Chapter 42

339 75 11
                                    

Di kediaman keluarga Graham.

Jefri dan Pak Anton merinding-merinding cemas mendengar nyonya mereka marah.

"Nyonya Ani marah besar saat tahu Tuan ruka selamat, Anton," tutur Jefri mengemasi beberapa pakaian milik Henry dan Bibi marry yang akan dia kirimkan ke rumah sakit.

"Kamu jaga sendiri di rumah apa tidak takut? Apa perlu saya panggil satpam lain di kompleks depan atau mau ikut saya ke rumah sakit?" tawar Jefri menarik risleting tas dan siap memasukkannya ke dalam bagasi mobil.

"Saya jaga di rumah saja, selagi Tuan Henry tetap meminta saya kerja di sini sebagai satpam. Saya tidak akan meninggalkan rumah ini dan tetap menjaga keamanan rumah."

Sopir itu hanya bisa mengangguk menyemangati Pak Anton, biasanya Pak Anton tidak jaga rumah sendiri. Ada dua satpam lagi yang membantunya, tapi karena sifat Ani yang suka marah-marah dan sangat pelit.

Dua satpam itu memilih keluar dari rumah ini tidak mau lagi bekerja. Hanya Pak Anton yang masih bertahan selain juga karena Pak Anton masih satpam baru untuk keluarga Henry.

"Ya sudah, kamu di rumah baik-baik saat saya tinggal. Kalau ada apa-apa sama Nyonya, langsung hubungi saya atau Tuan Henry. Saya mau ke rumah sakit dulu mengantar pakaian Tuan dan marry."

"Hati-hati kalau menyetir."

"Saya berangkat."

Pak Anton lekas berlari ke arah gerbang membukanya saat mobil yang dikendarai Jefri keluar dari area garasi. Setelah Pak Anton memastikan mobil sopir itu pergi,

ani sudah marah-marah memanggilnya lagi. Pak Anton buru-buru meninggalkan pos ronda untuk masuk ke dalam rumah menemui ani.

"Ada apa Nyonya memanggil saya?"

Tatapan mata ani yang tajam memandang satpam itu sengit.

"Ben belum pulang, "ucapnya membuat Pak Anton mengangguk mengiyakan.

"Henry tidak menghubungimu untuk mencari ben?" tanya ani menyudutkan.

Ben memang sudah tidak pulang beberapa hari ini, dan itu membuat ani semakin emosi.

"Tuan tidak mengatakan apa pun Nyonya."

"Lihat sendiri! Lihat Anton! Jika yang belum pulang adalah ruka! Henry akan langsung menyuruh orang untuk mencarinya! TAPI JIKA ITU BEN, SAMPAI PUTRAKU HILANG PUN DIA TIDAK AKAN PEDULI!"

Pak Anton menunduk dalam, tidak berani buka suara. Dia membiarkan ani marah, daripada ia harus menanggung lagi amukan dari majikannya itu.

"Karena itu! Kenapa si lumpuh itu tidak mati sekalian! Kenapa dia harus hidup lagi!"

Pak Anton tidak berani menjawab, satpam itu cuma melihat ani yang kesal duduk di sofa.

"Panggilkan Jefri! Minta dia mencari ben!"

"Pak Jefri sedang ke rumah sakit mengantarkan pakaian ganti untuk Tuan dan Bibi marry, Nyonya."

*PRANGGG!!

Secangkir teh kayu manis yang isinya masih utuh ani buang ke lantai sampai pecahan belingnya mengenai sepatu Pak Anton. Jantung Pak Anton bertalu takut, sementara ani berdiri memasuki kamar ruka yang ada di rumah itu, merusak semua barang yang ada di sana.

"RUKA! RUKA! DAN SELALU RUKA! ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG ITU SELALU MENGAMBIL SEMUANYA!"

Bantal, selimut, seprei, almari, dan buku-buku yang ruka baca dijatuhkan ani ke lantai. Ia injak-injak dan robek. Semua barang milik ruka, ani rusak tanpa tersisa, termasuk foto almarhum ibunya Yuka yang ani temukan di laci almari.

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang