Prolog

1.8K 93 0
                                    

=====================================


[[For Your Information]]

• Mengandung kekerasan, kata-kata kasar atau mungkin kejadian yang dapat menimbulkan trauma.
• Jangan mencontoh hal-hal negatif/bahaya yang ada di dalam cerita!
• Romance cuma selingan/sampingan!! Biar gak terlalu hambar.

⚠️JANGAN BIASAKAN KEKERASAN DALAM KEHIDUPAN NYATA!

⚠️DILARANG PLAGIAT, COPY PASTE, NYALIN, ATAU APALAH ITU!!

⚠️JANGAN PELIT VOTE OR FOLLOW HEHE

=====================================

[[♠]]

"Seharusnya gue mati setelah ditabrak truk, tapi apa-apaan tempat ini." Refa terkekeh miris melihat pemandangan di depannya, puluhan orang berseragam oren yang tengah makan siang, pula dengan penjaga berseragam polisi di setiap sudut tempat itu.

Dia sudah curiga sejak awal, sejak dirinya terbangun di toilet, terbangun dalam tubuh telanjang yang bukan tubuhnya karena di tubuh itu ia jelas melihat tato kepala kambing, bintang terbalik, salib dan berbagai gambar tak jelas serta berbagai luka yang menghiasi tubuh itu.

Jika tubuh miliknya jelas tak seperti itu, ia adalah seorang atlet UFC dengan tubuh bersih dan atletis, tubuh seorang wanita bernama Camellia Refa.

Seingat Refa terakhir kali ia membuka mata adalah saat ia tertabrak sebuah truk, seharusnya dirinya berada di akhirat sekarang, atau setidaknya di rumah sakit jika ternyata gagal mati.

Namun apa-apaan ini? Refa menatap darah yang mengalir dari lehernya, namun saat dirinya mengecek leher itu ... ia hanya merasakan kulit yang mulus tanpa luka.

Sungguh dirinya merasa seperti orang gila saat ini, Refa bahkan melihat baju ganti yang tergantung adalah baju berwarna oren dengan sebuah angka di atas sakunya, dirinya jelas tahu seragam apa itu.

Refa memilih mengguyur dirinya, membersihkan darah yang menempel di tubuhnya serta membersihkan pikirannya yang sudah kesana-kemari.

Setelahnya ia memakai seragam yang tergantung di dinding, selesai berpakaian dirinya pergi keluar dari kamar mandi untuk mengecek tempat macam apa yang kini dirinya tengah tempati.

Dan benar saja ... dia berkeliling dan dimana-mana dirinya hanya melihat jeruji besi, tembok kotor serta orang dengan seragam sama dengannya, seragam seorang tahanan. 'Gila,' batin Refa.

"Jev? Lo ngapa planga plongo gitu? ini udah jam makan sing, mending kita pergi sekarang," ucap seorang gadis berambut sebahu yang tiba-tiba merangkul pundak Jeva.

"Jev?" Refa menoleh , menatap kearah gadis itu. Jev? Kenapa dirinya dipanggil Jev? Itukan nama cowok.

"Lo kenapa sih? Abis kena pukul bang Geri lagi ya?" Gadis itu menatap heran anak yang ia rangkul.

'Geri ...? Wait ...?' Refa terbengong sejenak, menatap pemandangan di hadapannya lalu mengobservasi gadis di sampingnya.

Jev? Geri? Cewek berambut pendek? Dan tempat ini .... Refa terdiam sejenak, dirinya tampak tengah mengingat-ingat sesuatu.

Fix

'Gue ada didalam Novel itu,' batin Refa. Kini dirinya teringat akan buku novel yang ia baca saat dirinya sedang berjalan pulang dari tempat latihan.

Saat itu Refa tengah berjalan sambil membaca buku novel dengan amat fokus hingga dirinya menyeberang jalan sembarangan tanpa sadar. Dan nasib buruk pun datang, sebuah truk melaju dengan sangat cepat kearah Refa tanpa terkendali.

"AWASSSS!" teriak sang supir.

Refa terkejut, menoleh keasal suara pun tak sempat, tubuh Refa langsung tertabrak truk dengan kecepatan tak terkendali itu.

Brakk!

Ckittt!

Telinga Refa berdenging saat mengingat kejadian itu. "Gila.." gumam Refa.

Kini ia ingat, seorang tokoh yang ia kasihani sebelumnya, Jeva.

Seorang gadis kecil yang sejak berusia 7 tahun yang kehilangan orang tuanya dan telah diusir dari rumahnya sendiri karena terlilit hutang yang tak dapat keluarganya tanggung.

Tak ada yang membantu, hanya tatapan kasihan yang ia dapatkan dari orang-orang di kampungnya.

Pergi kerumah saudara pun percuma, mereka semua membenci ibunya yang bekerja sebagai seorang pelacur, tak hanya ibunya, dirinya yang tak berdosa pun ikut dibenci.

Hingga suatu hari dirinya ditolong oleh seseorang, entah dirinya beruntung atau malah sial, karena ia disuruh menjadi anak buah orang itu dan bekerja sebagai kurir Narkoba. Namun karena tak ada pilihan lain Jeva terpaksa ikut, ia pun tumbuh di jalanan yang sakit itu, menjadi pengedar Narkoba, sesekali membunuh untuk dapat uang tambahan.

Dan layaknya seorang penjahat, suatu hari dirinya terkena timbal balik tentunya. Jeva tertangkap dan berakhir di penjara.

Hidupnya pun berakhir di dalam jeruji besi itu, mati setelah diperkosa, pada usia ke-19 tahunnya, yang berarti itu adalah usianya saat ini karena Jeva masuk penjara di awal usia ke-19 tahunnya dan mati di hari terakhir usia ke-19 tahunnya.

"Apanya yang gila? Lo?" tanya gadis di sebelah Refa.

Refa tak menjawab, ia hanya menoleh kearah gadis itu dengan tatapan seperti orang gila. Dia tahu betul siapa gadis itu, gadis berambut pendek dengan tubuh yang tinggi, Ravella Anggelino, dia teman sekaligus orang pertama yang mau menyambut Jeva dengan ramah saat Jeva baru masuk ke lapas.

Dan Geri, pria yang tadi Vella sebutkan, dia adalah salah satu tahanan di penjara ini yang telah membuat kewarasan Jeva menghilang, pelaku yang telah memperkosa Jeva hingga gadis itu mati, tentu mati karena dibunuh saat Jeva terus melawan karena hendak diperkosa oleh pria itu, Gerion Marcelo.

Nafas Refa seolah tercekat, bagaimana dia bisa menghadapi situasi macam ini? Ia tahu jika dirinya bisa bertarung, tapi kan ... dirinya sendirian.

"Tahanan nomor 111! Mohon datang ke ruang tunggu." Speaker di pojok ruangan itu pun berbunyi.

"Jev, kayaknya ada yang mau jenguk Lo tuh," ucap Vella, ia pun melepaskan rangkulannya pada Jeva.

Refa menoleh kearah speaker itu, lalu melihat nomor di bajunya, benar saja 'No. 111'. Memang siapa yang menjenguk? Bukankah tubuh ini tak punya keluarga?

[[To Be Continued]]

NOTE:

Perasaan gue bikin cerita isinya orang-orang yang tersiksa mulu -_-

Btw ini tercipta karena gw gabut okay? tanpa rencana matang. So jangan ngarep terlalu tinggi.
Cuma pengin ngerasain nulis 2 story secara langsung aja, biar kayak penulis lain ehe-_-

Tapi Bab 1 masih lama kayaknya

SICK ROAD  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang