Bab 9: Ketidakpastian yang Membara

9 0 0
                                    


Xiou Win berdiri tak bergerak, tatapannya tetap tajam dan dingin, seolah dia tidak pernah benar-benar merasakan ketegangan yang melingkupi mereka. “Kau tidak paham, Yue,” ucapnya, suaranya rendah, penuh ketegasan. “Setiap hubungan yang melibatkan kita adalah ancaman. Dan aku tidak ingin melihatmu menderita karena keputusanku.”

Yue Hanna merasakan suhu di sekitar mereka menurun. “Jadi, kau memilih untuk menjauh? Mengasingkan diri dari semua yang mungkin kau cintai demi menjaga dirimu?” tanyanya, suaranya penuh tantangan.

Xiou Win memutar bola matanya, dengan nada sinis. “Aku sudah menghadapi dewa-dewa, entitas yang lebih kuat daripada siapa pun yang bisa kau bayangkan. Aku tidak takut pada mereka. Tetapi... aku takut kehilanganmu. Itu adalah kelemahan yang tidak bisa kutoleransi.”

Yue Hanna tersenyum getir, kesedihan terpancar di matanya. “Jadi kau bersembunyi di balik dinding yang kau buat sendiri? Apakah kamu ingin hidup selamanya tanpa merasakan apa pun?” Dia maju selangkah, berani mendekati Xiou Win, menantang jarak yang menciptakan batas antara mereka.

Xiou Win menghela napas panjang, merasakan tekanan yang semakin meningkat di antara mereka. “Cinta adalah kebodohan, Yue. Itu adalah senjata yang bisa menghancurkan. Dan kau harus menyadari risiko ini.”

“Risiko? Atau alasan?” jawabnya cepat. “Selama ini, kau berbicara tentang dunia yang penuh dengan ancaman. Tapi, apakah kau tahu siapa yang sebenarnya mengancam hidup kita? Bukan dewa-dewa atau tetua. Itu adalah ketakutanmu sendiri!”

Xiou Win mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya masih datar. “Dan ketakutan itu akan menyelamatkanmu. Ketika mereka mengetahui siapa kamu, mereka tidak akan membiarkanmu hidup. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti dirimu.”

“Aku bisa melindungi diriku sendiri, Xiou Win!” seru Yue Hanna, nada suaranya menggema di malam yang tenang. “Kau tidak perlu menjadi pelindungku. Jangan menganggapku lemah hanya karena aku mencintaimu. Aku sudah berjuang sepanjang hidupku. Jangan coba menghalangiku sekarang.”

Xiou Win menatapnya, dingin, namun di dalam hatinya, pertempuran antara rasa ingin melindungi dan keinginan untuk mengizinkannya memilih terasa sangat nyata. “Aku tidak menganggapmu lemah. Kau lebih kuat dari yang kau tahu. Tetapi kekuatanmu tidak dapat melawan kekuatan para dewa.”

“Ketika aku bersamamu, aku merasakan kekuatan itu meningkat,” jawab Yue Hanna, suaranya penuh keyakinan. “Setiap kali aku melihatmu, aku merasa terinspirasi untuk menjadi lebih dari sekadar pendekar. Aku ingin menunjukkan kepada dunia bahwa cinta bisa menjadi kekuatan.”

Xiou Win menggelengkan kepala, dengan nada tegas. “Kau tidak mengerti apa yang kau ucapkan. Cinta adalah kelemahan yang akan mengeksposmu. Jika kau terus mengaitkan hidupmu denganku, kau akan terjebak dalam masalah yang lebih besar daripada dirimu sendiri.”

Yue Hanna mendekat, merasa jantungnya berdegup lebih cepat. “Jadi, apa yang kau inginkan? Menghilang dari hidupku? Memilih untuk tidak terlibat, hanya demi keselamatan yang kau yakini? Apa kau tahu betapa menyedihkannya hidup seperti itu?”

Xiou Win membalas tatapannya dengan dingin, suaranya tak bergetar. “Aku lebih baik menjalani hidup dalam kesepian daripada melihat orang yang aku cintai menderita. Itu adalah pilihan yang telah kutetapkan.”

“Jadi, kau lebih memilih kesepian, Xiou Win? Dengan semua kekuatanmu, kau memilih untuk menyakiti dirimu sendiri daripada merasakan cinta?” jawab Yue Hanna, menantang.

Xiou Win terdiam, menatap jauh ke dalam matanya. “Kau harus mengerti satu hal, Yue. Aku tidak takut pada siapa pun, tetapi dunia ini tidak memperlakukan orang dengan baik. Jika kita bersatu, kita akan melawan seluruh kekuatan yang ingin memisahkan kita.”

Yue Hanna tidak menyerah, suaranya bergetar penuh harapan. “Kita bisa melawan bersama, Xiou Win! Kita bisa menemukan cara untuk mengatasi semua ancaman ini. Kita lebih kuat bersama, bukan?”

Xiou Win merasakan perasaan dalam dirinya bergolak. “Kau terlalu idealis, Yue. Kau masih melihat dunia melalui lensa kebahagiaan. Dan aku... aku telah melihat kegelapan yang menyelimuti setiap sudut kehidupan ini. Aku tidak bisa membiarkanmu terjebak di dalamnya.”

Yue Hanna menggelengkan kepalanya, frustasi mencuat. “Jadi, apakah semua ini akan berakhir? Apakah kau akan terus membiarkan dirimu terkurung dalam dingin tanpa memberi kesempatan pada cinta?”

Xiou Win memejamkan mata, merasakan sakit di dadanya. “Cinta bukanlah sesuatu yang bisa kau andalkan. Dalam dunia ini, cinta bisa membuatmu menjadi sasaran.”

Yue Hanna menatapnya, ketegangan di antara mereka semakin membara. “Dan aku bersedia menjadi sasaran untuk mempertahankan perasaanku terhadapmu! Mungkin, pada akhirnya, kau akan menyadari bahwa cinta lebih kuat dari semua kegelapan.”

“Yue,” panggil Xiou Win, suaranya lebih lembut dari sebelumnya. “Aku tidak bisa membiarkanmu terjerumus ke dalam masalah karena keputusanku. Aku sudah terjebak dalam kegelapan, dan aku tidak ingin menarikmu ke dalamnya.”

“Apakah kau akan membiarkanku pergi begitu saja?” tanya Yue Hanna, matanya berbinar penuh harapan. “Apakah semua perjuangan kita akan sia-sia hanya karena ketakutanmu?”

Xiou Win menatapnya dalam-dalam, merasakan perubahan dalam hatinya. “Mungkin... kau benar. Tetapi jika kita melakukannya, kita harus siap untuk apa pun yang akan datang. Kegelapan tidak akan mengampuni kita.”

Yue Hanna tersenyum, dengan ketegasan yang sama. “Aku siap menghadapi segalanya asalkan aku bersamamu. Sekali lagi, aku mengulangi: kita bisa melawan bersama.”

Xiou Win mendekat, mendengarkan setiap kata yang diucapkan. “Aku tidak akan membiarkanmu menjadi sasaran, Yue. Jika kita harus menghadapi kegelapan, kita akan melakukannya sebagai satu. Tapi ingat, cinta ini adalah pedang bermata dua. Aku akan melindungimu, tetapi aku tidak akan melindungi hatimu dari rasa sakit.”

“Dan aku tidak akan membiarkanmu bersembunyi di balik dinding ketakutanmu,” jawab Yue Hanna, matanya bersinar. “Mari kita buktikan kepada dunia bahwa cinta bisa menembus semua batasan.”

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

belajar dari yue hanna ya guys, kalo cinta harus di perjuangkan apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, karena cuma ada penyesalan yang tersisa nantinya.

Whispers of the Immortal moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang