5| perencanaan

26 4 0
                                    

setelah bel masuk berbunyi dan memutuskan melanjutkan diskusi setelah pulang sekolah,mereka mulai berdiri dari kursi,siap untuk kembali ke kelas mereka masing².

mereka saling berpamitan dengan canda tawa kecil.meninggalkan rania yang masih ingin duduk sebentar dikantin menikmati terakhirnya.

alasan rania dikantin sebenarnya ia ingin menghindari mata pelajaran BK di kelasnya.menurut rania pelajaranya hal yang membosan kan yang di bahas hanya tindakan bullying,perkelahian pelajar,narkoba dll,hal itu terus di ulang ulang dari rania SMP hingga kelas 11 SMA sekarang.

selain itu alasan lainnya rania ingin menghindari ocehan guru bk yang selalu menegurnya masalah rambut di warna,rok terlalu pendek,memakai liftik di sekolah rania sudah cukup muak dengan hal itu.

Amara juga pernah cerita ia juga sering dimarahi guru bk bedanya Amara selalu cuek dan menyepelekan teguran reguran guru yang terkenal killer tersebut.sedangakn rania selalu beradu mulut denganya mulai dari penampilan yang tidak mengganggu pelajaran, guru takut kalah saing dan masih banyak lagi lontaran yang di berikan rania walau pun endingnya ia tetap menjalan kan hukuman dan mendapat surat peringatan.

author: guru bk kalian juga gitu gk?

kembali ke rania yang masih berada dikantin.

sambil melamun memikirkan pendakian yang akan mereka lakukan, rania menyesap minumanya smbil memandang sekitar kantin.
suasana kantin perlahan lahan mulai sepi.

setelah segelas es milonya habis rania berniat pergi menuju kamar mandi untuk merapikan sedikit penampilanya yang mungkin rambutnya sudah berantakan terkena angin.

namun,ketika ia berjalan melewati lorong kantin.rania terlalu fokus kepada hp nya sehingga tidak sengaja menubruk punggung seseorang dengan keras. keseimbangan rania goyah dan dalam hitungan detik ia sudah kehilangan kendali

brukk ....

"awsss.."ia terjatuh dalam posisi terduduk.

yang di tabrak rania berbalik badan.

"loo"rania menatap rangga dengan tajamm,sorot matanya menunjukan kemarahan yang jelas.

"mau marah?lo nyang nabrak"rangga mengucapkannya dengan sedikit membungkukan badanya.

"heh lo yang berhenti tiba tiba"ucap rania dengan pembelaan.rangga dengan ekspresi datar mengerutkan dahinya dan menarapnya sedikit heran.

Rania mendesah kesal, lalu berdiri sambil merapikan roknya yang sedikit berantakan dan menyisir rambutnya dengan jemarinya agar tetap terlihat rapi. "Lain kali hati hati kalau jalan," gumamnya dengan suara sinis, masih berusaha mempertahankan wibawa meskipun ada perasaan jengkel yang tersisa.

Rangga hanya memberikan pandangan sekilas, kemudian berlalu tanpa mengatakan sepatah kata pun, meninggalkan Rania yang masih menggerutu dalam hati.

meskipun sudah berteman hampir 3 bulan mereka tidak begitu akrab bahkan rania berbicara dengan rangga saja bisa dihitung dengan jari.rania bisa berteman saja itu karna amara yang membawa rania tiba tiba masuk kedalam circel mereka berapa bulan yang lalu, dimana saat itu amara hanyalah satu satunya perempuan diantara 3 laki laki .

---

Setelah pulang sekolah, mereka berkumpul di rumah raniauntuk menyiapkan peralatan pendakian.

Mereka tampak antusias, membahas detail perlengkapan yang perlu dibawa-dari tenda, matras, sleeping bag, hingga perlengkapan tambahan seperti senter dan obat-obatan. Di tengah kesibukan, suasana yang awalnya hangat perlahan berubah ketika arga mulai menunjukkan perhatian lebih pada rania.

