✨HAPPY READING✨
Dalam sebuah ruangan kelas yang sederhana, dinding-dindingnya dicat warna pastel dan terdapat beberapa poster sejarah kerajaan, para pangeran dan putri duduk di atas bangku kayu yang tidak teratur. Cahaya matahari masuk melalui jendela kecil yang terletak di sisi ruangan, menciptakan suasana hangat meski sederhana.
Di depan kelas, seorang pengajar berusia paruh baya berdiri di dekat papan tulis, menjelaskan dengan penuh semangat tentang peristiwa sejarah yang membentuk kerajaan mereka. Suaranya bergema di dalam ruangan, dan ia sesekali mengajak murid-muridnya berdiskusi.
Master Sal atau yang biasa kita panggil Kakek Sal, bersama Miss Victoria dan Master Dawn.
Siapa sangka Kakek Sal akan menuruti undangan untuk mengisi materi di Ironclass? biasanya ia akan menolak karna kondisi badannya yang sudah tidak sekuat dulu dulu.
Namun kini ia datang, bukan tanpa alasan, ia akan mengisi materi penting hari ini, materi yang belum pernah tersampaikan sebelumnya.
ia tiba disini semalam, ditemani sang cucu, Shevarta. Dan beberapa prajurit. mungkin inilah sebabnya semalam Mirie ada disini, ia mungkin ikut bersama kakek Sal dan Shevarta.
Pangeran Maverick duduk di bangku depan, tampak gelisah dengan jari-jari yang mengetuk meja. Di sampingnya, Pangeran Kenneth mendengarkan dengan seksama, mencatat poin-poin penting dalam buku catatannya. Pangeran Jamie, yang duduk di barisan belakang, tampak lebih tertarik pada jendela, memandangi pohon-pohon yang bergetar tertiup angin.
Di sisi lain, para putri juga terlibat dalam pelajaran. Putri Ivelle duduk tegak, matanya tidak lepas dari pengajar, berusaha menyerap setiap informasi. Di sampingnya, Putri Lucia sesekali menguap, namun terlihat tertarik saat mendengar kisah tentang pahlawan-pahlawan dari kerajaan lain.
Ruangan ini mungkin tidak megah, tetapi suasana yang hangat dan interaksi antara mereka menciptakan kenangan berharga. Mereka saling berbagi tawa dan pandangan, menyadari bahwa meskipun berasal dari latar belakang berbeda, mereka semua berada di sini untuk belajar dan tumbuh bersama.
Miss Victoria memulai dengan suara lembut namun tegas. "Hari ini, kita akan membahas ramalan yang sangat penting dalam sejarah negeri Astraloria, yaitu tentang Blazeveil. Apakah ada yang pernah mendengar tentang ramalan ini sebelumnya?"
Pangeran Erland, mengangkat tangannya. "Saya pernah mendengar tentang Blazeveil, Miss. Itu tentang para kesatria yang terlahir di masa Bulan Merah, kan?"
Miss Victoria tersenyum dan mengangguk. "Benar sekali, Blazeveil adalah nama yang diberikan untuk para kesatria yang konon akan terlahir pada masa Bulan Merah, sebuah tanda bahwa kejahatan mulai merajalela di negeri Astraloria. Bulan Merah bukan hanya fenomena langit biasa, tetapi sebuah simbol dari ketidakseimbangan dan konflik besar yang akan terjadi di negeri ini."
Master Sal, yang berdiri di sebelah Miss Victoria, menambahkan, "Bulan Merah akan terjadi ketika kejahatan mencapai puncaknya. Tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah Blazeveil yang akan terlahir, namun yang jelas, mereka memiliki kekuatan luar biasa untuk membawa keseimbangan kembali."
Pangeran Sean, yang dikenal suka berdebat, mengangkat tangan dengan ragu. "Tapi, bagaimana kita tahu kalau Blazeveil ini benar-benar ada? Bagaimana jika mereka hanya mitos?"
Master Dawn tersenyum tipis, lalu berbicara. "Pertanyaan bagus, Pangeran. Banyak yang berpikir demikian, karena ramalan ini sudah berusia ribuan tahun. Namun, sudah ada tanda-tanda kecil yang muncul. Nyssa sang ahli bintang pun sudah mulai merasakan kehadiran bulan merah."
Putri Chatie, yang tampak lebih penasaran dari biasanya, angkat bicara. "Dan, siapa Laviena? Saya sering mendengar nama itu, tapi tidak pernah sepenuhnya mengerti. Bukankah Laviena hampir selalu ada disetiap kejadian sejarah? apakah kali ini dia juga akan muncul?"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Imbalance In My World
Fantasy|| Na Jaemin ft. Nct Dream || Apakah kalian percaya dengan kata 'Dunia Paralel' ? Baru baru ini Jeremy merasa tertarik akan konsep Dunia Paralel, ia mencari tau segala yang beruhubungan dengan kata itu. Walaupun dengan kesadaran penuh Jeremy menyang...