[[♠]]
"Damn." Jeva tak menyangka dengan fakta yang barusan ia baca. Dirinya? Bersaudara dengan Helios? Mustahil!
"Idup gue dah banyak masalah, so please gak usah tambah-tambahin masalah." Jeva langsung mengambil selembar surat itu lantas ia mengepal-ngepalnya menjadi bulatan, dan dengan wajah datar ia pun melemparkan surat itu ke tong sampah yang selalu terbuka.
"Gue anak tunggal, dan orang tua gue udah ninggal, that's me," gumam Jeva sudah bulat dengan pendapatnya. Ia sungguh tak suka jika harus berhubungan dengan para bedebah itu lagi.
Selesai dengan hal itu Jeva kembali memiliki surat-surat yang lain. Keningnya mengerut lagi kala melihat surat perjanjian yang belum ditanda tangani. "Huan Kai Shan ... pemimpin Triad Sān Crows? Stres! Mikhael mau ngajak kerjasama orang kayak gini!?"
Jeva lantas mengeluarkan ponsel barunya, karena ponsel yang lama sudah ia buang sewaktu perjalanan, menghindar dari kemungkinan ada yang melacak keberadaannya.
Mencari nama tak asing itu di Google, Jeva pun akhirnya menemukannya, dan benar saja ... Huan Kai Shan, seorang politikus asal Tiongkok. Pernah terkenal dengan kasus pencucian uangnya 7 tahun yang lalu. Namun kasus tersebut sudah ditutup dengan Huan yang dinyatakan tak bersalah dan hanya mendapat tudingan asal tanpa bukti.
Mengejutkan sekaligus mengerikan. Organisasi kriminal, diketuai oleh seorang politikus, haha dirinya bahkan belum tahu seberapa besar pengaruh organisasi tersebut. Dirinya harap di masa mendatang nanti ia tak terlibat dengan orang-orang itu. Namun ...
"Wait!" Jeva kembali menatap kertas itu, kembali membaca nama sang politikus, Huan Kai Shan, Huan??? Bukankah itu sama dengan nama Helios!? Huan Helios! Jeva langsung menutup mulutnya. "Jangan bilang mereka satu keluarga!?"
Ah bolehkah dirinya lompat dari jendela saja sekarang? Ia sungguh tak sanggup jika harus menghadapi orang berkuasa seperti mereka!
Jadi beberapa jam yang lalu ia meracuni anak seorang politikus, yang ternyata adalah seorang pemimpin organisasi kriminal? Ahh sudah dipastikan masa depannya tidak akan bisa cerah. Jeva pun tersenyum miris.
"I wanna go home, please, mom, help," gumamnya yang rasanya sudah tak bisa berpikir lagi. (Aku ingin pulang, tolong, ibu, tolong)
"Ada apa? Anxiety-nya kumat?" Sembari mengikat tali jubah mandinya, Vella keluar dari kamar mandi, rambut pendeknya pun meneteskan air-air sisa keramas.
"Anxiety palak bapak kau."
Pandangan Vella pun terfokus pada Jeva, ia menaikan sebelah alisnya melihat Jeva yang tampak seperti orang stres.
"Nih liat." Jeva menyodorkan berkas yang tadi dibacanya. Sebuah surat perjanjian milik Mikhael yang masih belum ditandatangani, surat perjanjian biasa yang menguntungkan satu sama lain, wajar dalam dunia bisnis ilegal.
"Apa yang salah?" Bingung Vella kala membaca surat tersebut.
"Pemimpin sebuah Triad, Mr. Huan Kai Shan, dia bapak Helios."
Mendengarnya Vella pun berkedip-kedip, mencoba memproses ucapan Jeva, hingga akhirnya ia paham maksud dari ucapan tersebut. "Demi apa!?" Ia langsung merebut surat itu, membaca dengan teliti nama yang tercantum itu. "Shit! Kita harus cepat-cepat tarik uang di Black Card Helios, sebelum kartu itu dibekukan! Parahnya kita bisa dilacak mereka."
"Selain buronan polisi kita sekarang juga jadi buronan orang-orang itu ... hahah keren." Jeva terkekeh garing, lantas ia berjalan ke arah balkon dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK ROAD [END]
RandomRefa terkekeh miris melihat pemandangan di depannya, puluhan orang berseragam Oren yang tengah makan siang, pula dengan penjaga berseragam polisi di setiap sudut tempat itu. "Gak, harusnya gue mati setelah ditabrak truk, tapi apa-apaan tempat ini." ...