Di ruang tamu, arga berdiri di samping rania untuk membantu memeriksa daftar barang yang perlu disiapkan. Tangan mereka sesekali bersentuhan ketika arga menyerahkan beberapa barang atau ketika rania meminta pendapatnya, dan mereka berbagi senyuman kecil yang semakin jelas menunjukkan kedekatan mereka.

"yakin lo ga bisa bawa sebanyak ini"rania bertanya tas arga memang nampak paling berat

"bisa,kalau gk kuat gue tinggal pura pura pingsan aja biar lo yang bawa"arga tertawa

rania terkekeh menggelengkan kepala"siap siap aja , biar gue tinggal lo di tengah jalan".
mereka tertawa ,suasana ringan dan penuh canda.

Amara , yang sedang mengatur sleeping bag di sudut ruangan, memperhatikan itu dengan perasaan yang campur aduk. Semula Amara mencoba fokus, sibuk memastikan perlengkapan lain, namun setiap kali melihat arga tertawa atau tersenyum hanya pada rania, ada dorongan cemburu yang sulit diabaikan. amara mencengkeram erat sleeping bag yang sedang dilipatnya, berpikir, Kenapa aku harus merasa seperti ini?

aldi, yang sudah menyadari suasana aneh ini,mendekati amara dan berbisik, "lo nggak apa-apa?"

amara tersenyum kecil, berusaha terlihat santai. "tenang aja, bukan nya gue selalu terlihat baik-baik saja."

Namun, aldi tahu Amara terganggu dengan kedekatan arga dan rania.sudah lama arga dan amara berteman,bagaimanapun pertemanan antara laki laki dan perempuan pasti ada yang menaruh hati diantara keduanya . aldi hanya menepuk pundak amara, seolah memberi dukungan tanpa perlu banyak bicara.

Sementara itu, kayla yang belum menyadari suasana aneh itu terus bercanda, menyebutkan hal-hal lucu tentang pendakian, berusaha mencairkan suasana. "gue punya ide biar kita gk kehabisan air waktu pendaki!" perkataan bulan membuat lainya menoleh menatapnya

"gimana coba?"tanya rania dengan berkacak pinggang menatap kayla

"Gimana kalau kita bawa es batu? Nanti kalau haus, kita tinggal tunggu esnya cair."ucap kayla dengan senyum Pepsodent nya

Semua langsung terdiam beberapa detik, mencerna kebodohan bulan, lalu meledak dalam tawa. aldi sampai terbatuk-batuk.


semua tertawa, termasuk amara. Namun, di dalam hatinya, amara masih merasakan perasaan cemburu yang mengganjal, sesuatu yang perlahan membuat persiapan ini terasa semakin kompleks.

rania yang masih menahan tawa nya menyeletuk "yang penting jangan sampai es nya di bawa rangga ya!"

aldi mengernyit penasaran"kenapa gk boleh ran?"

rania melanjutkanya dengan nada bercanda." Soalnya kalau sama dia, es-nya nggak bakal cair-cair. yang ada es nya makin betah dibawa sama kulkas"

Semua berusaha menahan tawa, khawatir rangga akan marah mendengar lelucon itu. Mereka saling melirik dengan ekspresi lucu, berusaha tidak membuat suara, tetapi senyum di wajah mereka sulit disembunyikan.

sementara rangga menatap tajam rania,seolah ingin menunjukan bahwa ia tidak terhibur dengan candaannya.

Setelah ditatap tajam oleh Rangga, Rania justru menjulurkan lidahnya dengan ekspresi nakal. "jangan marah dong ngga,cuma bercanda" ujarnya sambil tertawa kecil.

Rangga, yang terlihat serius, berusaha mati²an menahan senyum di sudut bibirnya.

~~

Langit MahameruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang