Chapter 4

360 57 0
                                    

Tamu penting yang ingin bertemu dengan pharita itu kini ada di depannya. Duduk satu meja saling bersitatap menikmati secangkir coffee Americano tanpa gula.

"Saya sudah mendengar dari Papa kamu, jika dia sedang mencarikan kamu seorang suami."

George tersenyum tipis, memandang pharita. Laki-laki paruh baya itu merupakan teman baik kedua orang tuanya.

Sejak pharita masih bayi, George Alexander Jovankan telah meminta pharita untuk menikahi putranya yang bahkan masih belum lahir.

George bahkan sudah menitipkan kalung keluarga Alexander yang sangat berharga turun temurun dari neneknya untuk diberikan pada pharita saat ia dewasa.

Tapi nyatanya, pharita mengembalikan kalung itu saat ini. Menolak tawarannya tanpa mempertimbangkan sedikitpun.

"Kenapa kamu tidak menikah saja dengan putra saya pharita? Luis tidak keberatan kamu menjadi istrinya. Dan saya begitu mengharapkan kamu menjadi menantu saya," bujuk George lagi masih belum menyerah.

Berharap pharita berubah pikiran dan mau menerima lamaran untuk putranya. Namun pharita hanya menyodorkan cangkir kue kering ke depan meja George menolaknya halus.

"Luis tidak akan bahagia jika menikah dengan wanita seperti saya Paman. Saya gila kerja, dan tidak bisa menjadi gadis feminim yang manja seperti yang luis inginkan."

"Rita"

"Tapi kamu lebih baik daripada pacar-pacar luis. Mereka hanya bisa menghabiskan uang nya dan berfoya-foya. Sementara kamu, wanita yang sangat mandiri. Kamu bisa mendampingi luis."

Pharita tetap menggeleng, membuat George menelan kekecewaan mengambil kembali kalung liontin emas putih yang berisi berlian di gandulnya.

George mengantongi kalung itu, lalu melihat putrinya Laura sekali lagi. Pharita - gadis itu begitu sangat ingin George dapatkan menjadi menantunya.

"Paman tidak akan menyerah, luis akan ikut berpartisipasi dalam acara pemilihan suami untukmu."

Pharita hanya diam melihat punggung George yang pergi meninggalkan kantornya. Junet yang sedari tadi mengintip dan menyimak obrolan mereka hanya membuang napas.

Ini bukan hanya sekali dua kali, tapi berulang kali Tuan George meminta nonanya untuk menikah dengan luis - eksekutif muda yang sangat tampan dan memiliki karier cemerlang penerus dari perusahaan keluarga Alexander. Tapi nonanya selalu menolak lamaran itu.

"Saya bingung dengan Nona pharita, bagaimana dia bisa menolak pria seideal Tuan luis? Bahkan gadis-gadis di luar sana sering memperebutkan Tuan luis. Dia tampan, tinggi, berkharisma, kaya, dan yang pastinya sangat cekatan. Tidak ada yang lebih baik menjadi suami nona daripada Tuan luis."

Junet memijat keningnya, merasa pusing. Dia bingung kenapa nonanya tidak pernah tertarik pada Tuan luis?

"Kau sedang apa?"

Junet tersentak kaget, saat melihat pharita telah berdiri tepat di depannya. Membuka pintu ruangan lobi khusus untuk tamu.

"Sa-ya tadi ingin memangil Nona ," jawab Junet cepat-cepat mencari alasan sebelum tertangkap basah kalau dia menguping.

"Kita akan terlambat meeting."

"Iya Nona!" Junet lantas mengekori pharita yang telah berjalan lebih dulu meninggalkannya. Mereka akan menemui klien dari Belanda.

Junet tidak mungkin melupakannya, apalagi pharita. Wanita itu selalu tepat waktu dan tidak pernah terlambat sekalipun. Nona presdirnya sangat disiplin.

🦥🦌

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang