana tersenyum tipis, lalu berujar dengan nada mengejek, "Tidak bisa kalian lakukan tanpa bantuan, ya?"

Dengan refleks cepat, Harry melompat mendekat ke arah pohon itu untuk menyelamatkan Ron, tapi secara tidak sengaja menarik tangan Diana yang berdiri terlalu dekat sambil terus mengejek mereka.

Mereka mendekati batang pohon yang tampak berongga, berusaha menghindari pukulan dari dahan-dahan yang melambai liar. Saat Harry berhasil menemukan jalan masuk, ia langsung masuk atau lebih tepatnya jatuh lebih dulu, diikuti oleh Hermione yang terjatuh dan menindih punggungnya.

"Aduh, Hermione!" keluh Harry, mencoba mengangkat tubuh Hermione yang posisinya menekan dadanya.

Namun, sebelum Hermione sempat bangkit, sosok lain tiba-tiba jatuh ke lorong, langsung menindih Hermione hingga menambah beban di atas Harry. Keduanya langsung mengenali aroma parfum yang khas, Diana Malfoy.

Sacrifier | 𝐆𝐨𝐥𝐝𝐞𝐧 𝐭𝐫𝐢𝐨 𝐞𝐫𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang