Chapter 58

287 67 11
                                    

Marco yang memegang teropong tengah mengintai pharita dari mobilnya, wajahnya terlihat gusar. Mengamati taman kota itu. Tempat pharita membawa ruka ke mari setelah keluar dari gedung sekolah.

"Tuan marco, bagaimana?"

"Apanya?"

"Nona pharita, apa dia memperkosa Tuan ruka lagi."

"Sudah 9 kali."

Anak buah marco melotot menatap kesepuluh jarinya.

"NONA PHARITA MEMPERKOSA TUAN RUKA 9 KALI!" teriaknya.

Marco menoleh dan menjitak kepala anak buahnya itu yang bodoh.

"Dia menciumnya 9 kali! Bukan memperkosanya sembilan kali !"

"Tapi sama saja Tuan marco. Apa bedanya Nona pharita mencium atau memperkosa Tuan ruka? Akhirnya mereka juga akan saling menggigit bibir."

"DIAM JANGAN BICARA LAGI," omel marco

"Semoga Tuan Benjamin tidak mengirim mata-mata lain. Kalau iya, kita akan tamat. Kalian dan aku sama-sama tidak dibayar."

Marco melihat pharita lagi dari teropongnya. Namun, dia kehilangan jejak. pharita menghilang, bahkan mobil wanita itu sudah tidak ada lagi di taman tadi.

"Ini semua gara-gara kalian! Kita kehilangan Pharita!" Anak buah marco  terkejut, melihat tuannya yang mulai memasang muka masam seperti buah mangga muda yang kusut.

"Tuan marco, jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa? Cepat katakan!"

"Nona pharita membawa Tuan ruka ke motel dan mereka tidur bersama!"

Marco langsung memutar kunci mobil menginjak pedal gas, menyusuri jalan raya kota london mencari keseluruhan motel yang dia tahu.

"Hubungi semuanya! Katakan pada mereka untuk mengecek setiap motel yang ada di sini! Pastikan kalian menemukan pharita sebelum dia menelanjangi Tuan ruka"

Perintah marco menjadi panik, mengemudikan mobil cepat. Anak buahnya pun ikut bergerak di beberapa titik mencari keberadaan pharita. Marco takut pharita mempekosa ruka saat dia tidak ada.

Sementara itu, pharita yang dia cari kini mengantarkan ruka ke rumah keluarga Henry. Setelah keluar dari rumah sakit, ruka memutuskan untuk tinggal di rumah ayahnya sampai hari pernikahannya tiba. Henry yang memintanya.

Pak Anton yang melihat mobil pharita lewat segera membuka gerbang mempersilahkan Lamborghini hitam itu memasuki pekarangan.

"Tuan ruka, akhirnya Tuan pulang."

Bibi marry begitu cemas sejak tadi mondar-mandir di teras rumah. Pembantu itu khawatir karena ruka pergi ke banyak tempat hari ini ditemani Marco. Bibi marry masih belum sepenuhnya percaya dengan marco .

"Tuan marco, tidak ikut pulang dengan Tuan ruka?"

Ruka menyentuh tangan Bibi marry lalu menggeleng,

"Tuan marco sudah menemani saya seharian ini Bibi. Dan pharita memberikan izin pada Tuan marco untuk istirahat lebih cepat hari ini."

Bibi marry mengangguk paham lalu tersenyum. Bibi marry berniat baik untuk mendudukkan ruka di kursi roda tapi tangan pharita langsung mencegahnya.

"Saya saja yang melakukannya."

Bibi marry tidak bisa berkutik dan hanya menurut, dia tersenyum manis kepada pharita. Sedangkan Pak Anton mulai mendekati mereka, "

Nona pharita, apa Nona akan langsung pulang setelah ini atau mau menginap di sini Nona? Tuan Henry hari ini masih di rumah sakit menemani Tuan Muda ben."

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang