Chapter 43

312 73 1
                                    

Pharita melihat rekaman CCTV itu dua kali, meski bibirnya bungkam tidak banyak bicara tapi sorot matanya sangat dingin melihat bagaimana ruka ditenggelamkan ke dalam kolam renang secara paksa. Kursi roda pria itu bahkan sampai terbalik ikut tenggelam.

"Rekaman aslinya saya masih menyimpannya Nona."

Laki-laki yang menemani pharita saat ini merupakan mantan peretas cybe crime. Dia ahli mencuri data diri maupun informasi orang lain yang ada di situs internet. Dan saat ini pharita membayarnya untuk mencuri rekaman CCTV yang ada di pusat keamanan lingkungan keluarga Henry.

"Bukan hanya berniat membunuh Tuan ruka. Namun, Nyonya ani juga sudah sering menyiksanya. Setelah saya menelusuri rekaman CCTV di tahun-tahun lalu, saya menemukan bahwa Nyonya ani kerap menyiksa Tuan ruka."

Beberapa file video lain diputar, meski tidak terlalu jelas suaranya tapi dari gesture ani yang memukul wajah ruka bahkan sampai menyeretnya dari kursi roda bisa pharita lihat tanpa celah.

Ani sering melakukan tindak kekerasan pada ruka. Dan calon suaminya itu yang disiksa tidak melakukan perlawanan.

pharita menutup laptop itu lalu menyudahi pemutaran rekaman video, dia memegang erat setir mobil sambil menatap tajam ke depan jalan.

"Ini bayaran untukmu," ucap pharita menyerahkan amplop tebal berwarna putih.

"Isinya 300 juta pound. Saya akan menambahkan lagi 50 juta pound, jika semua salinan file rekaman yang asli kamu kirimkan ke G-drive saya. Termasuk rekaman tahun lalu."

"Saya mengerti Nona pharita. Anda akan menerima hasil rekamannya dua jam dari sekarang.Jika perlu saya akan membantu mencopy-kan rekaman itu ke card sistem komputer dan ponsel Anda melalui situs cyber, sehingga tidak akan ada pihak yang bisa menghapusnya kecuali Nona sendiri."

Setelah menerima pembayarannya pria itu pergi dengan suka cita. Dua jam dari sekarang semua file video rekaman penyiksaan ruka yang dilakukan ani akan berada didalam genggaman tangan pharita.

***

"Tuan sudah pulang?" Pak Anton terkejut saat melihat majikannya sudah ada di rumah tidak berselang lama setelah dia tinggal ke kamar mandi sebentar.

"Di mana Nyonya, Pak?"

"Nyonya ada di dalam rumah Tuan."

Tanpa membuang banyak waktu lagi, Henry segera berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Untuk menemui istrinya. Ani sudah menyambutnya di ruang tengah dengan setumpuk barang-barang rusak milik ruka.

"Baru ingat pulang? Kenapa tidak sekalian menginap di rumah sakit dan berkencan dengan perawat di sana?"

Henry tidak menanggapi, dia melihat buku, pigura, baju, dan robekan foto Yuka yang sudah disobek kecil-kecil.

"Tidak senang karena aku merusak barang-barang milik si lumpuh itu? Iya!" tanyanya sengit melirik Henry yang kini menghampirinya. Tiba-tiba
memeluknya dari samping.

"JANGAN SENTUH AKU! HENRY! SINGKIRKAN TANGANMU!" bentak ani tatkala merasakan dekapan Henry semakin erat.

"HENRY!" teriaknya.

"Maafkan saya ani! Maafkan saya!"

Bukan hanya kali ini, sudah lebih dari ribuan kata maaf yang Henry ucapkan pada ani setiap waktu. Tapi kata maaf Henry tidak pernah bisa ani terima. Bahkan lebih menyakitinya.

"Percuma kamu minta maaf! Semua sudah terjadi! Sejak awal aku sudah bilang tidak akan pernah memaafkanmu sebelum kamu membuang si lumpuh! Buang anak cacat itu dari rumah tangga kita! Jangan pernah anggap dia sebagai anakmu! Karena setiap kali aku melihatnya, dia hanya membuatku sakit mengingat perselingkuhan yang kamu lakukan!"

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang