57 - Kecewa

7 2 0
                                    

Hari demi hari Alora jalani hidup dengan tenang sambil mengurus kehamilan nya yang dia khawatir kan bagaimana jika ia benar hamil anak dari abang kandung nya sendiri

Semenjak hari itu Zio sudah kembali ke kota dan menyebar berita bahwa Alora di makan harimau. Alhasil anak anak Phantom, Asgard, dan Vortex terkejut dan kembali ke desa

Saat baru disana mereka terkejut bahwa Alora yang sedang terduduk manis di atas bukit menikmati sunset. Alora melihat ada keramaian di bawah pun terkejut

"Lah? Ngapain lagi mereka kemari rame rame" pikir Alora turun dari bukit

"Ada apa??" Tanya Alora

"Kata si bontot ini lo di makan harimau" ucap Daren membekap mulut Zio. Alora menatap malas ke arah Zio membuka sendal nya dan..

Plak

"Ngadi ngadi lo kata gue di makan harimau" kesal Alora

"Ya ya maap.. waktu itu kan.."

"Suara hp gue.. puas lo"

"Oo oh... ya ya maap.." ampun Zio tersenyum manis ke arah Daren

"Al.. boleh bicara sebentar.." ajak Albern, tadinya Alora ragu namun mau tak mau ia pun mengangguk dan menjauh dari sana

"Sini aja... udah lumayan jauh dari mereka.. ada apa kak?" Tanya Alora

"Boleh aku memegang perut kamu.." ucap Albern dengan hati hati

"Tentu" dengan pelan Albern pun memegang perut Alora dan berkata

"Hai.. aku gaktau kamu anak siapa, yang jelas jika kamu anakku.. aku akan berusaha menjaga dan merawatmu.. begitupun sebaliknya.. jangan nakal nakal di dalam perut mama yaa.." Alora menatap iba ke arah Albern membuatnya teringat dengan masa kecil nya dulu saat masih bersama

"Al.. aku minta maaf udah ninggalin kamu dan ikut mama waktu itu.." ucap Albern menunduk

"Sudahlah kak.. ga ada yang perlu di sesali... semua sudah terjadi, kakak pergi dengan mama juga.. atas paksaan dari mama kan.."

"Tapi tetap aja aku merasa bersalah dari awal harusnya aku tau dan sadar kalau kamu adik kandung ku.."

"Kak.. masa lalu cukup menjadi pelajaran buat kita kedepannya.. yang perlu kita pikirkan ya masa depan, ga ada guna nya kakak mikirin masa lalu yang sama sekali ga akan ada pengaruhnya buat kita.."

"Maafkan aku.." Alora menatap abang kandung yang benar benar ia rindukan itu dan memeluknya erat selayak nya adik menyemangati saudara nya

"Apa kabar nenek sayang??" Tanya Albern, namun pertanyaan itu membuat Alora menunduk sedih

"Apa abang gatau.. nenek sudah lama pergi kak.. bibi Flora.. apa kakak belum pernah di ajak berkunjung?? Disana lah rumah nenek kak.. makanya aku senang disini" ucap Alora tersenyum

"Ah maafkan aku.. semenjak orangtua kita pisah, mama benar benar membatasi hubungan aku dengan keluarga yang lain, termasuk kamu"

"Apa ada kaitannya ya kak sama aku masuk ke sekolah swasta nya mama" pikir Alora

"Mungkin.. tapi entahlah, prestasi kamu kan juga tinggi.." senyum Albern kepada Alora

"Iyaaa juga yaa.. hahaha.."

"Al.."

"Hm??"

"Apa.. kamu ga ada niatan buat.. balikan sama bang Revin?? Atau balik tinggal di kota deh.. biar abang bisa jagain kamu" mendengar ucapan Albern itu Alora langsung menggeleng nolak ajakannya

"Alora nyaman disini kak.. tenang.."

"Tapi bang Rev.."

"Aku mohon jangan pernah sebut nama itu lagi... please.."

Alora StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang