4. Problem

1.9K 194 3
                                    

"Jalang."

"Satu omega dan empat alpha, bayangkan seberapa kendor lubangnya." Kekehan terdengar.

"Apa sih yang dilihat Mingyu dari omega aneh itu."

"Dia menjual dirinya untuk mendapatkan peringkat atas pararel ya?"

Mingyu menghela nafas, dia bukan tipe pemarah karena ibunya sangat menentang perbuatan seperti itu. Tapi ibunya mengajarkannya untuk angkat suara jika ada yang membuatnya tidak senang, ya seperti saat ini.

"Hentikan," kata Wonwoo, menahan lengan Mingyu yang hendak menegur siswa-siswi tadi. "Kau sendiri tahu kan omega tidak mungkin bisa duduk di antara alpha seenak hati? Itu respon yang wajar di situasi ini."

Itu benar, dan Wonwoo malah merasa dia berada di dalam kelompok yang tepat untuknyam. Secara naluriah, para alpha muda berkumpul bersama sebelum membebani masing-masing dengan masalah teritorial atau sejenisnya. Dia malah merasa berat karena sedikit melupakan urusan Jeonghan, salah siapa Mingyu suka mentraktirnya makanan enak yang gratis gratis?

"Kamu disini?" Jeonghan sendiri sebenarnya tidak masalah, dia membawa bekal seperti biasa saat melihat Wonwoo tengah mengunyah mie pedas.

"Hm," jawab Wonwoo singkat, rasanya seperti tertangkap basah.

"Yoon Jeonghan, kenapa tidak duduk bersama kami? Masih ada satu tempat lagi di sebelah Seungcheol." Tawar Seokmin, mereka memang duduk di meja dengan kapasitas 6 orang.

"Kalau kau duduk, akan kutraktir," tawar Joshua dengan senyuman manisnya, entah dia sedang menggoda Jeonghan atau bagaimana.

Jeonghan menggaruk belakang kehernya dengan canggung, lalu menggeleng. "Tidak, terimakasih."

Wonwoo merasa ada yang aneh soal Jeonghan akhir-akhir ini, Yoon Jeonghan yang biasanya merengek saat Wonwoo bilang hendak makan siang di kantin, kini tidak banyak reaksi saat Wonwoo mengabarinya soal ini lewat pesan. Merajuk pun tidak.

"Wonwoo," suara Mingyu mengejutkannya, hal yang Wonwoo fokuskan setelah itu adalah netra Mingyu yang berwarna hijau keemasan. "Ini kartuku untuk membayar makanan lain kalau kau ingin, aku pamit dulu."

Orang-orang di meja itu menatap Mingyu yang berkeringat. Wonwoo yang menyentuh tangan Mingyu saat menerima kartu prabayar, merasa jika tubuh Mingyu sangat dingin. Keringat dingin?

"Sakit?" Bisik Wonwoo, matanya menyiratkan kekhawatiran di wajah datar itu.

"Bukan, rut." Bisik Mingyu, yang tersenyum lembut sebelum bergegas keluar kantin.

Wonwoo tidak paham, kenapa Mingyu sepanik dan seterburu itu?

"Kenapa dia?" Heran Seungcheol.

"Rut." Singkat Wonwoo.

"Ini pertama kalinya," Seokmin bergumam. "Sejak dia masuk kesini sih, aku dengar dari ibunya kalau Mingyu sedikit spesial dalam masalah ini. Aku yakin dia pulang sekarang."

"Spesial?" Tiga orang lainnya membeo, penasaran. Harusnya Seokmin diam saja tadi, bisa-bisa mereka menginterogasinya sampai semua pertanyaan terjawab.

— 🐈‍⬛ —


Yoon Jeonghan menarik kerah Choi Seungcheol dan menggeretnya ke atap, wajahnya memerah karena kesal. Lalu membanting badan alpha itu ke dinding, memojokkannya disana.

"Kau! Sialan! Apa yang kau lakukan dengan tubuhku?!" Jeonghan mendesis, seperti bom yang hendak meledak kapan pun, amarahnya menumpuk saat itu.

"Tidak ada, hanya... Menandaimu, my mate." Seungcheol tidak merasa bersalah, satu gigitan di leher omega tidak akan langsung membuatnya menjadi pasangan hidup alpha jika dilakukan diluar aktifitas seksual, rapi bekas gigitan Choi Seungcheol masih ada di leher Yoon Jeonghan. "Kita ditakdirkan bersama, Tuan Yoon."

"Mana ada yang seperti itu! Kembalikan semuanya seperti semula!" Mata Jeonghan berkaca-kaca, dia tidak tahu apa yang bisa dia jelaskan pada Wonwoo soal bekas gigitan di lehernya yang tampak permanen ini, dia sudah berjanji pada alpha Jeon untuk tetap merahasiakan ini.

"Kau manis sekali," Seungcheol mencengkram dagu Jeonghan sehingga mata keduanya bertemu. "Tidak ada yang namanya melepaskan diri dari pasangan yang ditakdirkan, Jeonghan. Kau hanya perlu menerimanya."

"Wonwoo, aku sudah—"

"Oh," Seungcheol berdecih. "Kau menyukainya?"

"Tidak, bukan begitu, aku..." Alpha memang mengerikan, apalagi jika sedang terbakar api kecemburuan atau jika egonya terluka. Jeonghan tidak bisa melanjutkan, dia merasa ucapannya hanya akan membahayakan Wonwoo.

Jeon Wonwoo berdiri di depan pintu menuju atap hanya terdiam. Sudah dia duga cepat atau lambat akan terjadi sesuatu seperti ini, tapi dia tidak pernah menduga jika Jeonghan akan mendapatkan alpha dari keluarga elit.

Kasihan sekali, pasti kisah cinta mereka akan rumit. Semoga saja orangtua Seungcheol mendukung keputusan anaknya, keluarga alpha elit biasanya cukup sulit untuk merelakan anak mereka untuk seorang omega, apalagi omega laki-laki.

Tapi Wonwoo jadi kesal, kenapa namanya dibawa-bawa dalam pembicaraan barusan? Bagaimana jika tiba-tiba Seungcheol mendatanginya dengan menggebu-gebu lalu membogem pipinya?

Waduh, Jeon, jangan sampai kejadian saja.

Waduh, Jeon, jangan sampai kejadian saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LIE LIE. | minwon ft. svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang