Chapter 2

440 66 2
                                    

"Tuan, Nona pharita sudah pulang."

Benjamin yang telah menantikan kedatangan putrinya sejak tadi segera mengenakan kacamatanya. Pria paruh baya itu lantas beranjak dari duduknya untuk menyambut pharita.

Dilihatnya mobil Rolls Royce Boat Tail hitam yang dikendarai Jun memasuki pekarangan rumah. Senyum Benjamin mengembang saat mobil itu berhenti di garasi.

Kemudian seorang perempuan cantik dengan setelan pakaian formalnya yang elegan membuka pintu mobil.

"Rita," panggil Benjamin senang melihat putrinya.

Tatapan mata pharita tetap dingin, sudah menjadi ciri khas nya yang seperti itu. Benjamin tidak terkejut, anaknya memiliki pembawaan mirip dengan Abraham, kakek buyutnya yang telah meninggal.

Pharita berjalan memasuki rumah, Benjamin ingin memeluknya. Tapi pharita sangat tidak suka sentuhan fisik. Jadi pria itu cuma mengekori putrinya dari belakang.

"Bagaimana pertemuan bisnis hari ini? Apa acara lelangnya berjalan lancar? Kamu mendapatkan apartemen yang kamu mau?"

"Junet akan menjelaskannya pada Papa."

"Kalau Papa bisa bertanya pada putri Papa. Kenapa harus tanya pada orang lain?"

Pharita berhenti, Benjamin tersenyum melihat wajah kesal putri tunggalnya itu.

"Itu sudah tugas Junet. Dia dibayar untuk ini."

"Baiklah, Papa akan menyerah. Kalau begitu, bagaimana dengan pernikahanmu? Papa harap kamu menyukai salah satu di antara mereka."

Pharita menoleh sekilas, Terserah Papa," tandasnya kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai atas kamarnya.

Benjamin menghela napas panjang melirik asisten Junet yang ada di sampingnya.

"Kamu sudah menunjukkan foto semua pria-pria itu pada Rita?"

"Sudah Tuan."

"Apa tanggapannya?"

"Nona Rita bilang mereka membosankan."

Benjamin memijat pelipisnya duduk di sofa. Inilah yang membuat nya mengambil keputusan untuk mengumumkan pada publik,

bahwa dia mencari suami untuk pharita anaknya, dan menerima lamaran sebanyak-banyaknya.

Karena pharita sangat tidak peduli soal pernikahannya.Hati putrinya terlalu dingin, dia tertutup. Sifatnya lebih mendominasi. Jika Benjamin menyerahkan urusan jodoh pada pharita.

Pria itu takut seumur hidup putrinya tidak akan pernah menikah. Sikap pharita yang gila kerja membuat Benjamin khawatir.

"Tuan."

"Hmm."

"Ini tentang salah satu pria yang Tuan Benjamin minta, untuk tetap dimasukkan pada daftar kandidat calon suami."

"Siapa?"

"Ruka, Nona Rita tidak menyukai pria lumpuh itu."

Benjamin memicingkan mata, lalu melihat Junet. Junet berharap Benjamin akan menghapus nama Ruka. Tapi Benjamin justru salah paham.

"Junet, antar undangan secara pribadi untuk Ruka. Jemput dia untuk datang ke acara besok."

Asisten Junet memelototkan mata terkejut mendengar permintaan itu.

'Tuan yakin? Saya harus menjemputnya? "

"Iya, dia pria yang dipilih Rita."

Junet mengerjap, bingung. "Tunggu Tuan, Nona pharita sebenarnya-"

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang