"Saya cuma anak petani emang pantas buat bersanding sama orang kaya raya kayak Tante Rita?"- Aruka Cipto Prayoga
"Ketika kamu benar-benar mencintai seseorang, usia, jarak, tinggi, berat, harta... Itu hanya angka. Saya nggak peduli tentang semua itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi dan Nancy yang sedari tadi siang mencari Ruka pun tidak bisa tidur, pasalnya laki-laki itu tidak ada kabar sama sekali setelah tadi pagi ia menemui nya. Nancy takut terjadi apa-apa dengan pujaan hatinya itu, ia sudah mencoba menghubungi Aksa dan Rama tapi kedua teman Ruka itu tidak mengetahui keberadaan si sipit titisan kukang itu.
"Please dong Ruka angkat, jangan bikin aku khawatir kayak gini" Gumam Nancy putus asa sambil mencoba menghubungi Ruka, mungkin sudah seratus kali lebih ia mencoba menghubungi nya tapi tidak ada satupun panggilan terjawab.
Sedangkan di sisi lain, Ruka yang tengah berada di bar bersama Canny dan teman-temannya sudah teler karena ini pertama kalinya ia mencoba meminum minuman ber kadar alkohol tinggi.
Sedari tadi Ruka terus meracau tidak jelas, di pangkuannya sudah ada wanita penghibur yang mencoba menggodanya sambil menggesekkan pantat nya ke selangkangan Ruka. Ruka tentu terangsang, bahkan miliknya sudah bangun di balik celana ketatnya.
"Shhh enak banget" Ucapnya saat wanita penghibur itu semakin menekan pantat nya.
"Mau ke kamar sekarang ganteng?" Tawar wanita itu yang hanya di jawab anggukan oleh Ruka.
Wanita penghibur itu tersenyum lalu beranjak dari pangkuan Ruka, setelah itu membantu Ruka yang sempoyongan berjalan ke kamar kosong, tapi....
Bruk!!
Tubuh lemah Ruka langsung ambruk di lantai ketika wanita yang tadi membantunya berjalan melepaskan rangkulan nya karena tiba-tiba ada yang menarik kasar tangan wanita penghibur itu.
"Beraninya kamu menyentuh milik saya" Ucapan dingin itu keluar dari mulut Pharita.
Perempuan berwajah datar itu yang barusan menarik tangan si wanita penghibur, tatapan matanya yang tajam dan dingin membuat wanita penghibur itu langsung merinding di buatnya. Tubuhnya bahkan gemetar tidak karuan setelah menyadari siapa wanita yang berada di hadapannya sekarang ini.
"No-nona Pha-Pharita, sa-saya minta maaf saya tidak tau kalau laki-laki ini milik nona" Ucap wanita penghibur itu menundukkan kepala nya.
"Pergi sekarang" Usir Pharita sambil menatap Ruka yang mencoba bangun dari lantai.
"Ba-baik nona, sekali lagi saya minta maaf. Pe-permisi"
Sepergi nya wanita penghibur itu Pharita menyuruh bodyguard nya melalui tatapan matanya untuk mengangkat Ruka. Kedua bodyguard berbadan kekar itu lalu menghampiri Ruka dan dengan hati-hati membawa Ruka keluar dari club itu, dua bodyguard Pharita yang lainnya membawa Canny yang juga mabuk, bedanya adik Pharita itu di bawa dengan cara di seret sesuai permintaan Pharita tentunya.