X

648 135 143
                                    

|Attention|

🎬3860 word 🎬



🎬3860 word 🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Saat membuka matanya hal pertama yang Ruka lihat adalah langit-langit rumah sakit yang berwarna putih. Ia lalu melihat ke sekeliling dan menghentikan pandangan nya ke arah pinggir ranjang saat melihat perempuan yang tertidur dengan posisi duduk di sana. Ah perempuan tadi, pikir Ruka.

Ia bangkit dari posisi tidurnya dan sambil meringis saat merasakan kepalanya masih terasa sakit. Pergerakannya itu membuat Julia terbangun, perempuan itu menetralkan pandangan dan sedikit terkejut ketika melihat ternyata Ruka sudah bangun.

"Ruka kamu udah bangun dari tadi?" Tanya Julia.

Ruka tidak menjawab, ia bingung ketika mendengar Julia yang memanggilnya dengan namanya. Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya atau Julia mengetahui namanya dari KTP di dompetnya?

"Kepalanya masih pusing?" Tanya Julia lagi, kali ini sambil menyentuh tangan Ruka yang tidak di infus.

"Sedikit," Jawab Ruka sambil menarik tangannya yang di sentuh Julia,"Mbaknya yang nungguin saya dari tadi?"

Julia yang melihat Ruka menarik tangannya pun tersenyum tipis lalu menggangguk,"Iya, aku yang dari tadi nemenin kamu di sini"

"Alden dimana?" Tanya Ruka.

Julia menunjuk ke sofa dimana Alden tengah tertidur pulas di sana, sedangkan kedua anaknya sudah di antarkan supirnya pulang terlebih dahulu karena hari sudah menjelang malam.

"Dia nangisin kamu terus tadi, takut Papa nya kenapa-napa dan akhirnya ketiduran karena kecapean habis nangis" Jelas Julia tersenyum lembut melihat Alden yang memang terlihat mirip dengan Ruka.

Ruka sempat terkejut karena Julia mengira jika ia adalah Papa Alden.

"Saya buk-"

Brak!!

Pintu di buka kasar oleh seseorang yang tidak lain adalah Pharita. Dengan raut wajah khawatir nya wanita itu menghampiri Ruka dan langsung memeluk tubuh laki-laki itu erat, saking eratnya hingga Ruka bisa mendengar suara detak jantung Pharita yang berdetak begitu cepat.

"Kamu kenapa? Kenapa tidak mengabari saya kalau kamu masuk rumah sakit?" Tanya Pharita, melepaskan pelukan dan menangkup pipi tirus Ruka.

Julia yang ingin memberikan waktu untuk mereka yang di anggap nya suami istri itu akhirnya pamit keluar dari ruang rawat Ruka.

"Maaf Tante" Hanya ucapan maaf yang Ruka lontarkan untuk Pharita.

Bagaimana bisa ia mengabari jika tadi kepalanya sangat pusing dan setelah itu ia langsung pingsan dan baru sadar saat hari sudah malam.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang