4| langkah awal

33 5 0
                                    

---
pagi ini mereka berencana untuk menawarkan kayla ikut bersama mereka. Setibanya di sekolah, mereka memutuskan untuk langsung menuju kantin pada jam instirahat,
berharap bisa bertemu dengan kayla di sana.

Di meja favorit mereka di kantin, amara , arga, dan rangga segera memulai obrolan tentang pendakian, sementara rania sibuk mencari-cari sosok kayla di sekitar mereka.

"Apa kayla bakal tertarik ikut?" tanya arga sambil menatap amara dan rangga.

"Harusnya sih. Dia kan suka petualangan, apalagi ini bakal jadi kesempatan buat kita semua makin dekat," jawab Amara dengan antusiasme.

rangga mengangguk setuju, lalu memandang rangga. "Menurut lo rang, kayla bakal setuju?"

rangga mengedikkan bahu. "Kita coba aja dulu. Siapa tahu dia memang lagi butuh suasana baru."

saat mereka sedang asik bercakap, rania dan kayla terlihat menuju arah mereka bertiga.kayla terlihar tampak ragu-ragu sebelum akhirnya melihat mereka melambaikan tangan ke arahnya. Dengan senyum canggung, kayla berjalan bersama rania menuju meja mereka dan duduk bersama.

"Eh, ada apa nih? Kok ramai banget?" tanya kayla sambil tersenyum tipis.

rania mengambil alih pembicaraan. "Kita lagi ngerencanain sesuatu, la. Kita semua pengen mendaki bareng, dan pengen ngajak kamu ikut juga. Gimana, tertarik?"

kayla terdiam sejenak, tampak terkejut namun juga penasaran. "Mendaki? emanga kalian mau mendaki ke gunung mana?"

"semeru" arga menjawabnya dengan sedikit cepat

"gunung Semeru?kalian yakin?"ucap amara dengan keraguan yang nampak dari wajahnya

amara mengangguk penuh semangat. "Iya! Ini bakal jadi pengalaman seru apalagi saat kita bisa mencapai puncak tertingginya MAHAMERU , dan kita semua bisa lebih dekat satu sama lain. Gimana, tertarik?"

kayla menatap mereka satu per satu, tampak berpikir. "Hmm... menarik sih, tapi aku belum pernah mendaki gunung sebelumnya."

rania tersenyum menenangkan. "Nggak masalah! Kita semua bisa saling bantu nanti,ini juga akan menjadi pengalaman pertama gue"

rangga dari tadi hanya nampak terdiam seperti biasanya.kalau kata rania rangga itu seperti es di kutub. bahkan rania dan lainya sampai heran bagaimana rangga bisa berkomunikasi dengan pacarnya yang sudah menjadi mantan beberapa hari lalu.

Tepat saat kayla sesang mempertimbangkan tawaran mereka, aldi tiba-tiba datang tergesa-gesa, wajahnya sedikit merah karena kehabisan napas. "Maaf, guetelat! Eh, ada yang kelewat nggak?"

Mereka tertawa melihat aldi yang selalu datang terlambat. arga menepuk bahunya sambil tertawa. "Tenang, kita baru aja mulai bahas pendakian."

aldi segera duduk dan mulai mengikuti obrolan tentang rencana pendakian mereka. kayla , yang kini merasa semakin nyaman dengan semangat dan dukungan teman-temannya, akhirnya mengangguk sambil tersenyum. "oke, kalau kalian semua bakal bantu, aku ikut."

Tawa mereka memenuhi sudut kantin, membawa kebahagiaan dan harapan akan petualangan besar yang menunggu. Tanpa mereka sadari, pendakian ini akan membawa mereka ke pengalaman yang jauh lebih berarti dari yang mereka bayangkan.

Masih di kantin sekolah, Arga membuka buku catatan kecil, mencatat berbagai hal yang perlu mereka persiapkan.

"Jadi, kapan tepatnya kita mau berangkat?" tanya rangga , menatap ardi yang sudah siap mencatat.

aldi berpikir sejenak. "Mungkin dua minggu dari sekarang tepatnya tanggal 30? Jadi kita punya waktu buat persiapan dan latihan fisik dulu."

rania mengangguk. "Setuju, dua minggu lagi pas hari Jumat. Kita bisa mendaki dari hari Jumat pagi sampai Minggu.jadi senin nya aku bisa mengikuti les untuk persiapan olimpiade nanti."

tak tau kenapa saat rania mengucapkan kata tadi,arga sedikit menatapnya dengan perasaan iba.ia tau bahwa rania pasti mengalami tekanan dari ayahnya selama ini.

kembali fokus ke perencanaan

Mereka semua sepakat dengan tanggal tersebut, dan suasana semakin penuh antusias. aldi yang biasanya suka bercanda, kali ini tampak serius. "Oke, sekarang tentang peralatan. Kita perlu tenda, matras, sleeping bag, jaket tebal, dan peralatan mendaki lainnya."

kayla yang masih baru dengan semua ini tampak sedikit bingung. "Aku nggak punya peralatan mendaki. Apa aku bisa pinjam dari kalian?"

aldi menepuk bahunya dengan senyum ramah. "Tenang aja, kami semua juga tidak punya peralatan.kita bisa menyewa di penyewaan temen kakak gue harganya pasti lebih murah"

rania melanjutkan, "Selain itu, kita juga perlu persiapan fisik. Mendaki bukan hal yang mudah. Mungkin mulai sekarang kita harus rajin jogging "

Mereka semua mengangguk setuju. Dalam hati, ada rasa semangat yang menggebu dan antisipasi terhadap tantangan yang akan mereka hadapi bersama. kayla, yang semula ragu, kini merasa terikat oleh persahabatan dan semangat teman-temannya. Ia sadar, ini akan menjadi perjalanan besar yang mungkin akan mengubah hidup mereka semua.

Dengan penuh semangat, mereka menyusun daftar peralatan yang harus dibawa dan menandai kalender masing-masing, mengukir janji bersama untuk menaklukkan Mahameru-tempat di mana impian dan persahabatan mereka akan diuji.

--
suara bel berbuyi menandakan waktu istirahat sudah selesai.

"yahh, dah masuk deh"ucap rania dengan sedikit kesal

"perencanaan nya kita lanjutkan nanti di cafe aja gimana"arga bersuara

"ehh,di rumah gue aja kebetulan bokap gue lagi di luar kota hari ini" tawar rania

"boleh, yang lain gimana"amara bertanya menatap lainya

"setuju,pulang sekolah kita akan kerumah lo ran"jawab aldi dengan penuh semangat lainya menggangguk setuju.

"alah senang kan lo dapet makanan gratis" amara menggeplak lengan aldi.yang di geplak meringis kesakitan membuat mereka tertawa melihatnya.

~~

Langit MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang