Chapter 34

350 76 15
                                    

Luis menunggu di lobi, matanya terus melirik tajam ke arah resepsionis kondominium yang sedang berbicara dengan asisten Junet. 15 menit lalu pegawai itu sudah menghubungi pharita. Namun, nona presdir itu tidak mengangkatnya.

"Tuan Luis tetap memaksa masuk Tuan Junet. Meski saya sudah bilang kalau Nona pharita belum mengangkat panggilan dan memberikan kepastian kalau Tuan Luis boleh menemui Tuan Ruka."

Penjaga security telah bersiaga di depan ruang lobi. Mereka berjaga-jaga jika ada kemungkinan Luis akan menerobos paksa.

"Baik Tuan Junet, akan saya sampaikan. Terima kasih."

Pegawai resepsionis itu beranjak dari meja administrasi menemui Luis Alexander yang duduk di sofa lobi.

"Nona pharita masih ada meeting Tuan. Untuk sementara Anda diminta pergi dan kembali lagi nanti malam."

"Apa kamu bercanda? Itu artinya kamu mengusirku!"

"Itu yang dikatakan asisten Nona pharita. Tapi kalau Tuan Luis mau bersabar, Tuan Luis bisa menunggu sampai nanti pukul 02.00 PM. Nona pharita akan ke kondominium untuk makan siang dengan Tuan ruka."

"Aku akan menunggunya!"

Selain meminta izin pada pharita, Luis tidak menyangka jika dia juga harus menunggu. Padahal Luis mengira masalah ini akan selesai dengan cepat, jika bukan karena desakan daddynya, ia tidak akan sudi meminta maaf pada ruka seperti ini. Bahkan harus berpura-pura baik nanti di depan pria cacat itu.

"Kenapa pharita sangat lama? Apa dia sengaja membuatku kehilangan kesabaran?"

Pandangan Luis terus menyapu ke arah pintu kondominium mencari sosok pharita. Luis bosan menunggu,ia melihat jam di pergelangan tangannya yang masih pukul 01.35 PM yang artinya dia harus menyimpan kesabarannya setengah jam lagi.

"Ck!" decaknya kesal.

Ponsel Luis berdering, Damian menelponnya.

"Iya Dad! Aku sedang menunggu pharita sekarang!"

Luis sangat kesal, saat George terus mendesaknya untuk meminta maaf pada ruka berpura-pura bersikap tulus.

"Daddy tenang saja. Kita akan mendapatkan kontrak kerjasama lagi dengan Cyber Company."

Saat melihat security membukakan pintu utama untuk perempuan cantik dengan jas merah hati yang masuk ke gedung ini. Luis langsung mengecilkan suaranya, lalu mengakhiri panggilannya.

"Aku tutup teleponnya Dad. Pharita sudah ada di sini," bisiknya sepelan mungkin lalu menekan tombol end calling warna merah di layar ponsel.

Luis mulai memperbaiki posisi duduknya, kemudian menyimpan ponselnya di saku jas. Melihat pihak resepsionis kondominium yang berbicara dengan pharita di luar.

"Tuan Luis sudah menunggu Nona pharita sejak tadi, beliau ingin bertemu dengan Tuan ruka."

Pharita menoleh ke arahnya, tatapan perempuan itu dingin seperti biasa. Luis tersenyum manis bersikap ramah.

"Nona pharita jangan khawatir, kami tidak mengizinkan Tuan Luis bertemu dengan Tuan ruka tanpa persetujuan dari Nona."

Pharita tidak mengatakan apa pun, tapi dia beralih berjalan ke ruang lobi tertutup menemui Luis. Membuka pintu lobi yang terbuat dari dinding kaca transparan tebal, lalu duduk di sofa.

"Pharita," sapa Luis mempersilahkan wanita itu mengisi sofa kosong di depannya.

Luis memperhatikan wajah pharita, ini pertama kalinya dia duduk berhadap-hadapan dengan presdir cantik itu dan menatap mata indah pharita yang hitam pekat.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang