Bab 10: Pertarungan Dalam Diri

5 0 0
                                    

Xiou Win merasakan hatinya bergetar di dalam dada, tetapi dia tidak menunjukkan rasa itu di wajahnya. “Kau tidak mengerti. Semua ini bukan sekadar tentang kita,” ujarnya, suaranya tenang namun tegas. “Dunia ini tidak mempedulikan cinta. Ia hanya melihat kelemahan.”

Yue Hanna, meskipun tahu bahwa pernyataan itu memiliki kebenarannya, tetap menantang. “Jadi kau akan membiarkan dunia mengendalikan hidupmu? Apa kau tidak ingin mencoba mengubahnya?”

“Bukan semua hal bisa diubah hanya dengan keinginan,” jawab Xiou Win datar, tetap tidak mengubah ekspresi wajahnya. Dia berpaling, menatap langit malam yang berkelip. “Kau akan terluka jika kau terus berharap pada hal-hal yang tidak pasti.”

“Lebih baik terluka daripada hidup dalam ketakutan, Xiou Win!” seru Yue Hanna, emosi semakin meluap. “Aku tidak akan membiarkanmu mengurung dirimu seperti ini.”

Dia mendekat, meraih lengan Xiou Win. “Buka matamu! Kita memiliki kekuatan untuk melawan bersama.”

Xiou Win menarik lengan dari genggamannya, kembali menatap Yue dengan tatapan dingin. “Kau harus belajar bahwa tidak semua orang ingin diselamatkan. Aku tidak butuh pertolonganmu.”

Yue menggelengkan kepalanya, frustrasi mulai menguasainya. “Ini bukan soal membutuhkan bantuan, Xiou Win. Ini tentang kita, tentang bagaimana kita saling melengkapi. Kau punya kekuatan dan keberanian, tetapi kau menolak untuk melihatnya.”

Xiou Win tidak menjawab, hanya menatap jauh ke arah cakrawala. Dia merasa terjebak antara keinginannya untuk melindungi Yue dan keinginannya untuk menjaga jarak. “Kau tidak tahu betapa berbahayanya cinta ini,” ujarnya setelah beberapa saat. “Kau tidak tahu apa yang bisa terjadi ketika kita membiarkan perasaan mengambil alih.”

“Lalu, apa yang harus kita lakukan?” tanya Yue, berusaha meraih perhatian Xiou Win. “Apakah kita akan terus bersembunyi dari kenyataan? Apa kau akan membiarkan ketakutanmu mengendalikan hidup kita selamanya?”

Dia merasakan ketegangan di antara mereka, dan sekali lagi, matanya bertemu dengan tatapan dingin Xiou Win. “Kita bisa mencari jalan tengah. Kita bisa menemukan cara untuk hidup tanpa mengorbankan diri kita,” lanjut Yue, berusaha untuk menenangkan situasi.

Xiou Win akhirnya berbalik, wajahnya mengekspresikan rasa lelah yang dalam. “Mungkin,” ucapnya pelan, “tapi kita harus siap untuk konsekuensinya. Jika kita bersatu, maka kita harus siap menghadapi semua yang datang.”

“Apakah itu cukup baik untukmu?” tanya Yue, harapan mulai tumbuh dalam hatinya. “Apakah kita bisa melakukan ini bersama-sama?”

Xiou Win mengangguk perlahan, meski ragu. “Tapi ingat, kita akan menghadapi lebih dari sekadar dewa. Kita akan menghadapi semua orang yang ingin melihat kita jatuh.”

“Dan kita akan bangkit bersama!” Yue menjawab dengan semangat. “Kita akan membuktikan kepada dunia bahwa kita lebih dari sekadar dua orang. Kita adalah kekuatan yang tidak bisa dihentikan.”

“Jangan biarkan kata-kata itu membuatmu ceroboh,” ucap Xiou Win, suaranya kembali dingin. “Setiap langkah kita harus dipikirkan. Aku tidak bisa membiarkanmu menjadi sasaran.”

“Jadi, kau masih ingin menjauh?” Yue bertanya, suaranya mulai meredup.

“Jarak bukanlah solusi,” jawabnya tegas. “Tapi jika kita tidak berhati-hati, maka semua yang kita bangun bisa hancur dalam sekejap.”

Dengan pemahaman yang baru, Yue merasakan harapan bertumbuh di dalam hatinya. “Mari kita mulai dari sini, Xiou Win. Kita akan membuat rencana. Kita tidak akan membiarkan siapa pun, termasuk para dewa, memisahkan kita.”

Xiou Win menatapnya, dan untuk sekejap, di balik tatapan dinginnya, ada sinar keinginan untuk berjuang. “Kau yakin bisa melakukan ini?” tanyanya.

“Jika kita bersama, tidak ada yang tidak mungkin,” jawab Yue dengan percaya diri.

Xiou Win mengangguk, dan meskipun ia masih menjaga jarak emosionalnya, ada sesuatu yang lebih lembut di dalam tatapannya. “Baiklah. Jika kita melakukannya, kita harus siap untuk menghadapi apapun yang datang.”

Dengan keputusan itu, mereka berdua mulai merencanakan langkah-langkah mereka ke depan, meskipun bayang-bayang ancaman masih menggantung di atas kepala mereka. Dalam ketegangan yang menyelimuti malam, harapan baru lahir di antara mereka sebuah kekuatan yang lebih besar dari diri mereka sendiri

Whispers of the Immortal moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang