Bab 71

213 61 23
                                    

"Tuan Junet, tolong bantu saya."

Ruka tidak mungkin memapah pharita yang sedang mabuk. ruka yang duduk di kursi roda akan membuat ia kesulitan menopang tubuh Pharita.

"Saya tidak mau dibantu Junet."

Tapi pharita terus saja memeluknya dari samping, menolak setiap kali Junet mengulurkan tangan untuk membantu memapahnya.

"Nona ," panggil Junet mengulurkan tangannya lagi.

"JANGAN BERANI MENYENTUH SAYA JUNET!" Marah pharita tetap tajam dan mengintimidasi menatap asisten Jun.

"Tapi Nona akan kesulitan jalan sendiri. Jika tidak saya bantu."

"Ruka akan menggendong saya. Untuk apa kamu khawatir? Saya sudah punya suami, dia tampan dan baik hati. Ruka akan menjaga saya.Benarkan suamiku?"

Jari - jemari pharita mengalung di leher ruka lalu duduk di pangkuan laki-laki itu memeluknya sangat erat.

Junet menggaruk kepalanya bingung, melihat para karyawan yang kini juga memperhatikan sikap nonanya yang sangat memalukan.

"Tolong biarkan saya membantu Anda berjalan Nona, agar kita bisa cepat pulang."

Pharita melirik lalu menunjuk muka Junet,

"Sekali lagi kamu memaksa saya! Saya akan menyuruhmu mencium perempuan itu!" tangan pharita mengarah ke Zeva yang tengah membakar ikan tuna di mejanya.

Zefa menuduk tidak berani mendongak. Kepala bendahara coki tertawa kecil merasa lucu seandainya hal itu benar-benar terjadi. Junet dan Zefa adalah kombinasi pasangan yang tidak akan pernah akur.

"Ruka, gendong saya, cium saya. Saya tidak mau pria lain menyentuh saya. Saya hanya mau kamu, suamiku," ucap pharita manja tapi tetap terkesan datar.

Junet mendesah lelah, tidak mengerti harus menangani situasi ini dengan cara bagaimana.

"Istriku ingin saya gendong?"

Pharita menggangguk manis, begitu menurut. Orang-orang yang melihatnya sampai tidak percaya bahwa perempuan dingin itu bisa bersikap sangat menggemaskan dan feminim di depan direktur mereka.

"Gendong saya suamiku, peluk saya, usap kepala saya, cium saya, dan ... mandikan saya."

Bibir pharita melengkung setelah mengucapkan kata mandi, tangannya melingkar di leher y sangat erat, mencium pipi laki-laki itu berulang kali.

Coki sampai tersedak kentang panggang yang dia kunyah, karena melihat sikap pharita. Baru kali ini kepala bendahara itu mengetahui sisi manis presdir Cyber Company yang terkenal kejam dan tidak punya hati.

Junet sengaja berdehem saat menatap para karyawan pabrik mulai menganga memperhatikan kelakuan nonanya.

Ruka menggerakkan kursi rodanya hati-hati, dengan pharita tetap berada di pangkuannya.

"Suamiku, apa kamu saat ini sedang menggendong saya?"

Ruka tersenyum lalu menyingkirkan rambut pharita yang menutupi hidung mancungnya.

"Saya sedang menggendong pharita menggunakan kursi roda, apa istriku suka?" bisik ruka lembut di telinga perempuan itu, yang dibalasi ciuman panas di lehernya oleh pharita.

pharita meninggalkan tanda kiss mark, lalu meraba jakun ruka seduktif.

"Saya suka digendong dengan kursi roda. Rasanya seperti sedang menaiki mobil."

Ruka menoleh ke arah Junet, seraya tangannya mengusap pucuk kepala pharita sayang.

"Tuan Junet, tolong bantu saya mendorong kursi roda."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 19 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang