Chapter 26

388 68 10
                                    

"Tuan Benjamin!"

Kepala sekolah itu berlari menghampiri Benjamin yang berdiri di samping mobil taksi. Senyum dari kepala sekolah itu terus mengembang sempurna.

Kepala sekolah itu awalnya cuma ingin mengambil berkas rekapan dana siswa yang ketinggalan di kantor. Tapi ia justru bertemu donatur dermawan itu Tuan Benjamin Mongkhon.

Tapi semenjak ia menikah dengan Laura Defani Wilson, nama marga belakang nya berganti Wilson.

"Saya senang melihat Anda di sini!" sapa kepala sekolah antusias.

Benjamin membalasnya dengan ramah lalu berujar, "Saya kebetulan lewat dan melihat calon menantu saya. Jadi saya berhenti sebentar untuk menyapa calon menantu saya."

"Calon menantu?"

Kepala sekolah SLB itu menengok ke dalam mobil taski. Melihat ruka yang duduk di samping Bibi marry. Ekspresi kepala sekolah itu terkejut lalu menatap ruka tidak percaya. Guru pengajar di sekolahnya itu justru bersama Benjamin.

"Apa Pak Guru ruka adalah calon menantu yang Anda maksud?"

Kepala sekolah mengira berita yang beredar di koran hanyalah kebohongan belaka. Dia tidak pernah menduga kabar pernikahan antara guru disabilitas di sekolahnya dengan putri konglomerat seperti Tuan Benjamin benar adanya.

Sebelum ruka membuka suara untuk menjawab, Benjamin sudah menyela.

"Iya, Ruka akan menikahi putri saya. Jadi bisakah Anda memberikan kami ruang untuk mengobrol? Ada banyak hal yang ingin saya diskusikan dengan calon menantu saya."

"Tentu saja, silahkan Tuan Benjamin! Saya tidak akan menganggu!"

Benjamin tersenyum, sementara kepala sekolah itu memandang ruka ramah perlahan-lahan mundur.

'Pak Guru ruka harus bercerita pada saya nanti,' batin kepala sekolah tersenyum. Ingin menegur ruka tapi tidak enak di depan Benjamin.

Karena Benjamin merupakan salah satu donatur rutin yang membantu biaya pendidikan untuk anak-anak disabilitas di special educational needs and disabilities (SEND

Selepas kepergian kepala sekolah tadi, Bibi marry menjadi sedikit gugup melihat pria berkacamata tampan yang kini membuka pintu mobil taksi.

"Bibi, bisa kita tukar tempat?" tanya Benjamin. "Bibi pulang diantar asisten saya Kelvin, dan saya akan duduk di taksi ini."

Mata Bibi marry berkedip cepat, menjawab gugup. "A-nu Tuan, i-ya Tuan Benjamin bisa duduk di sini."

Segera Bibi marry berpindah keluar dari dalam mobil taksi membiarkan ayah dari pharita menggantikannya.

Bibi marry masuk ke dalam mobil yang disopiri Kelvin, sedangkan Benjamin duduk nyaman di sebelah ruka.

"Bibi tidak perlu khawatir, Tuan Benjamin orang yang baik," kata Kelvin mulai menyalakan mesin mobil.

Bibi marry tersenyum kikuk, melihat punggung Kelvin yang lebar dari kursi kemudi. Pria berambut pirang itu sangat mirip dengan sosok Dokter Manu. Mereka seperti duplikasi wajah satu sama lain.

***

"Tuan ingin bicara dengan saya?" Ruka membuka percakapan setelah lima menit mobil taksi mulai berjalan perlahan.

"Ruka, tidak ada calon menantu yang akan menyebut calon ayah mertuanya dengan sebutan Tuan. Panggil saya Papa, sama seperti yang dilakukan pharita."

Ruka diam, melihat Benjamin yang sangat ramah. Ini pertama kali ruka bertemu dengan laki-laki paruh baya itu, tapi kesannya ruka seperti sudah pernah melihat senyum Benjamin entah di mana.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang