⚠️kata-kata kasar jangan dicontoh di dunia nyata, hiduplah stay halal walau kadang minus akhlak😇
[[♠]]
Bugh!
Bugh!
Jleb!
Dengan brutal Jeva menyerang para preman itu, memukul, menendang serta mengayunkan pisaunya yang ia genggam erat-erat, tatapannya berkeliaran ke sana ke mari memerhatikan setiap serangan yang tertuju padanya.
Menang? Hal yang sulit, namun dengan kewalahan Jeva dan Pak Memet terus mencoba bertahan. Sekitar 10 menit kedua orang itu masih bisa bergerak bebas, sebuah pencapaian, karena lawan mereka sangatlah tak sebanding dengan kekuatan yang mereka miliki.
Puluhan atau bahkan mungkin ratusan orang mengepung satu gadis serta satu pria paruh baya, apakah itu masuk akal? Tentu, tidak.
Namun yang jelas Helios tak memperdulikan hal tersebut, pria itu sangat menikmati pemandangan kedua manusia berbakat yang tengah mengerahkan seluruh tenaganya untuk bertahan hidup.
Dari jarak beberapa meter pria itu berdiri, menyilangkan kedua lengannya di depan dada, dan bersender pada tembok rumah di belakangnya.
"Sangat lihai, padahal katanya lupa ingatan," gumam Helios saat memerhatikan cara bertarung Jeva yang asal-asalan dalam memegang senjata, namun serangannya sangat rapih.
Bugh!
Jeva memukul perut pria di hadapannya, hingga pria itu mengeluarkan batuk berdarah. Tak sia-sia ia melatih otot lengannya selama masa hukuman di penjara.
Meski begitu, terdengar jelas suara nafasnya yang tak beraturan karena kelelahan, dan kewalahan, serangan tak henti-hentinya ia dapatkan. "Setan-setan ini sebanyak apasih sebenernya!?" kesal gadis itu.
Hingga detik di mana Jeva lengah, seseorang langsung memukul perutnya dengan tongkat kayu, beruntung bukan punggungnya atau mengenai tulang rusuknya, benar, beruntung ... namun tetap saja itu sakit!
Kaki gadis itu langsung mundur dan ia mencoba menopang tubuhnya yang sudah lemas tak bertenaga. "Aghh ... Sialan!" Nyeri di perutnya pun seketika terasa menyakiti sekujur tubuhnya.
Dengan sisa-sisa kekuatannya Jeva mencoba mencari jalan keluar, hingga dirinya menemukan celah di antara kerumunan para preman itu. Dirinya pun langsung melemparkan pisaunya hingga mengenai dan tertancap di dada pria yang telah memukulnya tadi, lantas gadis itu segera berlari untuk kabur.
Meski lelah ia terus berusaha bertahan, setidaknya hari ini dirinya harus hidup.
BRUKK!
Sangat disayangkan ....
Seseorang yang lebih cepat langsung menghalangi jalannya.
Tubuh Jeva terhuyung setelah menabrak tubuh Helios. Hampir jatuh, namun alangkah baiknya pria itu, pinggang Jeva langsung ditarik agar tak menyentuh debu-debu kotor di bawah.
Menatap orang yang telah ia tabrak, dalam hati Jeva langsung mengumpat.
"Sialan ... kenapa sih Lo ngeselin banget!?" kesal gadis itu. Sungguh! Kini ia sudah sangat lelah!
Tatapan tak peduli pun Helios berikan, ia segera melepaskan tubuh gadis itu. Tak banyak basa-basi, Helios langsung mengeluarkan pistolnya, lantas mengacungkannya ke jidat Jeva.
"Latihan terakhir, latihan menembak," ucapnya. "pertama, tarik pelatuknya dulu." Pria itu langsung menarik pelatuk pistol yang ia pegang.
Membuat Jeva panik seketika. "B-bentar! Jangan gila-"
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK ROAD [END]
DiversosRefa terkekeh miris melihat pemandangan di depannya, puluhan orang berseragam Oren yang tengah makan siang, pula dengan penjaga berseragam polisi di setiap sudut tempat itu. "Gak, harusnya gue mati setelah ditabrak truk, tapi apa-apaan tempat ini." ...