Resta mengerjapkan mata. Matanya mengabur, berusaha mengimbangi pencahayaan sekitarnya. Sekelilingnya gelap, tetapi ada cahaya remang dari lampu ruangan yang ditempatinya.
Resta terkejut melihat Kenzie yang terikat di depannya. Kenzie ternyata sejak tadi memandanginya, tetapi ia tidak bisa berbicara karena mulutnya tertutup lakban.
"Ken?" Resta bertanya pelan. Ia melirik tangan dan kakinya yang terikat tali.
Resta mendengus samar. Hanya tali. Selama 24 kehidupan, Resta selalu berhasil lepas dari ikatan tali. Tak peduli seberapa kuat tali itu mengikatnya, Resta bisa dengan mudah meloloskan diri.
Seperti sekarang, diam-diam Resta memutar tali untuk melepaskan ikatan. Butuh setengah jam akhirnya tali itu terlepas. Resta beralih membuka tali di kakinya, lalu berdiri.
Kenzie melotot tak percaya. Resta berjalan menghampirinya, berjongkok, kemudian membuka ikatan tali dan lakban di mulut Kenzie.
"Resta, kita harus pergi dari sini," bisik Kenzie setelah berhasil meloloskam diri. Ia berdiri di samping Resta yang sedang meneliti sekeliling.
"Berapa penjaga?"
"Ha?" Kenzie memandang Resta tak mengerti.
"Ada suara langkah kaki di luar. Juga ada orang yang berbincang-bincang. Mungkin sekitar lima penjaga." Resta berkata dengan lugas.
Kenzie menelan ludahnya. Ia tidak mendengar suara apa pun, sedangkan Resta mendengarnya. Seberapa tajam pendengaran pemuda itu?
"Kau bisa bertarung?" tanya Resta, sekarang menatap tepat ke manik mata hitam Kenzie.
Kenzie mengangguk. "Sedikit."
"Bagus. Kita akan menerobos keluar."
Resta lebih dulu berjalan ke arah pintu, membukanya, lantas berlari menerjang penjaga yang berjaga di depan pintu.
Duagh!
Resta langsung mendaratkan tendangan. Disusul Kenzie yang juga menendang penjaga yang lain.
Bugh!
"Mereka berhasil lepas! Tangkap!"
Resta menarik tangan Kenzie untuk berlari. "Lebih baik kita melarikan diri dulu."
Kenzie mengangguk, tak banyak protes. Ia mengejar langkah kaki Resta yang gesit berlari. Untungnya rumah tak berpenghuni itu tidak terletak di hutan. Hanya rumah di salah satu kompleks yang hanya ada puluhan penduduk, tidak terlalu banyak, dan kompleks itu malam ini lengang.
Bruk!
Resta menoleh. Kenzie terjatuh, sepertinya kakinya terasa kram karena duduk selama beberapa jam. Resta berdecak, kembali berlari ke belakang, membantu Kenzie berdiri.
"Ayo, cepat," desak Resta melihat lima penjaga yang berhasil mengejar mereka.
Kenzie berdiri dengan tertatih-tatih. Tapi sialnya, mereka semakin dekat. Resta sontak mendorong Kenzie ke depan.
"LARI, KEN!"
Kenzie terkesiap. Resta berhasil ditangkap oleh lima penjaga itu.
"T-tapi, kau—"
Resta menggeleng kuat. Ia dipegang oleh lima penjaga itu. "Larilah!"
"Tapi—"
Haikal datang. Pemuda itu menghampiri Resta. Resta menelan ludah melihat suntik di tangan Haikal. Ia kembali menatap Kenzie.
"AKU BILANG LARI, SIALAN!"
Kenzie tidak bisa berpikir. Dia segera berlari, sesekali menoleh ke belakang, melihat Resta yang memberontak. Tetapi Haikal lebih dulu menyuntikkan sesuatu di tangannya, membuat pergerakan Resta terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERROR [END]
Teen FictionAda seorang gadis yang mengutuk pacarnya karena ketahuan selingkuh. Di hari tahun baru, disaat kembang api mengudara ke langit, suara gadis itu terdengar lantang mengatakan, "Aku bersumpah mengutuk dirimu menderita selama 25 kehidupan!" Pemuda itu h...