Hari demi hari teruss berlalu tetapi tidak ada perubahan pada penyakit nanon.bahkan saat ini hidup nanon bergantung pada alat-alat rumah sakit untuk penopang hidupnya.ohm masih setia menemani nanon di rumah sakit ia bahkan sudah melewatkan kuliahnya. Saat ini yang ada di benaknya hanyalah kesembuhan nanon.
"Ohm" itu suara papah nanon , ia memanggil ohm dan menyuruhnya untuk keluar terlebih dahulu dari ruangan nanon.
"Saya sudah bicara pada dokter, kita hanya perlu menunggu waktu itu tiba" ujar lelaki itu dengan sendu. Ohm tak menjawab apapun ia terlampau kesal kepada orang di depannya ini , bagaimana mungkin ada orang tua yg tega membiarkan anaknya pergi secepat mungkin.
"Saya dan mamanya nanon sudah ikhlas , kita ga mau menyulitkan nanon dia sudah merasakan sakit cukup lama maka kami memutuskan untuk mencabut alat -alat itu " ohm dengan lantang menatap wajah papanya nanon dengan tajam.
"Jadi om memilih nanon untuk mati gitu?" Ujar ohm penuh dengan emosi.
"Jika ada harapan saya ingin putra saya hidup lebih lama , tapi itu tidak mungkin untuk keadaan nanon sekarang. Alat itu menyakiti dirinya ohm kita terlihat egois jika terus memaksanya berjuang " air mata jatuh dari pria yang berstatus sebagai orang tua dari nanon. Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya tersiksa seperti itu.
"Ikhlaskan nanon yah ohm" setelahnya pria itu pergi meninggalkan ohm yang terduduk lemas .
"Dokter pasien di ruang 023 jantungnya berhenti berdetak" ohm bangkit setelah mendengar jika nanon mengalami sekarat. Ia langsung kembali ke ruangan nanon dengan berlari sekencang mungkin tak perduli jika dirinya menabrak banyak orang .
Di sana kedua orangtua nanon sedang menangis mereka saling menguatkan satu sama lain.
"14:06 waktu kematian pasien" setelah mendengar hal tersebut, mama dari nanon mengalami pingsan . Begitupun dengan ohm ia terduduk kaku mendengar info yang baru saja ia dapatkan.
Dunianya sudah tidak ada , dunianya meninggalkan dia untuk yang kedua kalinya. Ohm bangkit dari duduknya lalu ia masuk keruangan tersebut tanpa permisi.
"Aku ikhlas non" ohm mencium kening nanon , tubuhnya sudah terbuujur kaku Bahakan mata indahnya sudah tertutup dengan rapat tetapi ada senyum yang terlihat di wajah nanon . Melihat hal itu membuat ohm meneteskan air matanya untuk yang kesekian kalinya.
Cintanya telah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
***
Di lain sisi Perth masih menatap lekat layar ponselnya,ia masih belum bisa percaya akan info yang di berikan oleh sang sahabat. Jujur perth merasa kehilangan biar bagaimanapun nanon adalah pria yang pernah ia sukai. Setelah mendengar kabar jika nanon menghembuskan nafas terakhirnya Perth masih tetap menyangkal.
"Kita kerumah duka sekarang?" Tanya Gemini membuyarkan lamunan perth yang masih terus menatap layar ponselnya.
"Rasanya kaya mimpi gem , baru beberapa hari yang lalu gua jenguk dia , dan dia terlihat sehat" ujar Perth masih tak percaya jika nanon telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
P A S T
General Fiction"Jika 99% orang mengatakan bahwa masa lalu menjadi pemenangnya ,maka aku adalah 1% yg tetap mengatakan bahwa orang baru adalah pemenangnya , karena yg terbaik ga akan mungkin jadi masa lalu" _lengso abinaya_