[[♠]]
Tap!
Tap!
Tap!
Mereka melangkah bersama keluar dari ruang serba putih itu, Jeva menengok ke belakang melihat orang-orang berseragam putih dengan penutup wajah yang juga putih mulai memasuki ruangan itu.
Sementara lelaki dengan wajah mengantuk di sampingnya terus berjalan sembari menguap, tampak biasa-biasa saja.
Lewat pintu belakang mereka melangkah keluar dari gedung lapas yang menjulang tinggi itu, sinar matahari yang amat cerah pun menyoroti wajah mereka.
Mata Jeva menyipit, melihat sebuah mobil terparkir di hadapan mereka. Ini serius bisa keluar dari penjara? Kok kayak mencurigakan ya? Batin Jeva.
"Masuk," titah Helios yang sudah memasuki mobilnya. Pria bermata tajam itu sudah duduk di kursi kemudi dengan topi sipir yang sudah ia lepas.
Lelaki berwajah ngantuk dengan nametag 'Keano Damien' Itu mengangguk. Dengan patuh lelaki itu membuka pintu mobil di kursi belakang dan melangkah masuk.
Jeva pun tak urung ikut memasuki mobil mengikuti Damien, setelahnya ia menutup pintu mobil.
Brumm!
Mobil melaju begitupun, namun iris mata coklat Jeva yang masih mengekori orang-orang berseragam putih bekerja, merek menggotong tahanan-tahanan yang tadi kalah di ruang putih.
Semuanya dibawa masuk ke dalam sebuah mobil putih, bukan mobil ambulans melainkan mobil pribadi.
"Mereka mau dibawa ke rumah sakit, gak usah khawatir," ujar Helios yang dari tadi menatap gerak-gerik Jeva.
Kepala gadis itu pun langsung menoleh kala dirinya diajak bicara.
"Tapi kan ada yang udah mati, gak bisa diselamatkan lagi," ucapnya dengan pikiran yang berkecamuk setelah membunuh satu orang salah satu dari mereka, meski lebih tepatnya Damien yang membunuhnya.
"Memang, ke rumah sakit bukan berarti diobati, khusus untuk mereka adalah operasi pengambilan organ-organ. Untuk dijual." Helios dengan tenang memutar setirnya untuk berbelok.
Deg!
Harinya terasa teremas, tubuh Jeva membeku di tempat, meski sudah paham lingkungan apa yang kini ia tempati namun banyak hal gila yang masih membuatnya tercengang.
Berbeda dengan Damien yang tampak biasa saja saat mendengar hal itu, sebagai orang dengan tato ular putih di kakinya ia hanya bisa terheran saat melihat reaksi Jeva. Orang-orang dengan tato ular putih di kaki mereka itu menandakan bahwa mereka termasuk anak buah Mikhael yang pastinya sudah terbiasa dengan hal-hal gelap semacam itu.
"Kenapa?" tanya Helios.
Bibir ranum Jeva terbuka perlahan mencoba menjawab pertanyaan Helios. "Bukan apa-apa, cuma penasaran dengan jumlah bisnis kalian ada berapa ... Kayaknya melebihi dari apa yang gue lihat selama ini." Jeva berucap dengan nada yang tenang, menyembunyikan dengan baik rasa shock-nya.
"Ohh, gak bisa disebut banyak tapi sekitar 6 bisnis yang masih kami jalani sampai sekarang."
***
"Alright, kita sampe." Helios melompat keluar dari mobil, meregangkan otot-otot bahunya yang terasa pegal setelah cukup lama menyetir.
Jeva dan Damien pun ikut turun dari mobil, menatap beberapa kapal angkutan barang yang menjulang tinggi di atas perairan di hadapan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SICK ROAD [END]
Mystère / ThrillerNot about love, but enemies. Criminal transmigration. Mati setelah tubuhnya dicium truk yang tengah melaju kencang, tewas dalam sekedipan mata. Tetapi, jiwanya kembali terbangun... terbangun di dalam sebuah penjara. Gadis itupun terkekeh miris dibu...