SR-17

1.5K 120 4
                                    

[[♠]]

"Lama bener," gumam Helios yang tengah duduk di kursi, menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Pria itu tengah memperhatikan para anak buahnya yang sedang berkelahi satu sama lain—di halaman belakang markas.

Sementara Jeva, ia berdiri di samping Helios, meringis ngeri saat melihat pemandangan di hadapannya, darah berceceran di mana-mana, saling memukul satu sama lain bahkan beberapa menggunakan senjata.

Orang-orang tersebut tengah diseleksi oleh Helios, untuk diambil yang terbaik, dan dapat membantu rencana penyerangan terhadap Mikhael.

"Apasih, gak asik, pakai senjata dong." Pian yang juga tengah menonton pun melemparkan pisaunya ke salah seorang dari mereka. Ia duduk di teras menatap datar kerusuhan di hadapannya.

Sementara yang dilempari pisau malah meringis kesakitan, bukanya menangkap pisau itu ia malah tertusuk pisau tajam itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Krak!

"Arghh!"

"Sialan!"

Perkelahian tak terhindarkan itu akhirnya menumbangkan hampir keseluruhan di antara mereka, tersisa dua orang yang masih berdiri tegak meski luka telah menghiasi tubuh mereka.

Seorang pria dengan rambut sepundak yang diikat serta seorang pria dengan rambut yang hanya sepanjang bulu tikus, hampir bisa dikatakan botak.

Kedua pria kalem tersebut memandang satu sama lain dengan aura permusuhan, lantas pria semibotak itupun melompat dan memutar tubuhnya di udara, ujung kakinya hampir mengenai wajah sang pria berambut panjang.

Dengan reflek sang pria dengan rambut diikat itupun mengangkat kedua tangan untuk menangkap kaki sang lawan.

Namun tak sesuai perkiraan, pria semibotak itu malah menekuk kakinya hingga lutut kerasnya menghantam wajah tampan lawannya.

Krak!

Patah, hidung mancung pria dengan rambut diikat itu patah, membuatnya meringis kesakitan. "Sialan," lirihny. Ia mundur beberapa langkah, lantas ia mengeluarkan pisau yang sedari tadi ia simpan.

"Lemah," ucap sang pria dengan rambut semibotak.

Pria berambut panjang itupun menarik nafasnya dan membuangnya perlahan, mencoba agar tak terbawa emosi. "Diamlah, sebelum mulut Lo gue robek." Dengan sisa-sisa kekuatannya pria itupun menerjang, mengayunkan pisaunya yang terus berhasil dihindari sang pria semibotak.

Bugh!

Srek!

Namun , sang pria semibotak itu meringis kala punggungnya mendadak dihantam oleh siku sang lawan, wajahnya pun langsung tersayat kala ia menoleh hendak melawan. "Bajing-"

Jleb!

Pria dengan rambut diikat itu langsung menusuk pinggang pria semibotak. "Biksu dilarang berkata kasar," ujarnya dengan wajah datar.

SICK ROAD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang