"Saya cuma anak petani emang pantas buat bersanding sama orang kaya raya kayak Tante Rita?"- Aruka Cipto Prayoga
"Ketika kamu benar-benar mencintai seseorang, usia, jarak, tinggi, berat, harta... Itu hanya angka. Saya nggak peduli tentang semua itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Heh cungkring lo ganti nomer baru?"
"Uhuk! Uhuk! bajingan" Umpat Ruka di selingi batuknya karena barusan Rama, temannya yang paling genter menonyor kepalanya dari belakang hingga membuat tersedak nurdin jeruk yang sedang di minumnya.
"Kring seleb amat pertanyaan gue nggak di jawab" Rama duduk di samping Aksa yang anteng mengerjakan tugas melalui laptopnya.
Ruka mendelik, menatap sinis Rama yang sering menyebutkan cungkring ya walaupun memang kenyataan tapi tidak perlu di perjelas dengan sebutan seperti itu.
"Cungkring cungkring gini 'barang' gue lebih gede ya daripada punya lo, bantet jiakahaha" Ruka balas meledek dengan wajah songong nya membuat Rama ingin melepas sepatu nya yang sudah tidak di cuci sebulan dan menyodorkan nya di hidung Ruka.
Aksa yang mendengar itu terkekeh kecil tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"Yang ketawa masuk neraka" Ucap Rama membuat Aksa langsung merapat kan bibir.
"Heh sipit cungkring enak aja lo ngatain punya gue bantet, gini-gini cewek gue puas ya kalau pas main" Lanjut Rama dengan bangganya.
Ruka dan Aksa saling menatap dengan alis terangkat seperti meledak Rama lalu menggelengkan kepalanya.
"Ish ish ish tak patut tak patut, nggak takut lo Ram kalau sampe cewek-cewek lo hamidun? Bisa-bisa lo di amuk keluarganya kalau mereka sampe hamil semua tapi lo nggak mau tanggung jawab" Ucap Ruka lalu mengecek handphone barunya yang terpaksa ia terima karena Pharita, alasannya untuk pekerjaan Ruka selama menjadi pengasuh Alden. Jika sudah 1 bulan Ruka bisa mengembalikan handphone nya pada Pharita.
"Ya jangan sampe lah....eh nyolong Ipong darimana lo?" Rama yang ngeh dengan handphone baru Ruka langsung mengambilnya, membolak-balikan nya seperti melihat barang yang sangat langka,"Anjay Paramex"
Aksa tidak kuat menahan tawanya saat mendengar ucapan Rama, laki-laki yang biasanya terlihat kalem itu tertawa sangat lepas sampai memukul-mukul meja, begitu juga dengan Ruka yang bahkan hampir guling-guling di lantai.
"Pro Max bego bukan Paramex, Paramex mah obat sakit kepala" Kini giliran Ruka yang balas dendam menonyor kepala Rama dengan keras.
Rama mengerucutkan bibirnya sambil mengusap kepalanya yang barusan di tonyor Ruka,"Salah dikit doang, btw lo habis pesugihan dimana Ka bisa dapetin nih HP mehong?"
Ruka dan Aksa saling menatap lagi, Ruka seakan meminta pendapat pada Aksa untuk memberi tau Rama atau tidak karena Rama itu walaupun pintar tapi pelupa dan ember, berakhir beritanya menyebar kemana-mana.
Akhirnya Ruka yang memutuskan saat Aksa menggeleng tanda tidak tau,"Huft~ lo janji dulu nggak bakal ember kalau gue cerita gimana caranya gue dapet nih HP"