Chapter 44

318 75 4
                                    

"ANTON! KENAPA KAMU DIAM SAJA! CEPAT HUBUNGI INSPEKTUR POLISI SEKARANG!" bentak ani meneriaki Pak Anton yang masih berdiri mematung.

Marco yang mendengar tentang ancaman ani yang akan memanggil polisi justru tertawa kencang.

"HAHAHA, pharita! Dia ingin melaporkanmu ke polisi! Hahaha, astaga aku tidak percaya ini. Apa wanita ini tidak tahu jika inspektur polisi di wilayah ini memiliki hubungan yang sangat baik denganmu?"

Air mata marco sedikit keluar, karena menertawakan kekonyolan ani.

Pharita memiliki bisnis bersih, perusahaannya banyak menyumbangkan dana untuk dinas sosial dan pemerintahan. Reputasi pharita sangat tinggi, inspektur polisi bahkan sering memuji nona presdir itu saat marco bertemu dengannya.

Marco yakin, jika inspektur polisi ke mari dia tidak akan menangkap pharita tapi justru meminta tanda tangannya.

"Nyonya, biar saya beritahu satu hal. Bukan pharita yang akan ditangkap jika kamu memanggil polisi. Tapi sebaliknya, Nyonya ani yang akan diseret ke sel tahanan karena telah berusaha melakukan uji coba pembunuhan pada anak tiri Nyonya," tutur marco yang sudah mengetahui perbuatan ani.

Pharita mendekat, melangkah ke arah ani tepat berdiri di depan Henry.

"Istrimu telah melakukan kesalahan, kamu tidak bisa melindunginya," ucap pharita meminta Henry untuk menyingkir.

"Saya tidak bisa membiarkan ani terluka." Kedua tangan Henry menggenggam jemari ani masih bersikeras melindunginya.

"Ani akan minta maaf pada ruka dan berjanji tidak akan pernah menyakitinya lagi. Saya akan jamin bahwa ani akan menebus kesalahannya, pharita."

Henry berharap pharita akan mengerti dan menurunkan niatnya. Namun, ani justru menentang keras usulan dari suaminya.

"aku tidak akan pernah meminta maaf pada ruka! untuk apa aku minta maaf! si cacat itu yang seharusnya memohon di kakiku!" geram Ani

"ANI!" Henry meninggikan suaranya. Mencekal lengan ani kuat menariknya.

"Ikuti apa kata saya kali ini saja! Minta maaf pada ruka dan pharita akan melepaskanmu!"

"JANGAN MEMAKSAKU HENRY! KAMU TIDAK PUNYA HAK MEMBENTAKKU! RUKA MEMANG PANTAS MATI!"

*PLAK!!!

Satu tamparan mendarat di pipi ani, pharita yang menamparnya.

"Kamu berani menamparku!"

*PLAK!!!

Tamparan kedua pharita berikan di pipi ani yang satunya.

"PHARITA!" tangan ani akan menampar pharita balik, tapi segera Henry menghalanginya. Menekan tubuh istrinya mundur, memeganginya erat-erat.

"Sudah ani berhentilah! Masalah ini akan semakin besar jika kamu menampar pharita!"

"Jangan halangi aku Henry! Wanita ini memang harus dikasari! Dia calon menantu tidak tahu diri! Meski dia akan menikahi si lumpuh! Tapi orang-orang akan tetap menganggapnya sebagai menantuku! DAN AKU TIDAK SUDI DIPERMALUKAN SEPERTI INI!"

"ANI!" kata Henry meninggikan suaranya.

Tangan Henry menggenggam bahu ani kuat. Dia bingung, harus bagaimana lagi Henry membujuk ani dan menenangkannya.

Semakin pharita marah, maka masalah ini akan bertambah besar. Henry tidak ingin ada perseteruan di antara keluarganya dengan keluarga Wilson.

Saat Henry hendak memeluk ani untuk memberinya pengertian, anak buah marco sudah ada di belakang punggung Henry, menarik bahu pria itu mendorongnya menjauh.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang