✨HAPPY READING✨
Dalam senja yang memudar, empat pangeran dari Amarantha yaitu Kenneth, Jamie, Zaron, dan George melangkah dengan hati-hati di jalan-jalan sempit desa perbatasan antara Amarantha dan Mandalore.
Mereka mengenakan pakaian lusuh penduduk biasa, menyembunyikan identitas mereka sebagai bangsawan. Tujuan mereka kali ini bukan sekadar kunjungan, melainkan penyelidikan. Desa yang awalnya damai itu kini dilanda penyakit misterius yang belum ada namanya.
Di salah satu rumah penduduk yang sederhana, mereka menemukan seorang pria yang terbaring kaku di atas dipan jerami.
Matanya terbuka lebar, namun manik matanya telah berubah putih sepenuhnya, tak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Jaringan darah di bawah kulitnya tampak menghitam, dan sesekali tubuhnya kejang perlahan.
George berjongkok di samping pria itu, mengulurkan tangan dengan hati-hati, meletakkan telapak tangannya di atas tangan si penderita. Cahaya lembut keluar dari tangannya, menandakan upaya penyembuhan. Namun setelah beberapa saat, wajah George tampak muram.
"Tak ada yang bisa kudeteksi," ucapnya sambil menarik kembali tangannya. "Seolah-olah penyakit ini berasal dari sesuatu yang bahkan kekuatan penyembuhanku tak bisa kenali."
Kenneth mengerutkan dahi. "Apa mungkin ini semacam sihir kegelapan?"
"Atau mungkin racun?" Zaron menambahkan. "Tapi tidak ada tanda-tanda fisik yang umum untuk racun."
Jamie, yang lebih banyak diam, memandangi pria yang tak sadarkan diri itu dengan serius. "Kita harus mencari tahu lebih banyak. Apakah ini hanya terjadi di desa ini atau menyebar ke perbatasan Mandalore juga?"
Mereka meninggalkan rumah itu dengan perasaan was-was, berjalan melalui jalan-jalan desa yang sepi dan penuh kecemasan. Di perjalanan, mereka berbincang, mencoba merumuskan kemungkinan dari mana penyakit ini berasal.
"Kalau ini benar-benar semacam sihir, itu akan menjelaskan kenapa kekuatan George tak berpengaruh," ucap Kenneth
"Aku merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar sihir atau racun," Jamie menyahut. "Tapi aku tak yakin apa itu."
Tak lama kemudian, mereka melihat tiga sosok yang tak asing di kejauhan, sama-sama menyamar dengan pakaian penduduk biasa. Mereka saling bertemu tatapan, dan akhirnya pangeran-pangeran itu saling mengenali. Pangeran Jerk dan Dallas dan Arthur dari Mandalore berjalan menghampiri mereka.
"Pangeran Amarantha?" Jerk berkata dengan nada datar, mengangguk pada George dan yang lainnya.
George membalas dengan anggukan. "Mandalore?"
"Apa kalian juga menyelidiki penyakit ini?" Dallas bertanya, nadanya lebih terbuka.
"Ya, kami sudah melihat lebih dari sepuluh orang di desa ini terkena penyakit yang sama," jawab Kenneth. "Kalian tahu sesuatu tentang ini?"
"Kami baru tiba di sini, tapi ada laporan serupa di perbatasan Mandalore. Warga mulai ketakutan," jawab Arthur.
Meskipun selama ini hubungan antara para pangeran dari tiga kerajaan terbesar itu terbatas pada saling mengenal, tidak pernah bekerja sama, situasi kali ini membuat mereka sadar bahwa kekuatan gabungan mereka mungkin dibutuhkan untuk mengungkap rahasia penyakit ini.
Mereka memutuskan untuk sementara mengesampingkan rivalitas mereka dan bekerja sama mencari asal-usul penyakit misterius ini.
Dengan suasana yang lebih serius, ketujuh pangeran itu berjalan bersama menyusuri desa yang sepi, bertekad untuk menemukan jawabannya, meski apa yang akan mereka temukan masih menjadi misteri besar yang mengancam keseimbangan kedua kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Imbalance In My World
Fantasy|| Na Jaemin ft. Nct Dream || Apakah kalian percaya dengan kata 'Dunia Paralel' ? Baru baru ini Jeremy merasa tertarik akan konsep Dunia Paralel, ia mencari tau segala yang beruhubungan dengan kata itu. Walaupun dengan kesadaran penuh Jeremy menyang...